Mohon tunggu...
Adinda Ramadhani
Adinda Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Author 📚 || Selflove || Hobby 🌻

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peradaban Amerika Pra-Columbus: Kehidupan Suku Maya 200-250 SM

3 Juni 2024   15:00 Diperbarui: 3 Juni 2024   15:06 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Indian, sebagai populasi asli Amerika, menghuni wilayah tropis di Meksiko dan Peru. Pada masa keemasan mereka, benua Amerika bagian Tengah, khususnya di Meksiko, Guatemala, dan Honduras, menyaksikan berkembangnya beberapa kebudayaan suku Indian, termasuk suku Maya yang terkenal. Suku Maya adalah yang pertama mengembangkan peradaban maju dengan pusat kebudayaan di Guatemala, menonjol dengan tingkat peradaban tinggi dan budaya khas.

Peradaban Maya berkembang selama berabad-abad dan mencapai puncaknya antara tahun 250 dan 900 Masehi, yang dikenal sebagai Periode Klasik. Nenek moyang orang Maya diyakini berasal dari migrasi manusia pertama yang melintasi Bering Land Bridge dari Siberia ke Amerika sekitar 20.000 tahun yang lalu. Setelah sampai di Amerika Utara, kelompok-kelompok ini secara bertahap bergerak ke selatan, mencari sumber daya alam dan lahan subur untuk pertanian.

Pada awal milenium pertama SM, komunitas-komunitas yang nantinya dikenal sebagai Maya mulai menetap di wilayah Mesoamerika. Mereka bertransisi dari kehidupan nomaden menjadi menetap dengan basis pertanian, dengan jagung sebagai tanaman utama yang mendukung pertumbuhan populasi mereka. Dalam beberapa abad, peradaban Maya berkembang pesat dengan menciptakan kota-kota besar seperti Tikal, Palenque, dan Copán, yang menjadi pusat kebudayaan, perdagangan, dan kekuasaan politik.

Sistem Kehidupan Suku Maya

Suku Maya, meskipun sering mengalami konflik antar daerah, tidak pernah dijajah atau disatukan oleh satu negara atau kekaisaran. Sepanjang sejarahnya, wilayah Maya terdiri dari berbagai kelompok masyarakat dan pemerintahan, termasuk negara dan Chifdom. Berbeda dengan negara atau kerajaan lain yang biasanya dicirikan oleh kekompakan dan kerja sama antar daerah, hubungan masyarakat dan pemerintahan suku Maya lebih rumit. Hubungan ini didasarkan pada persekutuan yang saling membantu sekaligus saling bermusuhan dan perebutan kekuasaan, hingga membentuk hubungan vasal. Pada masa tertentu, masyarakat Maya dapat mendirikan pemerintahan setara dengan negara besar pada masanya.

Sistem Politik dan Struktur Sosial

Pada masa pra-klasik, sistem politik Maya berkembang menjadi teopolitik, di mana ideologi elit menjadi justifikasi wewenang penguasa, yang diperkuat lewat pertunjukan umum, ritual, dan agama. Masyarakat Maya pada masa ini terbagi menjadi dua golongan: elit dan rakyat jelata. Seiring bertambahnya populasi, masyarakat menjadi lebih terspesialisasi dan organisasi politik semakin rumit. Pertumbuhan penduduk dan penyerangan antar kerajaan memperkuat segmen masyarakat kaya.

Memasuki masa klasik, masyarakat Maya terbagi menjadi empat golongan:

  1. Raja: Golongan tertinggi yang titahnya harus dijalankan tanpa bantahan.
  2. Elit: Bangsawan atau orang kaya yang dekat dengan raja.
  3. Golongan Menengah: Pengrajin, imam, pejabat berpangkat rendah, pedagang, dan prajurit.
  4. Rakyat Jelata: Petani, hamba, buruh, dan budak.

Kepercayaan dan Tradisi

Suku Maya percaya bahwa roh leluhur dan kehendak alam terkait erat dengan para dewa pencipta mereka. Menurut kepercayaan mereka, penciptaan bumi adalah kehendak dewa angin dan dewa langit, yang disebut Huracan. Mereka meyakini bahwa manusia diciptakan dari kayu atau pepohonan, dengan laki-laki tercipta dari ranting pohon. Ketidakpuasan para dewa terhadap ciptaan sebelumnya, yaitu tumbuhan dan hewan, menyebabkan penciptaan manusia. Konsep penciptaan ini dianggap sebagai putaran waktu kehidupan yang diciptakan oleh para dewa, di mana suku Maya yang lama digantikan oleh yang baru. Suku Maya juga sangat menghormati leluhur mereka, yang dibuktikan dengan tradisi mengubur anggota keluarga di bawah rumah dan memberikan penyembahan sesuai status sosial mereka.

Pertanian dan Perdagangan

Jagung merupakan makanan pokok suku Maya. Selain jagung, mereka menanam cabai, kacang-kacangan, kentang, labu, dan tanaman seperti Agave Americana yang menghasilkan minuman mabuk pukque. Jagung dikonsumsi dengan cara direbus dan dipanggang. Mereka juga menanam kakao dan vanili yang sangat dihargai oleh kaum elit, serta kapas untuk kebutuhan pakaian.

Pada masa pasca klasik, perdagangan suku Maya dimulai dengan menjual budak. Memasuki masa klasik, perdagangan mereka bervariasi dengan produk seperti kakao, obsidian, keramik, tekstil, makanan, minuman, serta lonceng dan kapak tembaga. Biji kakao digunakan sebagai mata uang, dan sering terjadi pemalsuan. Mayoritas pedagang berasal dari golongan menengah, sementara golongan elit hanya berdagang di sekitar tempat tinggal mereka. Karena tidak memiliki hewan pengangkut, suku Maya menggunakan kano untuk transportasi di sungai dan perairan.

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Suku Maya dikenal dengan perkembangan pesat dalam bidang pendidikan, terutama dalam sistem penulisan mereka. Sistem tulisan Maya adalah yang paling maju di Mesoamerika, melebihi aksara Epi-Olmek dan Zapotek. Penulisan Maya bersifat logisilabis, memadukan glif suku kata dengan logogram yang melambangkan kata, menjadikannya sistem terbaik pada masanya. Selain penulisan, suku Maya juga mengembangkan bahasa untuk interaksi serta mempelajari matematika dan astronomi, yang masih relevan dan terus berkembang dalam pelajaran modern.

Peninggalan Suku Maya: Warisan Arsitektur, Ilmu Pengetahuan, dan Astronomi

Arsitektur dan Kota-Kota Besar

Peradaban Maya, yang berkembang dari 2000 SM hingga 1600 SM di Amerika Tengah, meninggalkan peninggalan arsitektur yang mengagumkan. Kuil-kuil, istana, dan observatorium astronomi adalah ciri khas arsitektur Maya. Bangunan Maya sering menggunakan platform bertingkat dan dihiasi dengan relief serta ukiran indah yang menggambarkan dewa-dewa, hewan mitologi, upacara, dan simbol religius. Kuil-kuil Maya berfungsi sebagai pusat praktik keagamaan dan makam untuk penguasa, korban pengorbanan, dan barang berharga. Tidak seperti piramida Mesir yang memiliki puncak lancip, piramida Maya memiliki puncak terpotong dengan bangunan tambahan di atasnya. Kuil terkenal dari peradaban Maya meliputi Kuil Inskripsi, Kuil Prajurit, dan Kuil Kegelapan.

Ilmu Pengetahuan

Suku Maya mengembangkan sistem penulisan yang dikenal sebagai "Glyph". Mereka menggunakan kulit pohon dan kulit rusa sebagai media tulis untuk mencatat peristiwa penting seperti kelahiran dan kematian raja, kegiatan upacara agama, dan ilmu astronomi. Glyph terdiri dari dua jenis: yang pertama menampilkan gambar utuh dari objek yang dimaksud, dan yang kedua menggambarkan sesuatu berdasarkan suku kata.

Ilmu Astronomi

Ilmu astronomi bangsa Maya menawarkan perspektif unik tentang ilmu pengetahuan dan budaya Mesoamerika. Astronomi Maya didokumentasikan dalam sistem penulisan hieroglif yang digunakan jauh sebelum kontak lintas Atlantik. Mereka mengembangkan penanggalan berdasarkan angka dan tanggal tanpa kemampuan mengontekstualisasikannya dengan kejadian lainnya. Salah satu aspek penting dari astronomi Maya adalah konsep "The Great Cycle" atau siklus besar yang berlangsung selama 5.125 tahun, dimulai dari 3113 SM hingga 2012 M. Dalam siklus ini, tata surya dan bumi diyakini bergerak melintasi sinar galaksi yang disebut "Galactic Beam". Bangsa Maya percaya bahwa setelah bumi melintasi sinar ini, akan terjadi perubahan total dalam galaksi, disebut "Galactic Synchronization". Menurut kalender Maya, tanggal 31 Desember 2012 menandai akhir dari peradaban manusia saat ini dan awal dari peradaban baru yang tidak terkait dengan peradaban sebelumnya. Namun, mereka tidak menyebutkan penyebab berakhirnya peradaban ini.

Warisan Maya mencerminkan kecerdasan dan kreativitas luar biasa yang mencakup arsitektur megah, sistem penulisan canggih, dan pemahaman mendalam tentang astronomi. Peninggalan mereka terus menginspirasi dan memikat dunia modern.

Penyebab Kemunduran Suku Maya

Kemunduran peradaban Maya Klasik merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor yang berlangsung selama berabad-abad. Beberapa faktor utama yang menyebabkan kemunduran ini meliputi:

Faktor Lingkungan

  1. Kekeringan: Analisis data iklim menunjukkan bahwa wilayah Maya mengalami periode kekeringan berkepanjangan antara abad ke-8 dan ke-9. Kekurangan air ini berdampak besar pada pertanian dan ketahanan pangan, yang merupakan sumber daya vital bagi peradaban Maya.
  2. Penipisan Sumber Daya: Penebangan hutan, erosi tanah, dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan menyebabkan kerusakan lingkungan dan berkurangnya sumber daya alam penting bagi masyarakat Maya.

Faktor Politik dan Sosial

  1. Perang dan Konflik: Bukti arkeologis menunjukkan adanya konflik dan peperangan antar kerajaan Maya selama periode kemunduran. Perebutan wilayah, sumber daya, dan kekuasaan ini melemahkan stabilitas politik dan sosial.
  2. Ketidakstabilan Internal: Pemberontakan rakyat, perebutan tahta, dan kerusuhan sosial mengganggu sistem pemerintahan dan menghambat pembangunan.
  3. Kesenjangan Sosial: Sistem hierarki Maya yang kaku, dengan elit yang berkuasa dan rakyat jelata yang tertindas, memicu ketegangan dan ketidakpuasan sosial. Hal ini dapat mengakibatkan pemberontakan dan melemahkan kohesi sosial.

Faktor Ekonomi

  1. Gangguan Perdagangan: Jaringan perdagangan yang menghubungkan berbagai kerajaan Maya mungkin terganggu akibat peperangan, kekeringan, atau faktor lainnya. Hal ini menyebabkan kekurangan pasokan barang penting dan melemahkan ekonomi.
  2. Penurunan Populasi: Kombinasi faktor-faktor seperti kekeringan, kelaparan, penyakit, dan perang kemungkinan besar menyebabkan penurunan populasi signifikan di wilayah Maya, memperburuk kondisi sosial dan ekonomi.

Faktor Agama dan Budaya

  1. Krisis Kepercayaan: Terjadi krisis kepercayaan terhadap dewa-dewa dan ritual keagamaan yang dianut masyarakat Maya, melemahkan kohesi sosial dan struktur kekuasaan berbasis tradisi keagamaan.
  2. Perubahan Budaya: Pengaruh budaya luar atau evolusi internal budaya Maya menyebabkan perubahan nilai-nilai dan sistem sosial yang mendasar, berakibat pada kemunduran peradaban.

Kemunduran peradaban Maya Klasik bukan peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba. Proses ini berlangsung selama berabad-abad dan merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor yang saling terkait. Meskipun mengalami kemunduran, masyarakat Maya tidak sepenuhnya punah. Beberapa komunitas Maya masih bertahan hidup di wilayah Mesoamerika hingga saat ini, melestarikan budaya dan tradisi leluhur mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun