Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik idealis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al Quran Mukjizat? Tiga Tantangan Allah ini Buktinya

16 Juli 2020   20:09 Diperbarui: 3 Juni 2021   17:13 2670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pastinya sudah mengetahui bahwa kitab yang diturunkan kepada Muhammad Saw yaitu Al-Quran merupakan mu'jizat terbesar yang pernah ada. 

Namun, pernahkah kita berpikir mengapa hanya Al-Qur'an yang menjadi mu'jizat, sedangkan kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya tidak disebut mu'jizat? Mengapa pula Al-Qur'an disebut sebagai mu'jizat terbesar? Berikut penjelasannya.

Al-Qur'an sebagai Mu'jizat

Jika ada yang mengatakan bahwa mu'jizat adalah suatu keajaiban, maka pendapat itu tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, kemu'jizatan Al-Qur'an tidak sama seperti kemukjizatan yang dimiliki oleh nabi-nabi sebelumnya yang terdengar ajaib. 

Untuk memahami secara lengkap tentang maksud Al-Qur'an sebagai mu'jizat, ada dua hal yang harus kita pahami terlebih dahulu, yaitu dari aspek definisi dan aspek sejarah turunnya mu'jizat itu.

Baca juga : Ada Mujizat dalam Bersyukur, Benarkah?

Pertama dari aspek definisi, mu'jizat secara bahasa berarti i'jaz (melemahkan). Orang atau pelaku yang bisa melemahkan disebut mu'jiz. Kalau pelaku tersebut kemampuan melemahkannya melebihi lawan-lawannya, maka disebut mu'jizat. Dinamakan mu'jizat karena manusia di hadapan mu'jizat ini menjadi lemah (tidak mampu) mendatangkan hal yang semisal / serupa.

Kedua dari aspek sejarah, jika ditinjau dari sejarah diturunkannya Al-Qur'an, pada saat itu sastra Arab sedang mencapai puncak kejayaannya. Hal ini membuat masyarakat Arab pada saat ini mempelajari dan membanggakan syair Arab.

Berdasarkan kedua aspek ini, kita bisa mengetahui maksud Al-Qur'ran menjadi mu'jizat yaitu Al-Qur'an mampu mengalahkan atau melemahkan syair Arab sehingga membuat ayat-ayat dalam Al-Qur'an lebih bagus dan lebih indah dari pada syair-syair Arab yang telah dibanggakan oleh masyarakat Arab pada saat itu. 

Baca juga : Melihat Keselarasan Nilai Pancasila dengan Al Quran

Untuk menunjukkan kemu'jizatannya, Allah Swt menantang siapa saja yang tidak percaya Al-Qur'an adalah kalamullah untuk membuat syair-syair yang semisal Al-Qur'an.

Tantangan Allah

Berikut 3 tantangan Allah kepada masyarakat Arab untuk membuat syair yang mampu mengalahkan Al-Qur'an.

a) Menantang orang Arab membuat satu kiab semisal Al-Qur'an

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Isra': 88)

b) Menantang orang Arab membuat sepuluh surat semisal Al-Qur'an

Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS. Hud: 13)

Baca juga : Tiada Hari Tanpa Membaca Al Quran walau Satu Ayat

c) Menantang orang Arab membuat satu surat semisal Al-Qur'an
Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar". (QS. Yunus: 38)

Meskipun ayat ini telah berumur 14 abad lamanya, hingga saat ini tidak ada orang yang mampu membuat karya yang semisal Al-Qur'an. Kalau pun ada orang yang mencoba membuat syair-syair untuk menandingi Al-Qur'an, niscaya orang yang ahli dalam bahasa Arab langsung tahu bahwa hal itu bukanlah firman Allah, melainkan buatan manusia. 

Hal itu pernah terjadi pada nabi palsu Musailamah Al-Kadzab. Saat dia membuat syair yang bermaksud ingin menandingi firman Allah yang baru turun yaitu surat Al-Ashr, orang yang mendengarkannya pun yaitu Amru bin Ash (pada saat itu Amru masih jahiliyah) langsung mengetahui bahwa hal itu hanyalah syair, bukan wahyu. Amru berkata: "Demi Allah, sesungguhnya kamu sendiri tahu bahwa sesungguhnya aku mengetahui kalau kamu berdusta".

Begitulah penjelasan mengapa Al-Quran menjadi mu'jizat. Hal inilah menjadi alasan mengapa Al-Qur'an tetap terpelihara sampai sekarang dari tangan orang-orang yang ingin mengubahnya. Berbeda halnya dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi sebelumnya yang bisa diubah oleh tangan orang-orang jahil.

Allah menurunkan mu'jizat kepada nabi dengan tujuan untuk menguatkan status kenabiannya sehingga umatnya menjadi percaya kepadanya. Jika masih ada orang yang tidak percaya terhadap kenabian dan kerasulan Muhammad Saw., silakan penuhi tantangan Allah sesuai dengan 3 ayat Al-Qur'an di atas! Jika tidak mampu memenuhi tantangan tersebut, seharusnya dia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan mempercayai Al-Qur'an adalah kalamullah.

Al-Quran Mu'jizat Terbesar

Mu'jizat para nabi sebelumnya (termasuk mu'jizat Nabi Muhammad Saw selain Al-Qur'an) terbatas pada ruang dan waktu. Maksudnya, mu'jizat itu hanya bisa dirasakan atau disaksikan pada tempat dan waktu tertentu. 

Jika sudah terjadi, maka tidak bisa terulang lagi. Begitu pula, jika pemilik mu'jizat sudah wafat, maka mu'jizat itu hilang. Berbeda halnya dengan Al-Qur'an. Al-Qur'an dikatakan sebagai mu'jizat terbesar karena tetap terpelihara sampai hari kiamat meski pemilik mu'jizat itu yaitu Rasulullah Saw telah wafat. Allah berfirman:

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)

Artikel ini juga dimuat di blog pribadi saya
mistertuso.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun