Mohon tunggu...
Sti Nurhaliza
Sti Nurhaliza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kajian atas Pemikiran Johns Wansbrough tentang Al Quran dan nabi Muhammad Saw

19 Juni 2024   23:44 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


 Opini-Johns wansbrough adalah seorang Ahli tafsir terkemuka di London. Ia Memulai karir akademiknya tahun 1960. Pada saat itu ia menjadi staf pengajar di departemen sejarah di Scool of Oriental and Africa Studies  (Soas university of London ). Pemikirannya terutama terkenal melalui dua karyanya yaitu, " Qur'anic Studies, Sources and Methods of Scriptural Interpretation and "The sectarian Milleu: Content and Composition of Islamic Salvation History"Pendekatannya digambarkan sebagai "kritik radikal" terhadap tradisi Islam. Ia menafsirkan Al Qur'an bukan sebagai Wahyu dari Allah langsung, tetapi sebagai produk perkembangan komunitas muslim awal. Wansbrough juga meragukan kisah tradisional nabi Muhammad Saw, karena menganggapnya sebagai tiruan dari kenabian nabi musa. Pendekatan wansbrough menjadi bahan perdebatan dikalangan muslim.

Johns wansbrough mengatakan, nabi Muhammad Saw, tidak bisa disamakan dengan nabi lainnya. Bahkan Johns wansbrough menganggap bahwa nabi Muhammad lebih rendah derajatnya dari nabi Musa. Dalam konteks ini Johns wansbrough mengatakan"  kitab suci mungkin dicantumkan untuk mendukung posisi partikula Musa dalam konteks kenabian, namun tidak demikian halnya dengan Muhammad, paradigmanya tidak hanya alkitabiah namun juga Rabbani".
Keunggulan nabi Musa sering diungkap dalam Al Qur'an, misalnya dalam Q.S an-nisa (4): 164 yang dimana Allah langsung berbicara kepada nabi Musa as. Q.S Al- a'raf (7) : 143 menunjukan bahwa keadaan nabi Musa as ingin melihat Tuhannya,Q.S  al-syuaro' (26) : 10, Allah menyeru kepada nabi Musa dengan firman-nya dan mukjizat tongkat nabi Musa as. Dalam Q.S an-naml (27) :8-12 dan QS. Al-qosos (28):30-31. Inilah yang menurut Johns wansbrough menunjukkan kelebihan nabi Musa as, dibandingkan nabi Muhammad Saw.  

Al Qur'an sebagai Wahyu yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad, menurut kepercayaan umat Islam. Sedangkan, menurut Johns wansbrough adalah merupakan kepanjangan dari kitab taurat, seperti pengambilan kata setan didalam Al Qur'an. Jonhs wansbrough mengatakan " Adaptasi Al Qur'an terhadap setan Yahudi -Kristen bukan merupakan konsekuensi dari autonamasia belaka, bukan pula upaya untuk memisahkan nabi dari penyair( keduanya mungkin mendapat ilham dari tuhan) namun lebih merupakan persuasi bahwa semua inspirasi diperlukan perantara". Selanjutnya Johns wansbrough mengatakan"Bahwa logia yang dikumpulkan dan dikanonisasi dapat diberikan status yang lebih tinggi sebagai dunia tuhan yang tidak dapat ditiru dan tidak diciptakan, tampaknya tidak masuk akal atau diperlukan. Bagaimana pun, kedua hal ini dapat dilihat sebagai cerminan dari sikap Rabbanik terhadap relevansi Musa. Diadopsi dan dimodifikasi dari sumber polemik muslim-yahudi".


Johns wansbrough merujuk pada Q.S Al-a'raf  (7):71, dan Q.S Al-saffat (31)156. Yang dimana ia memberikan arti kata al-kitab/kitabullah yang ada dalam Al Qur'an dengan ketetapan, otoritas, atau usulan bukan dengan kitab suci. Atas ketidak mauan, untuk menyebut kitab suci umat Islam tersebut, nampaknya tujuan yang hendak dicapai oleh Johns wansbrough adalah melepaskan Al Qur'an dari jalinan yang transendental yaitu Wahyu Allah SWT. Oleh Karna itu, dimunculkanlah anggapan kata-kata yang disinyalir sebagai tambahan dari Nabi Muhammad Saw. Johns wansbrough menganggap bahwa kata qul dalam Q.S al-Al'am (6): 15,Q.S al-Ra'ad (13): 36 dan Q.S al-Ankabut (29): 52, kata tersebut sengaja disisipkan untuk menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah benar Wahyu Allah. Keberadaannya justru, menjadikan Al Qur'an tidak logis karena tidak sejalan dengan hegomonitas bahasa yang berlebihan.

Adapun mengenai perjalanan isro' nabi Muhammad yang disebutkan dalam Al Qur'an, Johns wansbrough mengungkapkan bahwa informasi dalam Al Qur'an adalah tidak benar, karena didalam Q.S al-isro':1, menurut wansbrough merupakan ayat yang menjelaskan perjalanan malam nabi musa as, dan dimodifikasi oleh penulis Al Qur'an. Menunjukkan adanya tambahan, hingga seolah olah Muhammad sendiri yang melakukan perjalanan malam.


Kesimpulan dari kajian atas pemikiran Johns Wansbrough tentang Al-Qur'an dan Nabi Muhammad adalah, bahwa Wansbrough memandang Al-Qur'an sebagai sebuah teks yang lebih kompleks secara historis daripada sekadar catatan sejarah yang akurat secara harfiah. Dia berpendapat bahwa Al-Qur'an mungkin mengalami proses redaksi yang panjang setelah kematian Nabi Muhammad, dan bukan diturunkan secara langsung seperti yang diyakini tradisi Islam. Wansbrough juga menekankan pentingnya memahami konteks historis dan teks kuno lainnya untuk menafsirkan Al-Qur'an dengan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun