Mohon tunggu...
Siti FatimahHusna
Siti FatimahHusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN jakarta prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Saya hanya manusia biasa makan nasi yang tidak luput dari kesalahan, dan menyukai kucing karna mereka lembut dan lucu

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Hereditas dan Lingkungan dalam Psikologi Pendidikan

4 November 2024   10:16 Diperbarui: 4 November 2024   10:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hereditas mempunyai arti faktor genetik contohnya, sifat dari orang tua. Lingkungan ialah semua hal yang mencakup aspek material dan stimuli. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu: 

 1. Aliran Nativisme, dengan tokoh Arthur Schopenhauer mengatakan "perkembangan manusia ditentukan sejak kelahiran di dunia artinya keturunan orang tua atau bakat orang tua".

 2. Aliran Empirisme, tokohnya John Locke yang menekankan pentingnya proses belajar pengalaman lingkungan, dan pendidikan yang berarti Tabula rasa atau kertas kosong yang dapat terisi dengan pengalaman dan proses belajar.

 3. Aliran konvergensi tokohnya William Stern dia menganggap bahwa keduanya.      aspek tersebut penting pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan, pengaruh dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia, pengaruh dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan mental, pengaruh dalam bidang pertumbuhan dan kesehatan mental emosi dan kepribadian, pengaruh dalam hal sikap-sikap keyakinan dan nilai-nilai. 

Contoh sederhana dari ketiga aliran tersebut, aliran Nativisme; seorang anak tumbuh kembang 100% dari genetik didapat yang didapatkan dari dalam kandungan atau ketika hamil contohnya kromosom virus karakter dan lain-lain kalau yang aliran Empirisme, lingkungan yang membantu tubuh kembangnya anak yang dapat dibuktikan dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd ada istilah anak seperti kertas kosong lalu yang terakhir itu semua punya potensi baik genetik maupun proses atau pengalaman contohnya Ibunya dan lingkungan terdekatnya dari ibunya dan lingkungan terdekatnya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun