Mohon tunggu...
Ste Vocal
Ste Vocal Mohon Tunggu... Penulis - Vocalkan suaramu

Cara mudah menjadi kritis adalah mau berpikir, selanjutnya berani bersuara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lipstik, Wanita, dan Benang Merahnya

15 Juli 2020   02:10 Diperbarui: 15 Juli 2020   02:10 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau tidak lipstik-an?", tanya Rotu pada Nazka.

Nazka terdiam sesaat. Mimik cueknya tetap terbaca jelas dari matanya, meskipun hampir semua wajahnya tertutup oleh masker.

"Tidak", meskipun agak malas dia tetap menjawabnya. 

"Kenapa juga lipstik-an?  Toh mau dipakai juga tidak kelihatan. Yang ada malah meninggalkan noda di masker", terangnya dengan argumentasi yang realistis. 

Jawabannya selalu logis, realistis, tajam dan blak-blakan. Kadang menohok, kadang lucu juga.

Rotu hanya ber-'Oh' lalu terdiam. Benar juga. Begitu pikirnya. 

"Kalau aku tetap pakai lipstik", Rotu berbicara. "Supaya tidak pucat", terangnya.

Ganti Nazka yang ber-'Oh' ria. 

"Iya, maskermu kan tembus pandang, ya?", kini Nazka mulai dengan humor sarkasnya.

Rotu tetap terdiam. "Yah, biar pede aja", ucapnya. Lalu terdiam. 

Diam-diam dia memperhatikan riasan Nazka yang lebih menonjol ke riasan mata. Eyelinernya lebih tebal dan sapuan eyeshadownya lebih menonjol. Membuat sorot mata perempuan itu lebih tajam dari biasanya. Mungkin jika Nazka adalah seorang presenter, dia akan sangat cocok membintangi program investigasi terkenal yang berjudul "Cutter". Wajahnya tetap terpoles foundation sehingga tampak fresh namun tetap natural. 

"Riasanmu bagus", ucap Rotu.

"Yah, terimakasih", jawab Nazka. 

"Kau juga bisa mengikutinya. Ini namanya eyeliner effect make up. Semenjak wajib memakai masker, semuanya pindah haluan dari lipstick effect ke eyeliner effect", terang Nazka.

"Aku penasaran, apakah para SPG kosmetik juga memakai lipstik? Atau tidak memakai lipstik?", celetuk Nazka tiba-tiba. 

Kini giliran Rotu yang terkikik. 

"Kenapa kau begitu penasaran? Apa tebakanmu?", tanya Rotu.

"Tebakanku mereka tidak memakai lipstik di tempat umum", jawab Nazka.

"Lalu menurutmu mereka memakainya di mana? Di rumah?", tanya Rotu.

"Bisa jadi"

"Kenapa begitu?"

"Karena ada suaminya. Jika sudah bersuami.", jawab Nazka.

Lagi-lagi Rotu terkikik dengan jawaban Nazka yang tak biasa tapi masuk di akal.

"Lalu bagaimana dengan SPG yang sedang berpacaran?", Rotu mulai tergelitik.

"Mereka akan memakai lipstik saat video call dengan pacarnya", jawab Nazka. Rotu tertawa mendengarnya.

"Kalau yang jomblo?"

"Mereka akan tetap memakai lipstik ketika bertemu kamera"

Kali ini Rotu tertawa ngakak. Sedang Nazka tetap dengan mimik cool-nya.

"Kau tahu Rotu, kenapa semuanya begitu?", tanya Nazka balik kepada Rotu.

"Maksudmu tentang wanita yang tetap memakai lipstik di saat yang terbilang tak wajib memakainya?"

"Ya"

"Hmm.. entahlah.", jawab Rotu. "Memangnya kenapa?", Rotu bertanya balik.

"Karena wanita tak akan membiarkan lipstik terbuang percuma karena kadaluarsa" 

Kali ini Rotu tertawa pecah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun