Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik idealis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Ajari Anak Toilet Training

27 Juni 2021   17:26 Diperbarui: 27 Juni 2021   17:32 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: asianparent.com

Pada umumnya, masyarakat memakaikan popok kepada si buah hati. Selain dirasa praktis, popok juga bisa mencegah tercecernya najis (dari BAK dan BAB anak) di rumah. Namun, orang tua harus menyadari bahwa tidak selamanya anak menggunakan popok. Popok semestinya hanya dipakai ketika masih bayi.

Di kala ia sudah mulai bisa berjalan dan mulai bisa diajak berkomunikasi yaitu menjelang usia 2 tahun, si anak harus mulai diajari untuk melepas popok. Selanjutnya, dia dilatih untuk buang air kecil dan buang air besar di toilet. Hal itu bertujuan melatih anak untuk bisa mandiri dan bertanggung jawab atas memenuhi kebutuhannya sendiri serta melatih hidup normal seperti manusia pada umumnya.

Meskipun kemampuan setiap anak berbeda-beda dalam menerima pelajaran baru, satu hal yang harus ada di benak orang tua yaitu melatih anak untuk buang hajat di toilet (toilet training) itu mudah dilakukan. Berikut ini tipsnya berdasarkan pengalaman penulis sendiri.

1. Sugesti dan ajak berpikir 

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk memulai toilet training ialah melakukan sugesti secara berulang kepada anak bahwa dia sudah waktunya lepas popok. Butuh ketekunan orang tua untuk mendorong dan mengajak anak berpikir bahwa dia sudah mulai tumbuh besar dan harus hidup seperti manusia normal yaitu tanpa popok.

Meskipun pada awalnya, si kecil masing sering tidak menggubris langkah pertama ini, tapi orang tua teruslah melakukan hal ini. Percayalah, cara ini kelak akan membekas kepada si kecil.

2. Perkenalkan buku cerita toilet training

Tips selanjutnya ialah orang tua perlu membeli buku cerita anak-anak yang isinya tentang toilet training. Selanjutnya, ceritakan isi buku tersebut kepada si kecil. Tekankan nama tokoh beserta gambarnya di buku itu kepada si kecil. Hal ini bertujuan agar si kecil mau meneladani tokoh tersebut yaitu pipis atau pup di toilet. Jika hal tersebut terus dilakukan secara berulang, si kecil nantinya akan punya gambaran tentang memulai toilet training.

3. Lepas popok dan ajak ke toilet tiap satu jam

Langkah selanjutnya ialah lepas popok si kecil saat dia terjaga (bukan saat tidur). Pada awalnya, orang tua harus mengajak si kecil untuk pipis atau pup ke toilet tiap satu jam sekali. Pantau perkembangan si kecil selama beberapa hari. Setelah ada perkembangan yakni si kecil sedikit mulai bisa mengontrol diri jika harus ke toilet, renggangkan durasi untuk mengajaknya ke toilet, misal diubah menjadi tiap 2 jam sekali.

4. Lepas popok saat tidur

Setelah melewati langkah ketiga di atas, si kecil mulai diajari lepas popok saat mau tidur. Supaya tidak mengompol, ajak si kecil pipis sebelum tidur. Ada dua penyebab si kecil mengompol yaitu suhu udara yang dingin dan banyaknya minum di malam hari. Jika satu atau dua penyebab itu ada, orang tua harus waspada jika si kecil bakal mengompol. Untuk berjaga-jaga, berilah perlak yang tidak tembus air untuk alas tidur si kecil agar ompolannya tidak kemana-mana.

5. Berilah reward terhadap perkembangan si kecil

Oh ya, orang tua juga perlu memberikan reward atau penghargaan kepada si kecil saat dia mengikuti toilet training ini. Sekecil apapun perkembangan yang ditunjukkan oleh si buah hati, orang tua harus bersyukur dan bangga. Sebagai bentuk rasa syukur atau bangga, berilah si buah hati hadiah seperti makanan kesukaannya, mainan, diajak jalan-jalan, dan sebagainya.

Demikianlah kelima tips sederhana toilet training berdasarkan pengalaman pribadi. Kelima tips ini saling berhubungan dan tidak dapat diabaikan satu poin pun. Jadi, jika orang tua akan melakukan tips pada poin 3 atau 4, maka tips pada poin 1, 2, dan 5 juga harus tetap dijalankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun