Mohon tunggu...
Stress Management Indonesia
Stress Management Indonesia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mental Health Company

Neuroscience, Holistic, and Humanistic solution centre with the healthy start from home based programme. HappySelf by Stress Management Indonesia: https://www.kompasiana.com/happyself

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gangguan Mental dan Peran Refleksi Diri | Written by Denisa

15 September 2022   20:56 Diperbarui: 30 Agustus 2023   18:20 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam peranannya bagi kehidupan manusia, tentunya segala aktivitas yang dilakukan dari mulai bangun tidur sampai mengistirahatkan tubuh bergantung dengan cara kerja otak yang memberi perintah agar sistem indera kita berfungsi dalam menunjang aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. 

Utamanya adalah indera pernapasan dan penciuman, penglihatan, pendengaran sampai kepekaan dalam melakukan semua aktivitas sehari-hari. 

Segala sumber dari penentu hal yang ingin kita lakukan berproses di otak yang menghasilkan sensitivitas bagi kita manusia baik secara internal maupun eksternal. 

Tentunya sensitivitas tersebut dihasilkan melalui sistem saraf pada otak dan hasil distribusinya dapat berbagai macam bentuknya terutama pada sisi emosional. 

Termasuk kedalam sifat tempramental dari sisi biologis karena berkaitan dengan kesadaran serta kemampuan dalam individu HSP mengimbangi lingkungan serta aktivitas sosial. 

Highly Sensitive Person (HSP) atau dapat dikenali dengan Sensory Processing Sensitivity merupakan salah satu bentuk kepribadian yang mengacu terhadap sensitivitas seseorang terhadap stimulus yang dimiliki internal maupun eksternal yang termasuk juga kedalam representasi isyarat emosional dan sosial yang dimiliki seorang individu yang sensitivitasnya lebih tinggi. 

Serta dari literatur yang diteliti, 20-30% populasi manusia memiliki Sensory Processing Sensitivity yang tinggi berdasarkan dari genetik maupun lingkungan. 

Dan dari hal tersebut tentunya berdampak kepada kepekaan pada lingkungan yang saling berkaitan dan berhubungan mulai dari kesehatan, pendidikan, pekerjaan dalam sistem kerja otak.

Dalam penelitian oleh Grimen & Diseth, 2016; Yano, Kase, & Oishi pada tahun 2019, Sensory Processing Sensitivity ditemukan kurang lebih 100 individu dimana dalam penelitian yang dilakukan, HSP yang termasuk gangguan pada sistem saraf ini disebabkan oleh konsentrasi neurotransmitter yaitu molekul dari dalam tubuh yang menyampaikan sinyal dan pesan yang diproses penjembatan antara neuron dari sel saraf pada sel target yang diteliti oleh Rizzo-sierra pada tahun 2012.

Studi literatur dalam gangguan HSP ini ditinjau dari beberapa sumber diantaranya jurnal, database NCBI (National Center for Biotechnology Information) yang hasilnya pada gangguan HSP ini lebih mudah mengalami gangguan akan kesehatan mental diantaranya kecemasan, stress serta mencakup depresi. 

Karena tingginya aktivitas yang terjadi pada otak pada HSP, akan hal tersebut akan menyebabkan overstimulasi atau kerja otak lebih berat daripada non-HSP. 

Terdapat 4 karakteristik Highly Sensitive Person yang dikemukakan oleh Aron, dkk. Ditinjau dalam jurnal ilmiah Tillman, dkk., pada tahun 2019, diantaranya adalah:

1. Penghambatan perilaku, seperti contohnya lebih menahan diri saat akan bertindak dan HSP telah mengenali situasi tersebut karena terjadinya proses pengamatan dari situasi yang telah terjadi sebelumnya. Biasanya hal ini dilakukan karena adanya rasa takut atau dapat disebut dengan antisipasi dalam melakukan atau menghadapi situasi berikutnya.

2. Sensitivitas terhadap rangsangan yang lebih rendah, jadi HSP mudah lelah dalam menerima rangsangan yang dipengaruhi internal (dalam diri) sepertinya ketika ada suara keras atau indera penciuman mencium bau yang sangat menyengat serta dalam hal  eksternal  atau bersifat visual dari luar dirinya seperti rasa sakit dan obat-obatan ditinjau dari jurnal Aron & Aron pada tahun 1997. 

3. Kedalaman pemrosesan sesuatu, seperti contohnya membutuhkan waktu yang cenderung lebih banyak dalam menyelesaikan hal tersebut dalam mendapatkan feedback atau umpan balik atas pemikiran panjang yang telah dilakukan HSP dalam memproses kedalaman informasi. 

4. Reaktivitas emosional, atau mendukung sosialisasi akan HSP dalam reaksinya dalam melakukan aktivitas sosial atau berinteraksi dengan situasi tertentu serta berkaitan dengan emosional. 

Adapun beberapa tips dalam mengatasi Highly Sensitive Person, diantaranya adalah:

1. Peka terhadap hal yang dapat menjadi pemicu sensitivitas emosional

2. Beri mereka ruang dalam memproses informasi yang telah didapat

3. Melakukan meditasi dan latih perhatian penuh

4. Beradaptasi dengan situasi dan ciptakan suasana aman dan nyaman

5. Berkomunikasi secara baik seperti memperhatikan gestur, serta nada bicara

Karena demikian, individu yang memiliki HSP cenderung lebih detail dalam mempersiapkan segala hal. Jika anda atau terdapat orang disekitar anda yang memiliki tingkat sensitif yang tinggi, dapat mencoba beberapa tips di atas serta lebih sadar akan sekitar akan tingkat sensitivitas orang-orang yang tidak semuanya sama.

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5208

http://etheses.uin-malang.ac.id/26028/1/16410149.pdf 

https://psychcentral.com/blog/10-tips-for-highly-sensitive-people#4 

https://www.mindtools.com/pages/article/managing-highly-sensitive-people.htm 

https://www.verywellmind.com/ways-to-cope-with-stress-when-highly-sensitive-4126398 

https://www.gramedia.com/best-seller/highly-sensitive-person/ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun