Mohon tunggu...
Romi Yanto
Romi Yanto Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Blogger

Romi adalah seorang profesional writter yang di percaya sebagai salah satu penulis di kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Money

Volume Kendaraan Sebabkan Macet, tapi Tidak Selalu Buruk

8 Februari 2019   06:18 Diperbarui: 8 Februari 2019   08:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah kendaraan berdasarkan data BPS menyebutkan tiap tahun terjadi kenaikan volume kendaraan yang sangat banyak, hal ini menyebabkan masalah kemacetan di kota-kota besar salah satunya adalah jakarta. Dirilis terakhir pada tahun 2017 menunjukan mobil penumpang mencapai 15.493.068, mobil bis 2.509.258, mobil barang 7.523.550, sepeda motor 113.030.793 total 138.556.669 kendaraan. Hal ini di pandang sebagai sesuatu yang sangat tidak menyenangkan alias buruk bagi jalanya roda perekonomian secara global.

Memang secara umum tingkat pertumbuhan kendaraan yang tidak terkontrol mengakibatkan dampak yang tidak baik bagi keteraturan dalam berkendara juga pikiran dan kehidupan sosial manusia itu sendiri. Akan lebih parah lagi jika tidak di seimbangi dengan pertambahan ruas jalan atau infrastruktur. 

Pengendalian kendaraan dengan menciptakan moda transportasi yang nyaman dan pertambahan jalan-jalan bisa jadi solusi baik bagi masyarakat untuk mengatasi masalah di atas.

Kelihatanya banyak hal negatif mengenai kemacetan tetapi tidak selalu buruk, ada sebagian orang yang merasakan manisnya dan mereka salah satunya adalah para pengusaha penyedia bahan bakar dan penjual eceran. 

Para pemilik modal bisa membangun spbu pertamina dan rakyat kecil bisa jualan bahan bakar dengan menjual langsung secara eceran. Iya mereka-merekalah yang memandang tidak selalu buruk mengenai kemacaten itu, mungkin di bidang lain adapula merasakan hal yang sama.

Tekait jualan langsung secara eceran ada hal menarik yang patut kita simak, hal menarik tersebut ialah mulai pindahnya para pedagang dari cara lama atau sistem konvensional menggunakan media botol ke pom mini. Peralihan ini menyebabkan banyak para pedagang mulai kita lihat merubah metode jualanya. 

Alasan dari segi tampilan modern alias ke kinian  serta fitur lain seperti dapat melayani pelanggan dengan lebih cepat, dapat mengisi dengan takaran yang pas, lebih aman dan dapat membantu dari sisi administrasi adalah beberapa alasan yang sering muncul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun