Brand yang berasal dari sektor keuangan seperti bank, fintech, dan lainnya bisa menggunakan fenomena ini sebagai landasan untuk mendekatkan diri dengan target audiencenya.
Fundamental pertama yang brand harus ingat adalah semangat untuk membuat masyarakat tidak lagi terjebak di pinjaman online illegal. Sekalipun dengan latarbelakang memenuhi kebutuhan hidup, brand bisa membuat masyarakat lebih paham dengan pinjaman illegal ini.
Untuk itu, brand bisa mulai dengan komunikasi yang sederhana dan mudah dipahami yang menjelaskan apa itu pinjaman online illegal. Bagaimana pinjol illegal tersebut bisa membuat mereka berada di dalam risiko yang besar.
Kedua, alih-alih memberikan pengetahuan dengan pendekatan yang interaktif, brand sedikit demi sedikit bisa mengomunikasikan produk pinjamannya yang aman. Akan tetapi, hal ini perlu dilakukan sehalus mungkin.
Ketiga, walau mayoritas masyarakat yang terjebak di pinjol illegal adalah mereka yang tergesa-gesa harus mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup -- brand bisa bawa semangat entrepreneurship. Semangat pebisnis ini bisa mengajarkan mereka bahwa meminjam sejumlah uang bisa membuat mereka mandiri asal mereka bisa membuat bisnis sendiri.
Poin ketiga ini bisa dimanfaatkan brand sebagai landasan campaign yang besar. Liputan media yang masif bisa membuat gerakan ini menjadi suara yang besar untuk bebas dari kemiskinan. Alih-alih meminjam untuk dihabiskan, brand bisa mengajarkan mereka untuk meminjam untuk mandiri. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H