Pada tanggal 14 November, dunia memperingati Hari Diabetes Sedunia 2024 dengan tema yang sangat penting, "Diabetes dan Kesejahteraan" Tahun ini kita diajak untuk melihat diabetes dari sudut pandang yang lebih luas: bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Banyak penelitian menunjukkan bahwa stres dan kecemasan sering kali menjadi tantangan yang dihadapi penderita diabetes, yang bahkan dapat memperburuk kondisi mereka. Maka, bagaimana kita bisa membantu penderita diabetes menjaga kesehatan mental agar mereka juga lebih tangguh secara fisik?
1. Diabetes dan Kesehatan Mental: Tantangan yang Jarang Dibicarakan
Bagi sebagian besar penderita diabetes, menjaga kadar gula darah bukanlah satu-satunya kekhawatiran. Studi oleh Polonsky et al. (2015) mengungkap bahwa banyak pasien mengalami "burnout" dalam proses pemantauan kadar gula darah. Burnout ini muncul akibat ketatnya tuntutan untuk selalu memeriksa dan menjaga pola hidup yang sehat, dan bisa menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan. Mengingat hal ini, terapi dan dukungan psikologis sangat penting untuk membantu pasien mengatasi burnout dan mengembangkan strategi perawatan yang lebih efektif. Dukungan mental bukan sekadar bonus, tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi penderita diabetes yang ingin menjalani hidup berkualitas.
2. Hubungan Diabetes dengan Kecemasan: Memahami Dampaknya pada Kehidupan Sehari-Hari
Penelitian lain dari Smith et al. (2013) menemukan bahwa penderita diabetes cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Hal ini disebabkan oleh stres berkepanjangan yang sering dialami akibat tanggung jawab menjaga kesehatan tubuh. Penderita diabetes harus mengendalikan pola makan, berolahraga, dan mengatur kadar gula darah secara rutin, yang semuanya bisa menjadi beban psikologis yang signifikan. Kecemasan yang timbul tidak hanya memperburuk kualitas hidup, tetapi juga dapat menghambat pengelolaan diabetes itu sendiri. Dengan memperhatikan kesehatan mental, kita dapat membantu mereka lebih fokus dalam merawat diri.
3. Diabetes Distress: Ketika Emosi Mengganggu Pengelolaan Diabetes
Studi dari Fisher et al. (2012) memperkenalkan konsep "diabetes distress" yaitu kondisi emosional yang khusus dialami oleh penderita diabetes karena tekanan untuk menjaga kesehatan mereka secara konsisten. Diabetes distress ini memiliki efek yang mirip dengan kecemasan dan depresi. Emosi ini tidak hanya mengganggu stabilitas mental, tetapi juga berdampak buruk pada kemampuan untuk disiplin dalam merawat diri, yang tentunya berpotensi memperparah kondisi diabetes itu sendiri. Pendekatan perawatan yang holistik dengan memperhatikan kesehatan mental dan fisik akan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes dalam jangka panjang.
4. Peran Dukungan Sosial dan Rasa Percaya Diri dalam Pengelolaan Diabetes
Dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas penderita diabetes lainnya terbukti mampu meringankan beban mental yang dialami penderita. Keberadaan support system dapat memberikan dorongan yang signifikan dalam menjaga rutinitas perawatan diri. Lebih jauh lagi, tingkat kepercayaan diri juga sangat berperan. Menurut para ahli, kepercayaan diri yang baik memungkinkan penderita diabetes untuk lebih menerima diri dan termotivasi dalam menjaga kesehatan mereka.
Hari Diabetes Sedunia 2024 mengingatkan kita bahwa kesehatan mental dan fisik adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam mengelola diabetes. Dengan mengatasi stres, kecemasan, dan burnout melalui pendekatan holistik dan dukungan yang tepat, kita bisa membantu penderita diabetes untuk hidup lebih sehat dan bahagia. Mari jadikan momen ini sebagai pengingat untuk selalu memperhatikan kesehatan mental, karena "Sehatkan Pikiran, Sehatkan Tubuh" adalah kunci utama dalam perjalanan melawan diabetes.
Ayo bersama-sama dukung teman, keluarga, atau orang-orang yang kita kenal yang tengah berjuang melawan diabetes! Bantu mereka menjaga pikiran tetap sehat, karena itulah langkah awal untuk hidup yang lebih berkualitas. Selamat #HariDiabetesSedunia 2024, mari kita tingkatkan kesadaran dan dukungan untuk mereka yang membutuhkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H