“Enjoy Jakarta”
Tag line yang menggugah; melihat Jakarta dari sisi lain
“Enjoy Jakarta” sebuah tag line iklan di Televisi, begitu menggugah saya untuk melihat lebih jauh makna di baliknya. Melalui tag line iklan tersebut, tulisan ini memberikan gambaran dari perspektif pribadi. Sekilas saya melihat Jakarta sebagai kota yang bertumbuh begitu cepat, gedung-gedung baru menjulang tinggi, mall-mall bertebaran di penjuru kota, pertumbuhan jalan pun tidak kalah angkuhnya berseliweran diantara gedung bertingkat. Begitupun dengan laju jumlah kendaraan yang meningkat. Tak heran Jakarta di begitu padat, yang mengalami puncak kemacetan di sore menjelang malam. Segala pertumbuhan di Jakarta layaknya sebuah simbol yang membuka peluang untuk ikut bertumbuh dalam laju dinamikanya. Orang akan memandangnya sebagai simbol kemajuan. Nah, apabila kemajuan dijadikan simbol, apa yang kemudian terjadi? Orang-orang mulai berpikir, dan bertanya ; “mengapa saya tidak ikut serta dalam kemajuan tersebut?”
Seperti yang sedang terjadi sekarang ini, adalah urbanisasi dengan berbondong-bondongnya masyarakat daerah yang ingin mengadu nasib dan peruntungan di Jakarta. Hal lumrah apabila masyarakat kemudian memenuhi Jakarta karena alasan ingin merasakan dan ikut terlibat dalam kemajuan tersebut. Apakah ada yang salah dari symbol kemajuan tersebut? Sehingga membuat masyarakat memenuhi Jakarta? Tidak ada yang salah apabila manusia menguji diri untuk mencari sebuah kesempatan. Mungkin yang diperlukan saat ini adalah bagaimana paradigm “kemajuan” tersebut tidak hanya diletakkan pada pembangunan fisik semata. Maka kita bisa lihat sekarang, Jakarta penuh sesak, dan pada saat itu pula muncul budaya baru yang memberikan pengaruh pada kondisi social masyarakat.
Jakarta tetaplah Jakarta, dengan segala permasalahannya tetaplah menampakkan auranya. Menarik dan masih menarik walaupun segala cibiran-sindiran sampai pada kritikan datang menghujam. Bahkan seorang teman dari daerah sempat melontarkan updatenya, ”5 tahun lagi Jakarta akan tenggelam”, hanya orang bodoh yang ingin hidup di Jakarta,” begitu katanya di Facebook. Saya hargai pandangan teman tadi, mungkin komentar yang terlontar sebatas sisi gelapnya saja. Sisi gelap yang mungkin belum terselesaikan sampai sekarang, yaitu “banjir”. Nah dari keruwetan permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat, tag line “enjoy Jakarta” sepertinya memberikan keseimbangan sudut pandang. Dua kata tersebut, seakan mengubah sudut pandang, mencoba menampilkan kesan mendalam untuk tidak hanya melihat sisi negatifnya saja, melainkan menikmati Jakarta dari sisi yang lain.
Saya pribadi, sebagai warga yang tinggal di Jakarta, tentulah punya harapan bagi kota ini. Pengalaman bermacet ria maupun banjir pun saya alami. Terkadang batin pun menyeruak untuk menghentikan langkah ini. “Memang gila Jakarta ini,” batin saya sembari berada di tengah kemacetan. “Simbol Negara yang benar-benar maju,” sindir saya. Apapun ungkapan isi hati saya, tidaklah mengubah keadaan. Jakarta tetaplah akan seperti ini, entah sampai kapan. Pastilah dengan kondisi Jakarta yang penuh sesak, saya tidaklah menyerah. Ada sudut pandang lain, supaya ada keseimbangan pola pikir sehingga kenikmatan lain pun bisa dirasakan oleh setiap orang. Nah, bagaimana kita bisa mengkondisikan Jakarta lebih baik, bersumber dari mindset: “melihat Jakarta dari sisi lain”. Sisi yang menampilkan nostalgia masa lalu, keangkuhan bangunan kolonial, jejak sejarah ke-Islaman, kapal-kapal yang bersandar di Sunda Kelapa, Gereja Tua, kota taman menteng, geliat perekonomian kaum tionghoa sejak dulu di kawasan glodok, kuliner sampai pada kehidupan masyarakat Betawi yang masih terjaga budayanya. Sisi inilah menurut saya sebagai penyeimbang, merujuk pada tag line “enjoy Jakarta”, wisatawan diajak untuk melihat sisi ini sebagai oleh-oleh positif dari Jakarta. “Enjoy Jakarta” disampaikan untuk mengaduk emosi, mendorong orang merasakan sendiri kenyamanan Jakarta. Selamat Ulang Tahun Kota Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H