Mohon tunggu...
Sahashika Sudantha
Sahashika Sudantha Mohon Tunggu... Freelancer - Telling stories until mine echo with meaning.

Holds a Bachelor’s degree in International Relations, with a focus on the issues of Palestine, Rohingya, and Indonesia. Currently writing on several platforms.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memahami Palestina: Perspektif Nasionalisme Hamas vs "Palestina"

24 Februari 2024   21:52 Diperbarui: 24 Februari 2024   22:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmed Yassin, dilansir dari: theguardian.com/world/2023/oct/10/from-the-archive-1988-hamas-founder-sheikh-yassin-interviewed

Empat bulan berjalannya konflik, jumlah kematian dari kedua belah pihak menjadi tidak terbayangkan. Setidaknya 5% populasi Palestina telah meninggal, terluka, dan terpisah dari keluarga. 17,000 anak-anak menjadi yatim dalam sekejap. Kelaparan melanda. Krisis menjadi tidak terhindarkan. Gencatan senjata harus segera dilakukan.


Dalam wawancaranya konferensi persnya pada Minggu (19/02), yang dikutip melalui Al-Jazeera, Benjamin Netanyahu selaku Perdana Menteri Israel mengatakan:
Whoever is telling us not to operate in Rafah, is telling us to lose the war. I won't give it a hand. Our military pressure is working, (and) we are closing on (attacking) Hamas in the capital of terrorism Khan Younis. In the last few days, we have reached areas the enemy never imagined that we will reach. A deal (with the Palestinians otorities) will only be reached through direct negotiations between the sides, without preconditions. Israel under my leadership will continue strongly to oppose the unilateral recognition of Palestinian state.


Pernyataan ini ia sampaikan karena pada Senin (12/02) sebelumnya, militer Israel melancarkan operasi militer khusus di Rafah.
Operasi ini disinyalir dilakukan untuk membebaskan dua tawanan Israel di bawah penyanderaan Hamas yang diduga diculik dan disembunyikan di kota tersebut. Rafah sendiri merupakan salah satu kota paling padat penduduk di Gaza dengan 1,5 juta pengungsi yang berpindah ke dalam wilayah tersebut. Kota ini dihuni dengan begitu banyak pengungsi pasca arahan dari Israel sebelumnya untuk berpindah ke arah Selatan Gaza, yang mana kota tersebut menjadi perbatasan terakhir sebelum masuk ke Mesir.


Dengan luas wilayah hanya sebesar 151 km2, atau lebih kecil daripada luas kota Bandung (167,3 km2), tentu gempuran militer ke sana cukup menyudutkan kondisi Palestina. Beberapa sumber mengatakan kematian mencapai 37 jiwa, sumber lainnya mengatakan angka tersebut hingga 48 jiwa dan terus meningkat dengan kondisi korban terluka saat itu. Dengan jumlah kematian yang begitu besar, Netanyahu bersikukuh bahwa pihaknya telah memberikan "jalur aman" bagi warga sipil untuk meninggalkan wilayah tersebut. Tetapi seperti yang kita tau, tidak ada tempat yang benar-benar aman bagi pengungsi di wilayah Gaza.


Lantas mengapa Israel begitu tega melaksanakan operasi di wilayah padat penduduk?
Jawabannya terletak pada pernyataan Netanyahu sebelumnya, yaitu Israel akan melakukan berbagai cara untuk menekan Hamas dan kesepakatan akan tercapai hanya bila Hamas memutuskan untuk berhenti membicarakan solusi Satu Negara. Solusi Satu Negara atau One-State Solution merupakan visi utopis yang ingin Hamas capai dalam berhadapan dengan Israel. Dengan melaksanakan solusi ini, berarti Hamas menginginkan untuk membentuk negara Palestina dengan utuh dan menghilangkan Israel dari peta dunia.


Lalu, siapa itu Hamas? dan mengapa solusi ini tidak mungkin untuk dilaksanakan?
Untuk menjawabnya, kita harus memahami Nasionalisme yang Hamas anut. Hamas merupakan entitas politik yang berhasil mendominasi kekuatan politik Palestina pasca kemenangan mereka pada Pemilu Legislatif di tahun 2006. Sebagai Pemilu terakhir yang pernah dijalankan oleh Palestina, sebelumnya terjadi pada tahun 1996 dan merupakan Pemilu pertama Palestina, kekuasaan Hamas menjadi semakin kuat dengan berbagai dinamika yang terjadi. Dengan menguasai legislatif, maka segala keputusan politik Palestina harus dilalui dan disepakati oleh Hamas. Hal ini diperburuk dengan badan eksekutif Palestina yang dikuasai oleh rival Hamas, yaitu Fatah dengan presiden mereka yaitu Mahmoud Abbas.

Memahami Konsep Nasionalisme
Memahami Nasionalisme menjadi penting untuk mengetahui emosi seperti apa yang mendasari sebuah perjuangan; nilai apa yang ingin diwujudkan. Dengan pandangan ini juga kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya masyarakat Palestina inginkan. Bagaimana Nasionalisme menjadi penting dalam menyadari bahwa konsep benar dan salah hanyalah perihal sudut pandang yang berbeda saja.
Sepanjang sejarah, manusia selalu berusaha untuk memisahkan antara "kita" dan "kalian". Tak kurang dari jutaan manusia telah gugur dalam perang atas nama perjuangannya masing-masing. Jika pada awalnya kelompok manusia mengkriteriakan dirinya sebagai sebuah suku atau kerajaan, maka sekarang kelompok tersebut membutuhkan lebih dari sekedar pengakuan untuk mencirikan kelompoknya sendiri.


Inilah yang menjadi latar belakang perkembangan nasionalisme, yaitu kekhawatiran manusia untuk menegaskan dirinya dibandingkan kelompok lain.


Banyak yang masih keliru untuk membedakan antara nationalism (nasionalisme atau kebangsaan) dengan nation (bangsa) itu sendiri. Steven Grosby dalam bukunya mengatakan bahwa bangsa adalah komunitas teritorial berdasarkan kelahiran.


Namun kita harus pahami bahwa suatu bangsa lahir dari berbagai proses sejarah, dan pemahamannya akan masa lalu tergantung dari anggapan mereka tentang sejarah itu sendiri. Entah melalui cerita, mitos, atau sejarah yang nyata, memori ini berkontribusi penting dalam memahami perbedaan mereka dengan kelompok lain serta turut berkontribusi dalam pemberian identitas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun