Mohon tunggu...
Hanung Teguh
Hanung Teguh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya pegawe di kantor pajak nun jauh di Banda Aceh sana...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Si Cantik yang Tersembunyi

6 November 2010   19:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:48 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Well, lama sekali absen dari dunia perkompasianaan. Kangen pengen nulis lagi disini.

Okey, mari sejenak berwisata bersama saya di sebuah pantai tersembunyi yang berlokasi di Banda Aceh. Sebenarnya tidak berlokasi di Banda siih, tepatnya di Aceh Besar. Tapi mungkin bagi para pembaca yang belum pernah menginjakkan kaki di Banda Aceh, bisa jadi belum paham dimana lokasi Aceh Besar. Sebut saja, kota tetangganya Banda Aceh.

Mungkin foto satelit sedikit membantu imajinasi sahabat pembaca. Di ujung barat itulah kota Banda Aceh. Ditandai dengan clip "A" yang nongol berwarna merah.

Yaah, untuk lebih jelasnya saya zoom lagi deh dimana tepatnya kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh ditunjukkan dengan pin "A" yang berwarna merah muda. Lokasi pantai tersembunyi yang akan saya ceritakan terletak di ujung barat daya peta ini. Anda lihat ujung kiri sebelah atas, kesanalah cerita ini bermula.

Mungkin sahabat masih bingung dimana TKP yang saya ceritakan. Maka saya zoom lagi dimana TKP yang akan saya ceritakan. Namanya saja pantai tersembunyi. Tentu saja tempatnya nyempil tidak begitu tampak di peta. Lokasi yang saya tunjukkan adalah pantai berwarna putih yang nampak di sebelah mouse. Itulah lokasi pantai yang akan saya ceritakan.

Pantai ini bukan tempat wisata yang umum dipake buat bermain-main bareng sekeluarga. maklum, jarak yang harus ditempuh bakalan bisa bikin anak-anak nangis seharian. Mendaki bukit kemudian menyelusuri hutan yang lumayan sudah terjamah.

Tempat ini kondang di kalangan anak muda yang suka kemping atau para mencing mania. Tempat yang pas buat menenangkan diri dari ramainya kota serta tempat yang pas buat memancing ikan dengan sukacita.

Lokasi berada sekitar 10-15 kilometer dari kota Banda Aceh. Lumayan ke ujung. Melewati perkampungan yang dulu pernah lantak diterjang tsunami. menyisakan banyak duka dan lara. Ingin tahu berapa tinggi ombak ketika itu?

Ujung dari tugu itulah tinggi GENANGAN air pasca gelombang pertama menerjang. Tinggi ombaknya adalah tinggi tugu itu ditambah 2 meter lagi. Yaah sekitar 9 meter. Sedangkan ketinggian tugu itu sekitar 7 meter.

InsyaAlloh di tulisan yang lain deh mengenai tsunami.

Kami berangkat dari kota jam 9 pagi. FYI, subuh di Banda Aceh saat tulisan ini dibuat sekitar jam 5.30, jadi jam 9 pagi masih lumayan teduh untuk berangkat.

Sisi positifnya kami berangkat jam segitu adalah kami tidak melewati gerombolan sapi yang tengah digembalakan. Sapi-sapi itu sudah mangkal dengan nyaman di pinggir jalan. Di perjalanan sebelumnya ketika kami berangkat lebih pagi, sapai-sapi itu masih antri di jalanan.

Sayang tidak ada gambar yang saya ambil ketika itu. Maklum, jadi joki motor, jadi tak ada kesempatan untuk mengambil gambar. Malah untung saya tidak mengambil gambar. Jika saya ambil gambar, maka akan nampak "sampah-sampah organik" peninggalan antrian sapi tersebut. Tentunya saya tidak mau merusak selera makan sahabat.

Perjalanan dari kota kami tempuh dengan menaiki sepeda motor. Di perjalanan sebelumnya, kami naik sepeda gunung. Tapi kali ini kami ingin sejenak bersantai dari kegiatan yang menguras tenaga tersebut. setelah itu kami menaiki bukit menuju pantai tersembunyi tersebut.

Di balik bukit itulah Si Cantik berada. Kami taruh sepeda motor kami di sebuah peternakan ayam. Lumayan bau juga dengan aroma sampah organik. Tapi pemandangan dan petualangan yang ada mengabaikan ketidaknyamanan itu.

Kok saya jadi inget lagunya Ninja Hattori yah???

"Mendaki gunung, lewati lembah"

"Sungai mengalir indah ke samudera"

Lumayan lama perjalanannya, tapi tidak dalam hitungan jam kok. hanya sekitar 30-45 menit lah kira-kira. Tidak capek banget deh.

Daaaan, akhirnya terpuaskan dengan berbagai pemandangan yang lebih baik dipandang daripada saya ceritakan deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun