Kalimat (b) di atas adalah kalimat yang mengandung gaya bahasa personifikasi karena menyebut ombak --sebagai benda mati-- melakukan aktivitas seperti manusia yaitu berkejar-kejaran. Maksud kalimat (b) adalah menceritakan pengalamanku melihat ombak di laut yang ditiup angin.
Kalimat (c) di atas adalah kalimat yang mengandung gaya bahasa personifikasi karena menyebut daun --sebagai benda mati-- melakukan aktivitas seperti manusia yaitu melambai-lambai. Maksud kalimat (c) adalah menceritakan daun yang bergerak karena ditiup angin.
B. Majas Hiperbola
Majas Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu atau membesar-besarkan kenyataan yang sebenarnya. Gaya bahasa ini sering digunakan oleh kebanyakan orang, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam karya sastra (seperti cerpen dan novel).Â
Tujuan penggunaan gaya bahasa hiperbola adalah a) agar sesuatu yang kita sampaikan tampak hebat, b) membuat orang lain takjub dan terpengaruh (ter-sugesti), serta c) memberikan humor atau semangat kepada orang lain.
Contoh penggunaan gaya bahasa hiperbola dalam kehidupan sehari-hari
(a) Panasnya cuaca siang ini membuat kepalaku mendidih.
(b) Saat kau mengagetkanku, rasanya, jantungku hampir copot.
(c) Kamu bawa apa saja? Berat tasmu itu seribu ton.
Kalimat (a) di atas menceritakan bahwa cuaca yang panas membuat kepala mendidih. Kalimat ini menggunakan gaya bahasa hiperbola karena mengandung sesuatu yang berlebihan yaitu "kepalaku mendidih".Â
Dalam kenyataannya, sepanas apapun cuaca, tidak akan membuat kepala mendidih. Jika kepala mendidih, pasti membuat orang tersebut meninggal. Maksud dari kalimat (a) yakni menceritakan cuaca panas yang membuat kepala juga kepanasan, bukan mendidih.