Melakoni hobi di sela-sela kesibukan adalah hiburan yang bisa mengobati perasaan seseorang yang sedang terjebak di titik jenuhnya. Bisa dikatakan menyalurkan sebagian energi ke hobi adalah usaha untuk bisa tetap waras.
Terlebih di kondisi pandemi seperti ini. Sudah berjalan hampir tiga tahun, belum ada perubahan yang begitu signifikan di Indonesia terkait segala pembatasan yang diterapkan karena pandemi. Misalnya, masih ada pegawai kantoran yang tetap menjalani kewajibannya dari rumah.
WFH atau work from home jadi rutinitas sebagian orang, di mana alih-alih bisa fokus dengan pekerjaan, tapi terkadang malah multitasking yang tidak karuan. Alhasil, terkadang pekerjaan juga terbengkalai.
Hal ini biasanya terjadi karena titik jenuh seseorang sudah klimaks. Oleh karena itu, salah satu solusi yang bisa diambil adalah melakoni hobi. Mendapat hiburan sesaat yang berharap bisa menyegarkan pikiran.
Salah satu hobi yang menarik untuk mendapatkan spotlight adalah memasak. Memasak di dapur sekarang ini tidak hanya untuk perempuan saja, tapi laki-laki. Lebih menariknya lagi, hobi ini tidak hanya sekedar untuk menghibur diri, tapi ternyata bisa juga mendatangkan cuan.
Namun, apakah pandemi yang memaksa mereka melakoni hobi memasak demi mendapatkan penghasilan tambahan?
Untuk menjawab hal tersebut, StratX KG Media melakukan survey online dan mendapatkan 1.428 audiens KG Media. Dari survey yang sudah dilakukan, ditemukan berbagai insight yang menarik untuk ditelaah lebih dalam.
Berbagai insight menarik ini tentu bisa jadi catatan tersendiri untuk brand sebelum menentukan langkah strategis seperti apa dalam usahanya mendekatkan diri dengan target audience.
Apa yang Mereka Bisa GambarkanÂ
Dari Hobi Memasak?
Mayoritas dari audiens yang mengikuti survey online ini memang menjawab bahwa memasak adalah hobi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Akan tetapi, menariknya adalah 16,8% dari seluruh audiens menyatakan bahwa memasak adalah hobi atau kegiatan yang bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
Mengetahui hobi ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan, mayoritas audiens KG Media juga menyatakan bahwa intensitas mereka untuk memasak bisa setiap hari. Karena intensitas yang tinggi tersebut, mereka juga sering mencari referensi sebelum memasak.
Sumber referensi memasak yang mayoritas audiens KG Media bisa andalkan adalah internet. Berbagai platform mereka kunjungi, terlebih platform video seperti Youtube. Menyusul setelah Youtube adalah Facebook dan Instagram. Kedua platform sosial media tersebut ternyata juga jadi salah satu sumber audiens KG Media dalam mencari referensi memasak.
Hal menarik dari usaha mereka dalam mencari referensi adalah 37,2% dari audiens KG Media mencari referensi memasak dengan mengunjungi komunitas memasak. Poin ini bisa diinterpretasikan bahwa interaksi langsung dengan 'mereka yang lebih berpengalaman' di dalam komunitas masih jadi salah satu acuan audiens KG Media sebagai usahanya mencari referensi memasak.
Bagaimana Dengan Konteks Pandemi?
Pandemi seperti yang sudah diketahui bersama, hal ini membawa begitu banyak perubahan. Berbagai hal baru seperti pembatasan dan penerapan protokol kesehatan di segala sektor dilakukan.
Namun, sepertinya pandemi tidak membuat semangat audiens KG Media ini surut untuk menjalani hobi memasak. Walau adanya pembatasan, justru intensitas memasak naik signifikan. Hal ini dikarenakan oleh banyak audiens yang baru memulai hobi ini.
Temuan menarik lainnya di konteks pandemi ini adalah mayoritas audiens KG Media suka memasak makanan yang simpel atau sederhana dan juga sehat. Hal ini tentu berhubungan kuat dengan pandemi di mana kesehatan menjadi hal yang paling diutamakan.
Mayoritas audiens KG Media yaitu 80,9% menyatakan dan setuju bahwa memasak berpotensi menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan. Lalu, seperti apa menu makanan yang mereka bisa jual?
Audiens KG Media menyebutkan setidaknya ada 4 makanan yang berpotensi mudah untuk dijual dan mendapatkan keuntungan. Seperti cake, makanan tradisional, kue kering, dan roti-rotian adalah 4 makanan yang berpotensi bisa mendatangkan keuntungan.
Akan tetapi, mereka juga mempunyai beberapa tantangan dalam menjalani hobi memasak ini sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 83,6% audiens KG Media menyatakan bahwa modal menjadi tantangan pertama yang harus dilewati.
Kemudian, 54,9% dari mereka menyatakan minimnya peralatan memasak juga jadi kendala. Lalu, 47,1% menyatakan kalau mereka juga minim pengetahuan dalam memasak sehingga hal ini jadi tantangan konkret yang perlu dihadapi.
Insight Untuk Brand
Ada beberapa hal yang perlu brand tandai. Deretan insight ini bisa difasilitasi oleh brand, atau bisa jadi salah satu pilar komunikasi yang bisa disampaikan oleh target audience.
- Mayoritas audiens KG Media setuju bahwa memasak bisa jadi salah satu sumber penghasilan tambahan.
- Dalam mencari referensi memasak, selain Youtube, Facebook dan Instagram yang mereka andalkan, mereka juga suka berinteraksi di komunitas.
- Modal, peralatan memasak, dan pengetahuan memasak jadi tantangan terbesar mereka untuk menjalani hobi ini.
Lalu, Apa yang Brand Bisa Lakukan?
Setelah mengetahui berbagai insight menarik di atas, brand bisa melakukan banyak hal sebagai upaya mendekatkan diri dengan target audiencenya.
Hal pertama yang bisa brand lakukan adalah mengoreksi bagaimana pilar komunikasi yang selama ini sudah dijalankan. Koreksi ini berguna untuk menemukan mana hal yang bisa terus dilakukan dan mana yang tidak.
Hal kedua adalah menentukan peran yang bisa brand mainkan sebagai upaya pendekatan ke target audience. Melihat berbagai tantangan yang sudah disebutkan oleh audiens, menjadi mentor untuk mereka adalah hal yang bisa dicoba brand.
Sebagai mentor, brand bisa memberikan komunikasi yang edukatif. Mulai dari memberitahu bagaimana kemampuan memasak bisa didapatkan, sampai ke memanfaatkan peralatan yang ada untuk memasak.
Hal ketiga yang brand bisa lakukan adalah membakar semangat target audience dengan menggelar kompetisi. Kompetisi online masih direkomendasikan. Hadiah dari kompetisi tersebut bisa dikomunikasikan sebagai penyemangat audiens yang mau menjadikan memasak sebagai salah satu sumber penghasilan tambahannya.
Liputan media dan pemberitaan yang masif bisa jadi langkah tambahan agar apa yang brand lakukan, dalam hal ini adalah kompetisi tersebut, bisa diketahui lebih luas. Hal ini juga berelasi dengan memberikan eksposur kepada target audience brand yang mengikuti kompetisi. Win-win solution.
Terlepas dari beberapa hal yang bisa brand lakukan, salah satu yang fundamental adalah mencerminkan semangat untuk membantu sesama. Pandemi membuat manusia tersadarkan secara penuh bahwa sebagai mahluk sosial, mereka butuh bantuan dari satu sama lainnya. Cerminan ini bisa brand gaungkan sebagai salah satu landasan di strategi selanjutnya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H