Mohon tunggu...
Ervan Fauzan
Ervan Fauzan Mohon Tunggu... Freelancer - orang biasa biasa

hanya manusia biasa yang senang menghabiskan waktu luang untuk menulis dan berbagi sudut pandang. sangat terbuka dengan diskusi sehat. yang ga sehat males ah gaenak.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Black Lives Matter 2020: Puncak Gunung Es Rasisme di Amerika Serikat

15 Juni 2020   23:47 Diperbarui: 16 Juni 2020   00:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pembunuhan Trayvon Martin hanyalah awal dari tumbuhnya gerakan tersebut. Dua tahun setelahnya, Micheal Brown seorang pemuda kulit hitam di negara bagian Missouri ditembak mati oleh seorang anggota kepolisian kulit putih yang semakin membuat aksi Black Lives Matter kembali tumbuh dan semakin besar.

Pembunuhan tersebut berhasil memancing kerusuhan dan demonstrasi di seantero wilayah Amerika Serikat terutama di wilayah Missouri. Selain Micheal Brown, Eric Garner seorang pria kulit hitam juga tewas akibat tindakan kekerasan aparat kepolisian di Amerika Serikat.

Pasca terbunuhnya Brown dan Garner ditangan anggota kepolisian Amerika Serikat, gerakan Black Lives Matter telah menjadi gerakan umum yang berisikan masyarakat sipil Amerika Serikat yang menolak adanya rasisme di negara tersebut.

Pasca Black Lives Matter telah menjadi platform gerakan publik pada tahun 2013, telah terjadi 900 kasus pembunuhan terhadap masyarakat sipil oleh anggota kepolisian Amerika Serikat dengan masyarakat kulit hitam sembilan kali lipat lebih tinggi berpeluang mengalami kekerasan oleh anggota kepolisian Amerika Serikat. Kekerasan tersebut terus terjadi hingga memuncak pada kasus pembunuhan George Floyd.

KESIMPULAN

rasisme di Amerika Serikat telah terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Sejak era perang sipil hingga George Floyd, Amerika Serikat dan rasisme cenderung tidak terpisahkan meski telah banyak upaya yang dilakukan untuk menghapuskan rasisme tersebut dari bumi paman sam. Black Lives Matter menjadi salah satu gerakan yang mencuat di Amerika Serikat dalam 6 tahun terakhir dalam rangka memerangi rasisme di Amerika Serikat. Gerakan yang bermula dari kematian Martin tersebut telah berkembang dan bertransformasi menjadi sebuah platform gerakan bagi masyarakat sipil Amerika Serikat.

Dengan berbagai fakta dan sejarah yang telah penulis sampaikan diatas, penulis menyimpulkan bahwa aksi demonstrasi yang telah terjadi selama tiga minggu pasca wafatnya George Floyd pada tanggal 25 mei yang lalu, diakibatkan oleh berbagai faktor yang telah terjadi lebih dahulu di wilayah Amerika Serikat. Aksi demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat dapat dikatakan sebagai sebuah puncak dari gunung es rasisme yang telah terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun di wilayah Amerika Serikat.

               

               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun