Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik idealis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Isra Mikraj, Belajar Meraih Keimanan yang Kuat dari Abu Bakar

16 Maret 2021   08:15 Diperbarui: 16 Maret 2021   11:45 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mistertuso.blogspot.com

Manusia, alam semesta, dan kehidupan (termasuk hewan dan tumbuhan) adalah ciptaan (dalam bahasa Arab disebut makhluk). Ketiganya itu memiliki kesamaan yaitu a) tidak bisa memiliki kekuatan di luar kemampuannya berarti lemah; b) tidak bisa melampaui usia yang berlaku pada umumnya berarti terbatas; dan c) tidak bisa hidup / ada sendirian tanpa kehadiran pihak lain berarti bergantung atau membutuhkan yang lain. Alhasil, manusia, alam semesta, dan kehidupan memiliki tiga kesamaan yaitu lemah, terbatas, dan membutuhkan yang lain.

Pencipta adalah dzat yang menciptakan makhluk maka Pencipta harus berbeda dengan makhluk. Maka dari itu, Pencipta tidak boleh lemah, terbatas, dan bergantung dengan yang lain. Sehingga, Pencipta itu harus maha kuasa; azali yaitu tidak berawal dan tidak berakhir (termasuk tidak dilahirkan dan tidak mati); dan Pencipta itu harus esa / hanya satu karena Dia tidak membutuhkan adanya Pencipta yang lain. Dari sinilah, kita dapat meyakini bahwa Pencipta itu hanyalah Allah subhanahu wa ta'ala.

Orang-orang yang memiliki keimanan yang kuat kepada Allah, ia akan kuat untuk menjaga keimanannya sampai kapan pun. Kita dapat belajar dari kisah Bilal bin Rabah. Saat jadi budak, ia disiksa oleh tuannya karena ketahuan masuk Islam. Karena kuatnya keimanan Bilal, ia tetap dalam keadaan Islam meskipun disiksa berkali-kali. Bahkan saat ditindih batu, kata yang selalu ia ucapkan adalah "Ahad, Ahad, Ahad" yang maksudnya adalah Allah itu Satu, Allah itu Satu, Allah itu Satu. Tidak ada sesembahan lain selain Allah subhanahu wa ta'ala.

 Kedua, Beriman kepada Rasulullah

Pencipta menciptakan makhluk pasti memiliki tujuan. Karena Pencipta tidak sama dengan makhluk, maka butuh perantara antara keduanya untuk mengetahui tujuan tersebut. Perantara itu disebut Rasulullah (utusan Allah).

Jika diibaratkan pabrik alat elektronik, pabrik akan membuat alat elektronik pasti disertai dengan buku petunjuk penggunaan. Begitu pula Allah menciptakan makhluk, Allah akan membuat buku petunjuk (yaitu Al-Qur'an) agar manusia sesuai dengan maksud Allah menciptakannya.

Dari penjelasan ini, kita dapat simpulkan bahwa kita membutuhkan kehadiran nabi atau rasul sebagai perantara yang menerima penjelasan dari Pencipta dan kemudian ia menyampaikannya kepada umat manusia. Tanpa kehadiran nabi atau rasul, manusia akan beribadah ngawur atau sesuka hati sehingga tidak sesuai dengan maksud dari Pencipta.

Nabi dan Rasul kita adalah Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam. Nah, agar kita memiliki keimanan yang kuat bahwa beliau benar-benar nabi dan rasul, maka satu-satunya cara adalah kita buktikan buku petunjuk yang beliau bawa yaitu Al-Qur'an. Jika Al-Qur'an ini terbukti benar, secara otomatis pembawanya juga benar.

Orang-orang yang memiliki keimanan yang kuat kepada Rasulullah Muhammad, ia akan kuat memegang dan menjalankan perintah rasul. Bahkan, ia tidak ragu untuk mewujudkan perkataan rasul seperti Sultan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel. Ia sangat yakin dengan perkataan nabi bahwa kota heraklius itu akan ditaklukkan lebih dulu sebelum kota Roma. Sehingga, Muhamad Al-Fatih beserta pasukannya berusaha secara maksimal untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Pada akhirnya, kota tersebut benar-benar ditaklukkan dan menjadi wilayah kekuasaan Islam.

Ketiga, Beriman kepada Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah kitab yang berbahasa Arab. Maka dari itu, kitab ini memiliki tiga kemungkinan yaitu Al-Qur'an: a) dibuat oleh orang Arab; b) dibuat oleh Muhammad; c) dibuat oleh Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun