HAM) Internasional. Tahun 2024, Indonesia mengusung tema "Harmoni Dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas 2045", sejalan dengan visi besar mewujudkan bangsa yang adil, sejahtera, dan inklusif dalam keberagamannya. Namun, di balik perayaan ini, kita juga perlu mengingat betapa pentingnya mengatasi dampak pelanggaran HAM yang masih membayangi, terutama dari sisi kesehatan mental.
Setiap tanggal 10 Desember, dunia memperingati Hari Hak Asasi Manusia (Dampak Pelanggaran HAM pada Kesehatan Mental
Pelanggaran HAM sering meninggalkan luka mendalam, tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikologis. Penelitian menunjukkan bahwa trauma akibat kekerasan, konflik, atau diskriminasi dapat memicu berbagai gangguan kesehatan mental. Berikut adalah beberapa dampak yang paling umum:
1. Dampak Psikologis Langsung
Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD): Korban kekerasan atau konflik, seperti penahanan paksa atau penyiksaan, sering mengalami mimpi buruk, kilas balik trauma, hingga kesulitan menjalani kehidupan normal.
Depresi dan Kecemasan: Perasaan tidak berdaya yang muncul akibat diskriminasi atau kekerasan dapat membuat korban tenggelam dalam isolasi sosial dan rasa kehilangan.
Gangguan Psikosomatik: Tubuh sering kali menjadi cerminan dari stres kronis. Korban melaporkan gangguan tidur, gemetar tanpa sebab, hingga masalah pencernaan.
2. Trauma Psikososial
Trauma tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga komunitas secara kolektif.
Ketakutan Kolektif: Pelanggaran HAM yang sistematis menciptakan budaya ketakutan yang mengekang kebebasan berekspresi.
Alienasi Sosial: Banyak korban merasa kehilangan tempat dalam masyarakat mereka sendiri, sehingga proses pemulihan menjadi lebih sulit.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!