Mengelola Sampah Non-Organik Menjadi Barang Bernilai Ekonomi di TPA Desa Pakusari, Kabupaten Jember
Â
Masalah sampah non-organik semakin mendesak, terutama di kawasan TPA Desa Pakusari, Kabupaten Jember. Sampah non-organik seperti plastik, kaleng, dan kertas yang sulit terurai seringkali hanya menumpuk dan mencemari lingkungan. Namun, jika dikelola dengan benar, sampah ini bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi yang memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah non-organik. Dengan pengolahan yang tepat, sampah ini bisa diubah menjadi produk baru yang bernilai jual, seperti kerajinan tangan, produk daur ulang, atau bahkan bahan baku industri.
Tahapan Kegiatan
- Penyuluhan dan Pelatihan: Masyarakat diajarkan cara memilah sampah non-organik dan teknik pengolahan dasar.
- Workshop Daur Ulang: Peserta membuat barang-barang kreatif dari sampah non-organik, seperti tas dari plastik dan tempat pensil dari kaleng bekas.
- Pengembangan Produk: Masyarakat diajak mengembangkan produk yang bernilai jual dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
- Pemasaran dan Distribusi: Pelatihan tentang cara memasarkan produk hasil daur ulang secara offline maupun online untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Dengan memanfaatkan sampah non-organik, masyarakat Pakusari dapat memperoleh penghasilan tambahan sekaligus mengurangi beban lingkungan. Pengelolaan ini bukan hanya memberikan dampak positif pada lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H