Sebanyak 61% responden hanya mengeluarkan uang kurang dari Rp1 juta untuk berinvestasi dari penghasilan bulanan mereka. Lalu, sebanyak 31% responden yang mengeluarkan uang sekitar Rp1 juta sampai Rp5 juta untuk berinvestasi. Ada pula sebanyak 5% responden yang bisa mengeluarkan Rp5 juta sampai Rp10 juta untuk berinvestasi.
Keberagaman jumlah uang yang dikeluarkan untuk berinvestasi menunjukan juga beragamnya alasan masyarakat rela mengeluarkan sejumlah uang tersebut.
Survei ini juga menemukan beberapa tujuan responden melakukan investasi. Mayoritas dari responden sebanyak 36% ingin meningkatkan pendapatan pasif. Lalu, diikuti dengan alasan lainnya seperti persiapan dana darurat, persiapan pensiun, pendidikan anak, dan lainnya.
Jadi, Apa yang Bisa Kita Ketahui Bersama?
Key Takeaway 1
Â
Keputusan untuk berinvestasi sebagian besar masyarakat Indonesia
karena influencer keuangan di media sosial
Kemajuan teknologi sekarang ini membuat masyarakat Indonesia bisa belajar apapun dan di manapun. Seperti belajar tentang investasi, alih-alih membaca buku literasi yang tebal, mendatangi seminar-seminar, kebanyakan dari mereka cukup membuka sosial media dan belajar dari sana.
Hal ini menunjukan kecenderungan masyarakat Indonesia membutuhkan informasi yang singkat, padat, dan jelas. Lalu, masyarakat Indonesia juga cenderung akan lebih engage jika ada 'role model' yang relevan dengan mereka. Hal ini mungkin disebabkan oleh attitude dari role model tersebut yang tidak terkesan menggurui, tetapi tetap menyampaikan informasi yang masyarakat Indonesia butuhkan tentang investasi.
Temuan ini perlu digarisbawahi oleh brand atau para penyedia jasa investasi untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat Indonesia agar bisa menggunakan produk atau jasanya. Tidak lagi perlu hard selling -- tetapi temukan sosok yang relevan dengan target audience-nya.
Dengan menemukan sosok yang relevan, konsumen akan menganggap ada 'teman' yang siap membantu untuk memutuskan perihal investasi. Sebagai catatan tambahan, komunikasi yang perlu dikeluarkan dari sosok ini adalah komunikasi yang straight forward tapi tidak terkesan mendikte.