Mohon tunggu...
Stress Management Indonesia
Stress Management Indonesia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mental Health Company

Neuroscience, Holistic, and Humanistic solution centre with the healthy start from home based programme. HappySelf by Stress Management Indonesia: https://www.kompasiana.com/happyself

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingkah Punya Kemampuan Multitasking? | Written by Nanda

19 November 2022   23:00 Diperbarui: 6 Januari 2023   11:01 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Matthew Henry

Multitasking sering kali dilakoni oleh pekerja dari berbagai bidang, mulai dari pekerja kantoran pekerja lepas, hingga buruh lapangan. Multitasking adalah salah satu cara untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan dengan membagi fokus pada lebih dari 1 pekerjaan disaat yang bersamaan. Multitasking, bila dilakukan dengan benar, dapat mempercepat selesainya tugas di tempat kerja karena terbaginya tugas dengan sama rata. 

Namun bila kurang terorganisir dan dilakukan secara terburu-buru, multitasking sebenarnya dapat berdampak buruk dan menghambat produktivitas kerja, pemahaman, perhatian, dan kinerja anda secara keseluruhan. Multitasking tidak hanya menghambat pekerjaan anda, multitasking juga bisa mengganggu otak bila anda ceroboh dan menyepelekan pekerjaan Anda.

Pengaruh Fungsi Otak terhadap kemampuan Multitasking

Para ahli di American Psychological Association (APA) Melakukan penelitian terkait multitasking, menyatakan bahwa dalam melakukan multitasking tiap individu memiliki perbedaan kemampuan proses kognitif, fleksibilitas serta fungsional otak (plastisitas) dimana ketiga hal ini diatur oleh kinerja otak serta diperlukan keseimbangan yang sesuai. 

Sementara tiap orang mempunyai perbedaan tingkat kemampuan hal-hal tersebut, ada yang memiliki fleksibilitas tinggi namun ketelitian dalam fungsional rendah begitupun sebaliknya. 

Beberapa orang memiliki pola pikir sendiri-sendiri pada otak, inilah yang membuat beberapa orang 'membutuhkan' atau 'tidak membutuhkan' multitasking. Karena pola pikir ini, ada orang yang sama sekali tidak bisa multitasking, orang yang bisa melakukan multitasking dengan sedikit risiko, dan orang yang butuh multitasking.

Karena beberapa orang memiliki otak yang berbeda, tidak semua orang tidak dapat melakukan dan memproses banyak hal sekaligus. Beberapa sel-sel dan jaringan di otak melakukan sebuah proses untuk memandu anda menyelesaikan tugas. Proses ini terdiri dari:

  • Menentukan tujuan
  • Menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
  • Mengabaikan gangguan yang tidak bersangkutan

Menerapkan proses ini pada multitasking dapat menyebabkan kesalahan kognitif. Contohnya, tidak menyaring informasi yang tepat untuk sebuah tugas penting. Bila dibiarkan berkepanjangan, multitasking dapat merusak konsentrasi anda dan membuat kesalahan serius lainnya.

Ini 4 kekurangan multitasking bila dilakukan dengan ceroboh:

1. Mengganggu Pekerjaan 

Multitasking dapat mengganggu pekerjaan anda dengan beban pekerjaan lainnya. Konsentrasi anda dapat teralihkan dari satu tugas ke tugas lainnya karena anda mendapat informasi-informasi penting pada waktu yang bersamaan. Salah satu tugas penting yang anda kerjakan dapat memakan waktu lebih lama karena anda terlalu fokus untuk mengerjakan tugas-tugas lainnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan multitasking lebih mudah teralihkan, dan mereka bisa mengalami kesulitan memfokuskan perhatian, bahkan ketika mereka tidak mengerjakan banyak tugas sekaligus. Jadi, ada baiknya untuk fokus pada satu tugas dengan baik sebelum fokus pada tugas lainnya.

2. Memperlambat Selesainya Pekerjaan

Multitasking dapat memperlambat produktivitas anda. Mengalihkan konsentrasi Anda untuk mengerjakan dan menyelesaikan banyak tugas sekaligus dapat memakan waktu yang cukup banyak. Tidak hanya itu, tidak banyak tugas dapat dikerjakan dengan instan dan pasti selalu ada tugas yang memakan banyak waktu karena anda harus mengerjakannya dengan tepat dan teliti. 

Multitasking dapat mengacaukan tugas-tugas yang memakan waktu dan menuntut ketelitian, karena anda harus membagi waktu dan konsentrasi pada tugas-tugas lainnya. Sangat disarankan untuk membagi waktu dengan adil dan benar untuk mengerjakan tugas-tugas anda. Cepat atau lambat, tugas anda akan selesai dengan baik bila anda membagi waktu untuk mengerjakannya dengan baik.

3. Merusak Fungsi Eksekutif Otak

Multitasking dikelola oleh fungsi eksekutif pada otak. Fungsi ini mengontrol dan mengelola proses kognitif dan menentukan bagaimana, kapan, dan dalam urutan apa tugas-tugas tertentu dilakukan. 

Bila anda ceroboh, anda bisa saja menukar kebutuhan atau urutan untuk satu tugas ke tugas lainnya, seperti tidak sengaja menukar formulir dengan kertas origami untuk mengisi dokumen penting, dan merebus bawang putih sebelum menghaluskan bumbu masakan anda. 

Seperti yang disarankan pada paragraf-paragraf sebelumnya, anda dapat meluangkan waktu untuk lebih teliti dan fokus pada hal-hal yang anda butuhkan pada tugas tertentu.

4. Menambah Kesalahan Pada Pekerjaan

Seperti yang didiskusikan pada paragraf sebelumnya, multitasking bisa membuat anda lebih rentan  melakukan kesalahan. Terbaginya konsentrasi anda dapat menyebabkan kesalahan serius, seperti belok ke jalan yang salah karena anda terlalu sibuk menelpon rekan kerja ketika mengemudi. Kinerja seseorang akan menjadi lebih rendah saat melakukan banyak tugas.

Salah satu studi tahun 2018 menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua cenderung membuat lebih banyak kesalahan saat mengemudi jika mereka melakukan banyak tugas. Ada baiknya untuk fokus pada beberapa tugas dan pekerjaan yang lebih serius dan membutuhkan banyak konsentrasi terlebih dahulu sebelum memulai mengerjakan hal lainnya.

Menjalankan multitasking berkepanjangan dapat mengganggu kinerja otak anda. Maka dari itu diharapkan anda lebih mengenal diri dan kemampuan anda sendiri. Mau tau informasi tentang pemahaman dan pengenalan diri lebih lanjut? Stress Management Indonesia dapat membantu Anda melalui program dan aplikasi yang sudah kami sediakan di sini. 

Anda dapat melihat layanan kami di semua media sosial untuk menemukan lebih banyak konten seru edukasi mengenai neuroscience dan mental health.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun