Berandai Anies Baswedan jadi menteri pendidikan
Saya hendak berandai-andai, bagaimana jika Anies Baswedan menjadi menteri pendidikan. Di tengah carut marut dunia pendidikan di Indonesia, sejak hampir mungkin 20 tahun atau lebih tidak ada gebrakan mengenai mau dibawa kemana pendidikan kita. Lebih lebih di tengah UN yang masih menyisakan beberapa pertanyaan terkait dengan kebocoran soal yang katanya oknum, namun kok lebih dari 1 orang pelakunya. Pertanyaannya mengapa Anies?
Kembali pada filosofi pendidikan yang mengajak peserta didik memunyai kemampuan hidup mandiri di tengah perubahan perubahan di sekelilingnya. Dan Anies memunyai roh mengajak pendidikan kearah yang sudah tepat. Selama ini pendidikan hanya sebatas, tinjauan tinjauan kognitif yang masih meminimkan psikomotorik. Nah apa yang sudah Anies lakukan selama ini adalah mambangun kembali kerangka berpikir untuk mengembalikan roh pendidikan pada tujuan semula yaitu, menyiapkan mental bagi generasi terdidik agar berani hidup mandiri. Bukan hanya cerdas secara intelektual namun juga diperlukan kemampuan dalam mengelola mental untuk menentukan tujuan hidup kedepannya.
Anies adalah sosok muda yang memperjuangkan nilai-nilai pendidikan supaya dimengerti oleh semua orang. Tidak sebatas pada ruang ruang kelas namun mengajak orang tua menjadi pendidik yang utama di tengah keluarga. Inilah yang jarang dipahami oleh orang tua. Karena selama ini orang tua, sepertinya sudah menyerahkan 100% anaknya ke pihak sekolah. Paradigma ini haruslah diubah supaya orang tua menyiapkan diri sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
Lebih dari pada itu Anies merupakan sosok yang tidak hanya cerdas tapi punya jiwa mendidik sehingga apabila Ia menjadi menteri pendidikan tentu saja akan mereformasi  kementrian pendidikan, termasuk mendorong para guru kembali pada tugas dan perannya bagi kemajuan pendidikan. Namun apabila diminta memilih, antara Anies Baswedan dan Renald Kasali, agak sulit untuk memutuskan karena keduanya adalah sosok sosok yang terpanggil untuk membangun fondasi dasar manusia yaitu pendidikan. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H