Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Kaprah Penjelasan di Buku Sekolah, Ini Perbedaan Nabi dan Rasul yang Benar

9 Oktober 2020   23:20 Diperbarui: 28 Oktober 2020   21:45 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diedit dari muslimobsession.com

Selama belajar di sekolah umum, penulis mendapati pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang nabi dan rasul. Buku-buku pelajaran sekolah itu menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan antara nabi dan rasul.  Persamaan keduanya ialah sama-sama laki-laki yang telah Allah pilih untuk menerima wahyu. Adapun perbedaannya, wahyu yang diterima rasul wajib disampaikan (baca: didakwahkan) kepada umatnya, sedangkan wahyu yang diterima oleh nabi tidak wajib disampaikan kepada umatnya.

Jika dipelajari dengan cermat, kita akan menyadari bahwa definisi tentang nabi dan rasul tersebut ternyata salah kaprah. Mengapa bisa demikian? Berikut ini penjelasannya.

1. Dakwah itu wajib bagi semua 

Dakwah adalah aktivitas utama bagi utusan Allah yaitu nabi dan rasul. Bahkan, kita pun --sebagai manusia biasa, bukan utusan Allah--- juga turut mendapat kewajiban untuk berdakwah. Kewajiban ini telah dijelaskan dalam banyak dalil baik dari Alquran seperti dalam surat Ali Imron ayat 104, maupun dari hadits seperti hadits riwayat Muslim tentang perintah untuk mengubah (menghentikan) kemungkaran lewat tangan atau lisan.

Jadi, jika nabi sebagai manusia utusan Allah yang menerima wahyu tapi tidak wajib untuk berdakwah, lantas tugasnya apa? Tentu definisi tentang nabi --sebagai manusia pilihan yang mendapat wahyu tapi tidak wajib mendakwahkan wahyu tersebut kepada umatnya-- adalah definisi yang salah kaprah dan tidak sesuai dalil dan fakta.

Terjadinya salah kaprah dalam membedakan antara nabi dan rasul ini sebagai akibat dari sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan). Pasalnya, paham sekuler ini telah meracuni umat dan membuat umat beranggapan bahwa mengemban dakwah hanya dilakukan oleh para rasul. Padahal tugas mulia ini adalah amanah dan kewajiban bagi seluruh hambanya yang beriman.

2. Sama seperti rasul, nabi juga dimusuhi

Jika kita membaca dan mempelajari surat Al-Baqarah ayat 87, kita akan dapati kisah dari banyak nabi yang --tidak disebutkan namanya-- dibunuh oleh umatnya sendiri, yaitu bani israil. Pernahkah kita bertanya, mengapa para nabi itu dibunuh? Jawabannya ialah karena para nabi itu melakukan dakwah yaitu amar ma'ruf nahi mungkar. 

Dalam aktivitas dakwah tersebut, para nabi menyerukan umatnya untuk menyembah dan taat kepada Allah, bukan kepada yang lain. Karena ajaran tauhid yang dibawa para nabi ini dianggap aneh dan menyimpang oleh kaumnya, akhirnya kaumnya membunuh nabi-nabi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa nabi juga memiliki kewajiban yang sama dengan rasul yaitu berdakwah.

 3. Bedanya nabi dan rasul

Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa tugas nabi dan rasul adalah berdakwah yaitu mengajak umatnya untuk mentauhidkan Allah. Lantas apa perbedaan dari keduanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun