Mohon tunggu...
Armul عوض الدين
Armul عوض الدين Mohon Tunggu... -

""السلام عليكم ورحمة الله وبركاته "La taqul ful qabla an yashbaha fil makyul" اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita dalam Al-Qur'an

27 Juli 2010   18:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:33 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jadi, wahai Akhi, Islam telah memerintahkan kepada wanita untuk menutup perhiasannya kecuali di hadapan mereka yang mempunyai hubungan mahram, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat yang mulia dari kitab Allah itu.

KESIMPULAN
Prinsipnya, wahai Akhi, wanita dan pria itu saling memberikan ketenteraman, yang di balik itu terdapat hikmah dari Allah Yang Mahabenar, yaitu untuk melahirkan anak-anaknya dan agar memakmurkan dunia. Barangsiapa keluar dari tujuan ini, ia berarti telah melakukan kerusakan di bumi. Jadi, harus ada perincian hubungan antara wanita dan pria; siapakah yang diberi pembatasan, dan siapa pula yang diberi kebebasan. Pembatasan untuk pihak yang lemah lembut dan tidak mampu menanggung beban berat, sedangkan kebebasan diberikan kepada pihak yang kuat dan memiliki karakter tubuh yang mendukungnya menunaikan tugas perjuangan. Jadi, Islam tidak pernah menzhalimi, tetapi melindungi kehormatan, kesucian, dan hak-hak wanita, seraya merangkai ketenteraman hubungan antara wanita dan pria.

Anda, wahai Akhi, tidak akan menemukan tatanan apa pun yang sejak semula memberikan keluasan gerak bagi wanita, kecuali dalam syariah Islam. Anda tidak akan menemukan hal itu, sekalipun dalam konstitusi Perancis yang bahkan tidak memberikan wewenang penuh kepada wanita untuk mengelola hartanya sendiri.

Islam datang dengan membawa keputusan ini:
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ
Allah berwasiat kepada kalian tentang warisan anak-anak kalian, yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. (QS. An- Nisa': 11)

Hal itu, wahai Akhi, lantaran ada hikmah yang dalam, yaitu bahwa Allah SWT menjadikan wanita sebagai pihak yang disantuni dan diberi nafkah, sedangkan laki-laki dituntut untuk memberikan nafkah. Tetapi, karena wanita masih mempunyai hubungan kekerabatan, maka ia juga harus memperoleh warisan, demi mewujudkan keadilan yang sempurna. Karena itulah ia masih mendapatkan separoh bagian dari anak laki-laki.

Sebagai ringkasan dari apa yang telah saya sampaikan dalam masalah ini, Ikhwan sekalian, saya hendak katakan bahwa Islam pada dasarnya telah menjadikan wanita setara dengan pria dalam asal-usul, keberadaan, dan hak-haknya secara umum. Islam mengakui adanya hubungan timbal-balik antara wanita dengan pria. Kemudian Islam menetapkan kewajiban-kewajiban dan aturan-aturan yang wajib dilaksanakan oleh wanita di atas suatu asas yang menjaga kehormatan wanita, mengiringi karakter-karakter khusus yang dianugerahkan Allah kepada kaum wanita. Kemudian Islam mendidiknya dengan pendidikan yang seutuhnya, dan menjadikan istri-istri Nabi sebagai teladan yang sempurna.
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
Wahai istri-istri Nabi, kalian tidaklah sama dengan wanita lain, jika kalian bertaqwa. Maka janganlah kalian lembut dalam ber- bicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (QS. Al-Ahzab: 32)

Kemudian, Allah juga menyertakan istri-istri kaum mukminin pada umumnya beserta istri-istri Nabi.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, putri-putrimu, dan istri-istri kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. (QS. Al-Ah^ab: 59)

Anda, wahai Akhi, menemukan bahwa Allah Yang Mahabenar SWT telah menjadikan wanita sebagai perumpamaan bagi orang-orang beriman dan orang-orang kafir.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ * وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آَمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), 'Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.' Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, Wahai Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim'. (At-Tahrim: 10-11)

Setelah ini, wahai Akhi, Anda menemukan perpaduan yang indah:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perem- puan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang meme-lihara kehormatannya, serta laki- laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al- Ahzab: 35)

Adalah kenyataan, wahai Akhi, bahwa Islam tidak pernah berbuat semena-mena dan zhalim. Islam dan karakter manusia serta realitas kehidupan seiring sejalan, sebagaimana yang telah diciptakan oleh Tuhan manusia dan kehidupan itu sendiri.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam kepada penghulu kita: Muhammad, segenap keluarga, dan sahabatnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun