Mohon tunggu...
StratX KG Media
StratX KG Media Mohon Tunggu... Konsultan - stratx.id

Perusahaan riset dan konsultansi marketing. Berbagi konten mengenai data, temuan, dan riset untuk kembangkan brand dari perspektif manusia dan kultur Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Menghapus Jarak Antara Brand dengan Konsumen

24 Januari 2022   12:00 Diperbarui: 24 Januari 2022   12:02 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi StartX KGMedia

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa pandemi COVID-19 membawa perubahan yang signifikan untuk kegiatan belanja. Sebagian masyarakat Indonesia beralih dari belanja offline ke belanja online.

Belanja online, pada artikel kami sebelumnya -- sudah membahas berbagai dampak yang terjadi pada lingkungan karena masifnya kegiatan tersebut. Melihat dari perspektif lain, belanja online juga membawa dampak tersendiri untuk manusianya.

Semakin dekat dengan teknologi adalah dampak yang dimaksud. Kepemilikan smartphone dan penetrasi internet mendorong masyarakat Indonesia menjadi lebih berkembang dan kritis terhadap sesuatu yang sedang dibicarakan banyak pihak, termasuk untuk perihal belanja online.

Ada satu hal yang masih diraba oleh masyarakat Indonesia, terutama untuk mereka generasi boomers, saat belanja online. Interaksi dengan penjual adalah aktivitas yang biasa mereka lakukan jika berbelanja offline. Tapi, belanja online mengikis aktivitas tersebut.

Sebagian dari mereka belum terbiasa. Hal ini menyebabkan komunikasi yang keliru antara penjual dan pembeli saat belanja online.

Contoh kasus yang menyuat ke permukaan dan viral adalah beberapa pembeli online tidak mau membayar barang yang sudah dibeli karena tidak sesuai, tapi mereka menggunakan metode Cash On Delivery (COD). Alhasil, beberapa video viral tersebut berisikan pembeli online cekcok dengan kurir pengantar barang yang sebenarnya tidak tahu apa-apa karena hanya mengantar barangnya saja.

Melihat kejadian ini, untuk generasi boomers dan generasi di sekitarnya, bisa diinterpretasikan bahwa interaksi dengan penjual masih menjadi poin penting bagi mereka sebelum memutuskan untuk membeli.

Oleh karena itu, ada sisi lain yang brand harus ketahui lebih dalam, yaitu konsumen sebenarnya mau lebih dekat dengan brand tetapi tidak tahu caranya seperti apa.

Dari keresahan ini, StratX KG Media melakukan desk research dan menemukan berbagai insight yang menarik untuk dibahas lebih dalam.

Audience Ingin Lebih Dekat Dengan Brand

Laporan Google di Year in Search 2020 menyebutkan konsumen atau audience di seluruh Indonesia masih aktif berbelanja. Namun, keadaan pandemi yang menghadirkan keterbatasan ini membuat mereka harus mengurangi aktivitas di luar rumah.

Oleh karena itu, mereka memilih belanja dari rumah. Ada yang menarik dari perubahan belanja offline ke belanja online. Hal yang menarik tersebut adalah pencarian kata kunci di Google seperti 'cashless, pay later, dan gratis ongkir' mengalami kenaikan yang signifikan.

Bisa diinterpretasikan bahwa konsumen atau audience menginginkan berbelanja dengan cepat, aman, dan nyaman.

Penetrasi internet yang cepat ditambah dengan rasa keingintahuan yang besar dari konsumen, membuat mereka lebih cerdas dan kritis dalam berinteraksi dan berekspektasi terhadap brand. Akan tetapi, adaptasi jadi hal yang perlu dilewati dengan baik agar proses jual beli secara online bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Insight Untuk Brand

Ada keresahan seperti terbatasnya interaksi antara pembeli dan penjual saat berbelanja online. Bisa diinterpretasikan bahwa fasilitas interaksi yang sudah tersedia di situs, aplikasi, atau tempat online lainnya belum terasa maksimal.

Kata kunci seperti 'cashless, pay later, dan gratis ongkir' bisa diartikan sebagai keinginan konsumen untuk membuat pengalaman berbelanja onlinenya semakin baik.

Apa yang Brand Bisa Lakukan? 

Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa konsumen atau audience menginginkan pengalaman berbelanja online yang maksimal. Hal tersebut bisa dimulai dari cara berinteraksi yang dipermudah, sehingga kejadian seperti kasus yang sudah dijelaskan di atas tidak lagi terjadi.

Dengan ekspektasi yang tinggi, konsumen atau audience menginginkan fitur yang canggih untuk mempermudah komunikasinya dalam berbelanja online. Brand sebaiknya bisa mengakomodir hal ini agar bisa terus memenangkan hati dan kepercayaan konsumennya.

Selain mengembangkan fitur canggih untuk berinteraksi -- brand bisa paralel melakukan investasi di konten kreatif. Salah satu hal yang dilakukan konsumen sebelum membeli barang kebutuhannya secara online adalah melihat ulasan dari barang tersebut.

Hal ini bisa dimanfaatkan oleh brand untuk membuat konten kreatif yang informatif. Brand bisa membuat konten untuk membantu mereka memilih produk atau layanan yang mereka inginkan. Brand juga bisa buat konten tips dan trik -- menggunakan produk atau layanan yang mereka beli.

Untuk membuat semua produk dan layanan semakin jelas -- brand juga bisa membangun komunitas yang sesuai dengan identitas brand. Dengan membangun komunitas -- diharapkan wadah ini bisa jadi sebuah amplifier tersendiri untuk brand dalam memasarkan produk atau layanan.

Dengan komunitas -- ada potensi untuk membuat konsumen atau audience bisa lebih dekat dengan brand.

Salah satu semangat yang bisa diperdalam di strategi komunikasi ini adalah proaktif mendukung pengalaman belanja online semakin baik. Mengingat kondisi pandemi belum bisa diprediksi dengan baik sehingga belanja online masih jadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun