Mohon tunggu...
Stevy Dhea Frensisca
Stevy Dhea Frensisca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Amikom YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pantai Binasih, Surga Tersembunyi di Tapanuli Tengah

15 April 2021   09:00 Diperbarui: 15 April 2021   09:20 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pantai Binasih terletak di kecamatan Sorkam Barat, kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Masih banyak masyarakat yang belum mengenal pantai Binasih sebab letaknya yang cukup jauh dari kota Sibolga yaitu kurang lebih 2 jam perjalanan. Surga tersembunyi satu ini mampu memanjakan mata pengunjung dengan suasana sejuk akibat sebaran pepohonan ditepi pantai dan riuhan suara ombak yang mampu menenangkan pikiran penikmatnya.

Pada saat itu, saya melakukan perjalanan dari kota Padangsidimpuan menuju pantai Binasih menghabiskan waktu selama 5 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi. Perjalanan dimulai pukul 7 pagi dan sampai pukul 11 siang hari. Dengan suasana menyambut tahun baru kami menikmati perjalanan dengan keluarga besar. Tidak lupa pula ibu saya menyiapkan banyak makanan agar bisa dinikmati dibawah pepohonan sejuk ditepi pantai. Untuk uang masuk di pantai Binasih sendiri pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 10.000.

Setelah sampai di pantai Binasih, saya dan keluarga bergegas menurunkan makanan dan perlengkapan lainnya. Sementara itu, papah pun mencari tempat yang rindang dan sejuk lalu membentangkan tikar agar kami bisa beristirahat. Agar stramina stabil dan tetap semangat kami memutuskan untuk makan dan duduk sejenak sambil bercengkrama dan tidak lupa juga untuk mengabadikan momen liburan tersebut.

Saya tidak bisa memaksa diri untuk tetap tidak menikmati dan harus terjun langsung ke tepi pantai sambil memperhatikan ombak yang menari -- nari seakan mengajak pengunjung untuk turun langsung bermain air laut. Karena banyaknya kerang yang bertebaran saya juga mengumpulkannya lalu membawa pulang. Di pantai Binasih juga terdapat beberapa pedagang yang berasal dari masyarakat setempat, mereka menjual udang dan kepiting yang siap santap. Harganya pun relatif murah sekitar Rp 10.000 -- Rp 15.000. Karena banyak masyarakat yang belum mengetahui pantai Binasih, untuk permainan air seperti banana boat juga belum bisa kita temui dipantai tersebut.

Setelah asik bermain di bibir pantai, perut saya terasa lapar lagi dan saya memutuskan untuk membeli nasi goreng seafood dengan harga Rp 18.000. Ketika anda berkunjung ke pantai ini, maka anda akan banyak menemukan peringatan untuk tetap menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Untuk musholla dan kamar mandi juga sudah disediakan dari pengelola yang telah bekerjasama oleh masyarakat setempat. Untuk pengunjung yang ingin menikmati ikan segar yang berasal dari laut juga bisa memesannya di warung -- warung yang ada di sekitar pantai Binasih. Pengunjung bebas memesan ikan apakah ingin di panggang, di goreng ataupun sebagiannya.

Sambil menikmati waktu yang tersisa, saya bersama ibu berjalan -- jalan santai menikmati suasana. Dan tidak sengaja bertemu dengan salah satu anak muda yang bertempat tinggal di sekitaran pantai yang berprofesi sebagai penyewa alas duduk (karpet). Anak muda tersebut bernama Ruben. Ruben menceritakan pengalamannya selama bekerja sambil bersekolah. Ia juga berniat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Namun cerita yang disampaikan Ruben terpaksa harus terhenti karena ada pelanggan yang akan menyewa alas duduknya.

Saat waktu menunjukkan hampir pukul 5 sore, kami sekeluarga bergegas untuk merapikan peralatan makan dan bersiap -- siap untuk kembali ke rumah. Upah parkir dikenakan tarif sebesar Rp 5.000. Ibu juga membeli udang dan kepiting serta ikan segar untuk oleh -- oleh.

Dari pantai Binasih menuju kota Padangsidimpuan kami sekeluarga berangkat pukul 17 : 15 WIB dan sampai pukul 23 : 10 WIB. Ditengah perjalanan saya dan keluarga masih menyempatkan berhenti untuk menunaikan ibadah dan membeli makanan -- makanan ringan agar tidak merasa bosan saat didalam mobil.

Liburan kali ini hanya sehari semalam, namun banyak sekali pengalaman -- pengalaman dan kebahagiaan yang didapatkan. Waktu bersama keluarga juga terasa hangat. Keluarga saya jarang sekali menikmati waktu luang karena kesibukan oleh orang tua. Segala sesuatu yang ada di dalam hidup jangan lupa untuk disyukuri dan dinikmati selagi kita masih diberi umur dan kesehatan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun