Mohon tunggu...
stevia oka zaki
stevia oka zaki Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tholabul 'ilmi fii sabilillah

Dimana ada kemauan pasti ada jalannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upaya Turki Usmani untuk Mencari Perlindungan dari Invasi Mongol

25 Oktober 2019   14:52 Diperbarui: 25 Oktober 2019   15:05 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa inilah kepemimpin suatu negeri yang berdasarkan kekhilafahan berakhir. Semula negeri ini dinamakan Khilafah Turki Usmaniyah namun seiring berjalannya waktu namanya berubah menjadi Kesultanan Turki Usmaniyah. Sekalipun dibangun dari suatu kelompok kecil yang loyal terhadap penguasa Saljuk Rum, Turki Usmani berubah menjadi sebuah raksasa politik dunia yang mencengangkan (Didin Saefuddin Buchori, 2009).

Prestasi yang berasil diraih oleh Turki Usmani adalah di bidang militer. Turki Usmani memang terkenal dengan prestasi militernya yang menonjol. Turki Usmani juga memiliki prestasi di bidang lainnya yakni bidang keilmuan namun sayangnya tak seperti masa-masa sebelumnya tokoh keilmuan Turki Usmani tidak terlalu populer. Ini merupakan tanda bahwa bangsa Turki daya minat intelektualnya kurang serta minimnya dari mereka yang merupakan bangsa pemikir.

Menurut yang penulis kutip langsung dari buku Sejarah Politik Islam karya Didin Saefuddin Buchori, 2009 bahwa khilafah Usmaniyah berawal dari sebuah kabilah pengembara yang mendiami wilayah Asia Tengah, yaitu Turkistan. Mereka termasuk suku Kayi.

Sulaiman Syah lah yang kemudian berinisiatif untuk berduyun-duyun pergi bersama dengan suku yang ia pimpin untuk mencari perlindungan dari serbuan bangsa Mongol dan lari ke arah barat. Setelah pergi mencari perlindungan kea rah barat lalu di Asia kecil dengan keadaan disana mereka merasa nyaman dan akhirnya sekaligus menetap disana. Sesuatu yang membuat mereka merasa nyaman yakni karena terdapat padang rumput yang luas dan tanah yang subur.

Kepergian suku Kayi ke daerah barat dan Asia kecil pun sudah dipastika aman dari ancaman dan serbuan bangsa Mongol. Sulaiman Syah pun merasa sudah aman dan ia melanjutkan perjalanannya ke Syiria. Nasibnya sangat malang ketika banjir bandang melanda dirinya dan ia dinyatakan wafat ketika ingin menyeberang Sungai Euphrat di dekat kota Aleppo pada tahun 1228 M (Didin Saefuddin Buchori, 2009).

Suku Kayi yang semula dipimpin oleh Sulaiman Syah ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu pertama, mereka yang ingin terus melanjutkan perjalanan ke Asia kecil dan kembali ke daerah asal mereka. Kelompok kedua, yang berjumlah 400 keluarga sepakat mengangkat Erthogrul sebagai pemimpin mereka (Didin Saefuddin Buchori, 2009). Mereka yang tergolong ke dalam kelompok kedua akhirnya mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II dari Turki Saljuk Rum.

Setelah kelompok kedua mengabdikan diri mereka pada Alauddin II ketika itu beliau sedang berhadapan dengan kekuasaan besar yakni Kekaisaran Byzantium. Namun kemenangan berada di pihak Alauddin II yang dibantu dengan Erthogrul beserta pasukannya ia berhasil membantu untuk meraih kemenangan. 

Menurut Didin Saefuddin Buchori, 2009 sebagai hadiahnya, Sultan memberikan satu wilayah yang berbatasan dengan Byzantium. Tanpa ragu dan dengan senang hati Erthogrul menerima pemberian yang diberikan oleh Sultan karena berhasil menaklukkan Kekaisaran Byzantium. Hadiah yang diberikan oleh Sultan tanpa ragu ia manfaatkan sebaik mungkin yaitu dengan membangun dan memperluas wilayah tersebut. Pada tahun 1280 M, Erthogrul meninggal dan kedudukannya sebagai pemimpin digantikan oleh anaknya bernama Usman (Didin Saefuddin Buchori, 2009).

Pasukan Mongol merasa tidak jera walau pernah dikalahkan kesekian kalinya oleh dinasti sebelumnya dan gagal melakukan invasi terutama ke Mesir. Invasi Mongol ke wilayah Saljuk Rum pun tak terkendalikan lagi sehingga terdengar kabar duka bahwa Alauddin terbunuh pada peristiwa ini.

Pasca terbunuhnya Alauddin, peristiwa ini akhirnya menjadi awal dari kesempatan Usman untuk memproklamsikan sebuah kerajaan baru pada tahun 1300 M dengan nama Kerajaan Usmani (Didin Saefuddin Buchori, 2009). Menurut yang penulis kutip dari karya Didin Saefuddin Buchori, 2009 bahwa dari wilayah Anatolia Tengah, Usman berhasil memperluas wilayah sampai ke tiga benua, yakni Asia Kecil, Eropa Timur, Eropa Selatan, dan Afrika Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun