Mohon tunggu...
St Fatihah
St Fatihah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah mataram

hobi mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel 8 Teori Attachment yang Dikemukakan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   07:47 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:47 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Attachment yang Dikenalkan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

Teori attachment atau keterikatan adalah salah satu konsep paling penting dalam psikologi perkembangan, yang menjelaskan ikatan emosional yang terbentuk antara anak dan pengasuhnya. Dua tokoh utama dalam pengembangan teori ini adalah John Bowlby dan Mary Ainsworth. Keduanya memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana keterikatan terbentuk dan dampaknya terhadap perkembangan sosial dan emosional anak.

John Bowlby dan Konsep Attachment
    John Bowlby, seorang psikoanalis asal Inggris, adalah pelopor dalam studi attachment. Ia berpendapat bahwa keterikatan adalah respons biologis yang muncul sebagai akibat dari kebutuhan dasar manusia untuk mendapatkan perlindungan dan keamanan. Bowlby mengemukakan bahwa keterikatan yang kuat antara anak dan pengasuh pada tahun-tahun awal kehidupan sangat penting bagi perkembangan emosional anak.

Bowlby memperkenalkan beberapa konsep kunci dalam teorinya:

1. Keterikatan sebagai Proses Evolusi : Bowlby percaya bahwa keterikatan memiliki fungsi evolusi yang membantu anak-anak bertahan hidup. Dengan membentuk hubungan dekat dengan pengasuh, anak-anak dapat mengakses dukungan dan perlindungan, yang meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup.

2. Internal Working Model : Konsep ini menggambarkan bagaimana pengalaman awal dalam hubungan keterikatan membentuk pola pikir dan harapan anak terhadap hubungan di masa depan. Jika seorang anak merasakan cinta dan dukungan dari pengasuh, mereka akan mengembangkan model internal positif yang akan mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain di kemudian hari.

3. Tiga Fase Keterikatan : Bowlby juga menjelaskan bahwa keterikatan terbentuk dalam tiga fase: (1) fase pra-keterikatan (0-2 bulan), di mana bayi memperlihatkan respons emosional dasar terhadap semua pengasuh; (2) fase keterikatan yang muncul (2-6 bulan), di mana bayi mulai menunjukkan preferensi terhadap pengasuh tertentu; dan (3) fase keterikatan yang teratur (6 bulan ke atas), di mana ikatan yang kuat terbentuk dan bayi mulai mencari pengasuh secara aktif.

Mary Ainsworth dan Penelitian Strange Situation
     Mary Ainsworth, seorang psikolog Amerika, melanjutkan penelitian Bowlby dan menambahkan dimensi penting pada teori attachment melalui studinya yang terkenal, "Strange Situation." Dalam studinya, Ainsworth mengamati bagaimana anak-anak bereaksi terhadap situasi yang melibatkan pemisahan dan reuni dengan pengasuh mereka. Dari pengamatannya, Ainsworth mengidentifikasi tiga pola keterikatan utama:

1. Keterikatan Aman (Secure Attachment) : Anak-anak dengan keterikatan aman menunjukkan rasa percaya diri ketika pengasuh ada di dekat mereka. Mereka merasa nyaman menjelajahi lingkungan, tetapi akan merasa cemas jika pengasuh pergi. Ketika pengasuh kembali, mereka dengan cepat mencari kenyamanan dan mengembalikan diri mereka ke keadaan tenang.

2. Keterikatan Tidak Aman-Avoidant (Insecure-Avoidant Attachment) : Anak-anak dengan pola ini cenderung menghindari pengasuh ketika mereka kembali setelah pemisahan. Mereka mungkin menunjukkan ketidakpedulian atau bahkan menolak interaksi. Hal ini biasanya terjadi karena pengasuh sering kali tidak responsif terhadap kebutuhan emosional anak.

3. Keterikatan Tidak Aman-Ambivalent (Insecure-Ambivalent Attachment) : Anak-anak dengan pola ini menunjukkan kecemasan yang tinggi ketika pengasuh pergi dan sulit untuk menenangkan diri bahkan ketika pengasuh kembali. Mereka mungkin bersikap clingy tetapi juga menunjukkan kemarahan atau frustrasi terhadap pengasuh. Ini terjadi karena pengasuh tidak konsisten dalam memberikan dukungan dan perhatian.

4. Keterikatan Tidak Aman (Disorganized Attachment) : Ainsworth juga menangkap pola keterikatan keempat yang dikenal sebagai keterikatan tidak aman yang terorganisir. Anak-anak dengan pola ini menunjukkan perilaku yang bingung atau tidak konsisten ketika pengasuh kembali, sering kali karena pengalaman trauma atau ketidakpastian dari pengasuh.

Implikasi Teori Attachment

Teori attachment memiliki banyak implikasi penting dalam banyak aspek kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan mental, dan hubungan interpersonal. Keterikatan yang sehat pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk membentuk hubungan yang stabil dan memuaskan di masa dewasa. Sebaliknya, keterikatan yang tidak aman dapat berkontribusi pada masalah emosional dan perilaku di kemudian hari.

Di dalam pendidikan, pemahaman tentang keterikatan dapat membantu guru dan pendidik untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak, terutama bagi mereka yang mungkin mengalami kesulitan dalam hubungan sosial. Dalam terapi, pemahaman tentang pola keterikatan dapat membantu terapis memahami latar belakang emosional klien dan merancang pendekatan yang lebih efektif.

Kesimpulan
Teori attachment yang dikemukakan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya hubungan awal antara anak dan pengasuh. Melalui penelitian mereka, kita belajar bahwa keterikatan bukan hanya sekadar ikatan emosional, tetapi juga merupakan fondasi bagi perkembangan sosial dan emosional yang sehat sepanjang hayat. Dengan memahami teori ini, kita dapat lebih baik mendukung perkembangan anak dan menjalin hubungan yang lebih baik di dalam berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun