Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tujuh Langkah Menyapih Anak dari ASI

7 Oktober 2020   22:19 Diperbarui: 7 Oktober 2020   22:23 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air susu ibu (ASI) adalah kebutuhan utama bagi si kecil. Meskipun pada usia 6 bulan si kecil sudah aman untuk mendapatkan makanan pendamping, namun ASI harus terus diberikan sampai si kecil mendekati usia 2 tahun. Apabila si kecil sudah mendekati usia 2 tahun, maka pada saat itu sudah waktunya si kecil disapih. Menyapih si kecil di usia 2 adalah perintah Allah. Allah berfirman: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan ..." (TQS. Al-Baqarah: 233)

Menyapih anak memang tidak mudah. Namun, berdasarkan pengalaman pribadi, menyapih anak ternyata juga tidak begitu sulit. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan oleh orang tua sampai berhasil membuat si anak berhenti minum ASI dan mulai mengonsumsi makanan. Berikut ini tahapan dalam menyapih si kecil berdasarkan pengalaman pribadi yang tentunya telah dicoba dan berhasil.

1. Awali dengan sounding atau sugesti terus menerus

Tahap pertama dalam menyapih anak adalah dengan melakukan sounding atau sugesti yang berulang-ulang. Caranya ialah mengatakan kepada anak bahwa dirinya sudah besar dan sudah waktunya berhenti minum ASI. Sugesti ini harus dilakukan beberapa minggu sebelum si kecil benar-benar lepas dari ASI. Jika lama kelamaan sugesti ini dilakukan, si anak akan hafal dan memahami maksudnya.

2. Alihkan ke mainan

Tahap selanjutnya ialah setiap kali si kecil merengek ingin meminta ASI, orang tua harus bisa cari cara untuk mengalihkan perhatian si kecil ke mainan yang disukainya. Hal ini pun juga butuh waktu sehingga perhatian si kecil ke ASI bisa terminimalisir. Agar tahap dua ini bisa dilakukan, orang tua perlu membelikan mainan yang menarik perhatian si kecil.

3. Berikan makanan mengenyangkan

Orang tua juga perlu menyiapkan makanan kesukaan si kecil. Selain itu, orang tua juga perlu berkreasi untuk membuat menu makanan yang menarik si kecil untuk memakannya. Jika si kecil sering kenyak karena suka makan, perhatiannya kepada ASI juga akan semakin berkurang.

4. Siapkan susu formula

Tahap selanjutnya ialah orang tua perlu menyiapkan susu formula yang cocok untuk si kecil. Tahap ini terkadang dilewati oleh sebagian orang tua namun ada juga yang menjalankannya. Akan tetapi, tidak ada salahnya si anak diberi susu formula sebagai pengganti ASI karena susu formula memiliki kandungan gizi yang juga dibutuhkan oleh si kecil dalam tahap tumbuh kembangnya.

Tahap ini sebenarnya sangat mudah bagi anak yang sebelumnya mengonsumsi susu formula sebagai makanan tambahan. Namun, bagi anak yang belum pernah minum susu formula, orang tua perlu melakukan observasi. Sebab, tidak semua susu formula itu cocok bagi si kecil. Susu formula yang tidak cocok bagi si kecil bisa menyebabkan si kecil diare, sakit, demam, muntah, dan sebagainya.

Terkait tahap ini, orang tua juga perlu sadari bahwa pemberian susu formula lewat dot kepada anak jangan sampai terlalu lama hingga sampai bertahun-tahun. Susu formula mengandung banyak gula sehingga tidak baik untuk gigi. Anak perlu dilatih untuk bisa menyikat giginya agar tidak rusak karena gula yang terkandung dalam susu formula tersebut.

5. Curahkan perhatian lebih kepada si kecil

Pada masa menyapih anak ini, orang tua perlu memberikan perhatian dan kasih sayang lebih kepada anak. Sebab, mereka akan melewati satu fase kemandirian dengan berhenti minum ASI. Fase ini tentunya berat bagi sebagian anak karena mulai fase ini si kecil belajar untuk tidak memeluk tubuh ibunya dengan tujuan menyedot puting ibu. Dengan begitu, si anak akan merasa kehilangan satu momen kasih sayang orang tua. Oleh sebab itu, orang tua perlu memberikan perhatian dan kasih sayang lebih agar si anak bisa menerima dan melewati fase ini.

6. Cari trik menidurkan anak

Satu keadaan yang sulit bagi anak untuk tidak mimik ASI ialah saat menjelang tidur. Maka dari itu, orang tua perlu mencari trik cara menidurkan anak tanpa harus minum ASI. Trik yang pernah dicoba penulis ialah dengan mengajak jalan-jalan naik motor saat mau tidur siang dan malam. Setelah perjalanan sekitar 10 menit-an, baru si kecil bisa terlelap tidur. Trik lainnya bisa dengan mengajak si kecil melakukan permainan yang menyenangkan tapi menguras energi. Dengan begitu, si kecil akan capek sehingga lebih mudah terlelap.

7. Oleskan temu hitam

Tahapan terakhir dari menyapih anak adalah mengoleskan temu hitam, temu lawak, atau tanaman obat lainnya (yang tidak berbahaya) ke payudara ibu. Dengan payudara diolesi sesuatu yang pahit, anak akan benar-benar berhenti dari minum ASI.

Tahap ini mungkin terasa sangat keras atau kejam karena seperti memaksa anak untuk tidak minum ASI. Tapi, jika tahap 1 sampai 6 sudah dijalankan dengan baik, tahap 7 ini tidak akan terasa berat bagi si anak untuk benar-benar putus dari ASI. Toh, tanaman obat seperti temu hitam, temu lawak, kunyit, atau yang lainnya adalah tanaman yang tidak berbahaya dan justru banyak dikonsumsi oleh orang dewasa.

Meskipun demikian, tahap ini dilakukan sebagai langkah terakhir jika si kecil masih belum bisa sempurna meninggalkan ASI. Adapun bagi anak yang sudah berhasil berhenti minum ASI setelah menjalankan tahap 1 sampai 6, orang tua tidak perlu melakukan tahap 7 ini.

Demikianlah tahap-tahap menyapih si kecil agar berhenti minum ASI. Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun