"Wow, ini benar-benar luar biasa," ujar Sarah dengan mata berbinar. "Seperti surga yang tersembunyi."
Reza mengangguk setuju. "Inilah yang aku cari. Keindahan alam yang belum banyak diketahui orang. Ini... sempurna." Mereka berdua duduk di tepian kolam, menikmati ketenangan dan keindahan yang mengelilingi mereka. Namun, saat senja mulai menyelimuti lembah, mereka menyadari sesuatu yang tidak biasa.
"Reza, lihat!" Sarah menunjuk ke arah pepohonan di seberang kolam. Dari balik bayangan pepohonan, muncul sosok-sosok kabur yang bergerak perlahan. Mata mereka, merah menyala, menatap tajam ke arah Reza dan Sarah.
"Apa itu?" Reza berdiri dengan cepat, melindungi Sarah di belakangnya. Sosok-sosok itu semakin mendekat, dan kini terlihat jelas bahwa mereka bukanlah manusia, melainkan bayangan-bayangan gelap yang bergerak tanpa suara.
"Kita harus pergi dari sini!" Reza menarik tangan Sarah, berlari menjauh dari lembah. Mereka berlari secepat mungkin, menyusuri jalan setapak yang kini terasa semakin sempit dan gelap. Suara gemericik air dan kicauan burung hilang, digantikan oleh keheningan yang mencekam.
"Reza, apa yang terjadi? Apa mereka mengejar kita?" tanya Sarah dengan napas tersengal, berusaha mempertahankan kecepatan larinya.
"Entahlah, tapi kita harus keluar dari sini secepat mungkin!" jawab Reza sambil menoleh ke belakang, memastikan bayangan-bayangan itu tidak mengikuti mereka.
Namun, ketika mereka merasa sudah aman, jalur setapak tiba-tiba menghilang. Mereka berdiri di tengah hutan yang gelap, dikelilingi oleh pepohonan yang tampak semakin menyeramkan.
"Kita tersesat," bisik Sarah, suaranya dipenuhi ketakutan.
Reza mencoba menenangkan dirinya. "Tenang, kita hanya perlu mencari jalan keluar. Aku yakin, jika kita tetap tenang, kita bisa menemukan jalan kembali."
Mereka berdua mulai berjalan perlahan, mencari tanda-tanda yang bisa membawa mereka keluar dari hutan. Namun, setiap langkah yang mereka ambil terasa seperti membawa mereka semakin dalam ke dalam misteri Lembah Rimba.