Mohon tunggu...
STEVIANI KEZIA MALEAKHI
STEVIANI KEZIA MALEAKHI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Happy reading everyone 😁

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Waspadai Penipuan di Dunia Marketing, Jangan Tertipu Oknum Sales Nakal

31 Oktober 2024   06:30 Diperbarui: 14 November 2024   12:33 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kompasiana.com/ Steviani Kezia Maleakhi)

Dalam dunia marketing yang seringkali terlihat menjanjikan, sebuah kasus penipuan pasti banyak terjadi di sebuah perusahaan baik secara internal maupun eksternal. 

Baru-baru ini seorang salesman bernama W**an (35), Ia diduga menipu sebuah perusahaan dengan total kerugian 500 juta rupiah. Seorang sumber internal yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa kerugian yang didapat tidak terjadi secara langsung, tetapi sedikit demi sedikit.

Kasus ini tentunya tidak hanya mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha dalam menjaga citra perusahaannya tetapi hal ini juga melibatkan kepercayaan dari para konsumen

W**an menjabat sebagai salesman di perusahaan printing company terbesar di Indonesia. Iya awalnya dipuji karena kemampuan dalam menjual berbagai produk dan dapat mendapatkan banyak klien-klien besar. Iya dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya, dan kemampuannya dalam bidang marketing sudah tidak dapat diragukan lagi. 

(Kompasiana.com/ Steviani Kezia Maleakhi)
(Kompasiana.com/ Steviani Kezia Maleakhi)

Namun, di balik kesuksesannya yang terlihat oleh banyak orang, tersembunyi sebuah modus penipuan yang ia lakukan saat menjalankan tugasnya: ia menggunakan rekening pribadinya untuk menerima pembayaran dari klien.

Modus ini mulai terlihat ketika W**an mengatakan bahwa ada SOP baru dari perusahaan, Ia menawarkan beberapa paket menarik kepada para konsumen dan meyakinkan bahwa dengan membayar langsung ke rekening pribadinya proses transaksi akan lebih cepat dan efisien. Dengan keahliannya dalam membangun hubungan dengan para konsumen ia berhasil meyakinkan banyak orang untuk mengikuti saran tersebut, yang ternyata hal itu adalah langkah awal dari adanya penipuan yang dilakukan oleh W**an.

Seiring berjalannya waktu, beberapa konsumen merasa bingung karena Mereka melihat adanya pembayaran yang belum terpenuhi. Para konsumen pun merasa bingung karena transaksi yang telah mereka lakukan tidak tercatat dalam laporan keuangan di perusahaan tersebut. 

Pihak perusahaan mulai mencari upaya untuk menemukan jawaban dari keresahan para konsumen, manajemen perusahaan tersebut mulai melakukan investigasi mendalam secara internal.

Setelah dilakukan investigasi akhirnya mengungkap beberapa fakta yang mengejutkan. W**an ternyata telah melakukan penipuan ini selama lebih dari setahun, dengan banyaknya transaksi yang tidak tercatat di dalam laporan penjualan yang dilakukan oleh W**an.

Fakta ini tentunya mengejutkan bagi pihak manajemen dan mempengaruhi kepercayaan para konsumen yang selama ini telah bertransaksi dengan perusahaan tersebut. 

Salah satu klien yang merasa dirugikan adalah B**i, seorang konsumen yang membeli mesin dari perusahaan di mana W**an pernah bekerja. Awalnya, B**i merasa dirugikan dan merasa dikhianati setelah mengetahui bahwa pembayaran yang dilakukan ke rekening pribadi W**an tidak tercatat. "Kami sudah percaya pada W**an dan perusahaann ini. Kerugian kami tidak hanya berupa uang, tetapi juga rasa kepercayaan yang telah kami jalin dengan pihak perusahaan ," katanya. 

"Ya, setelah dilakukan investigasi dan mengetahui masalahnya, perusahaan itu mau bertanggung jawab atas kerugian yang telah saya alami dan mereka berkomitmen untuk mengembalikan dana sebesar 150 juta rupiah," Tambahnya.

Adapun konsumen lain yang menjadi korban dari penipuan W**an, Korban yang lebih memilih untuk tetap anonim, menceritakan bahwa ia tertarik dengan penawaran harga bahan baku digital printing yang lebih murah dari perusahaan tersebut. 

"Saya sedang mencari bahan baku untuk kebutuhan usaha percetakan saya, dan sales itu menawarkan harga jauh lebih rendah dibandingkan tempat lain. Mereka juga menjamin kualitas yang sangat baik," ungkapnya. 

korban sepakat untuk membeli bahan baku digital printing dengan nilai total Rp 100 juta dan melakukan pembayaran di muka sesuai dengan kesepakatan. "Ya barang nya memang bagus, datang sesuai dengan kesepakatan, saya sudah membayar juga ke W**an setengah pembayaran sekitar 50 juta waktu itu, tapi ternyata transaksi yang saya lakukan tidak masuk ke pihak perusahaan, saya bingung juga harus gimana, akhirnya saya telefon ke pihak perusahaan, mereka berjanji untuk mencari tahu apa yang terjadi, karena ternyata hal ini terjadi bukan hanya dengan saya," tambahnya.

(Kompasiana.com/ Steviani Kezia Maleakhi)
(Kompasiana.com/ Steviani Kezia Maleakhi)
"Ya untung nya setelah sebulan mungkin ya? Perusahaan akhirnya menghubungi saya dan akan mengganti kerugian yang saya alami, pihak perusahaan mengganti  persis sebesar 50juta, ya hal ini pastinya bakal jadi pelajaran ya bagi saya, transaksi apapun hrs mengatasnamakan perusahaan, walaupun sudah percaya dan meyakinkan orang nya, semuanya harus dijalankan secara resmi," ujarnya.

Setelah penipuan ini terbongkar, pihak perusahaan memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus ini secara hukum. Berbagai pertimbangan yang telah dilakukan alasannya adalah untuk menjaga reputasi perusahaan dan menghindari publisitas negatif yang akan merusak citra perusahaan. Dalam keputusan yang mengejutkan banyak pihak, Wawan dipecat secara tidak hormat dan diberikan hukuman untuk mengembalikan sejumlah uang yang telah Ia masukkan ke kantong pribadinya.

"Ya mungkin kejadian ini harus menjadi pengingat yang kuat bagi kami tentang pentingnya transparansi dalam setiap transaksi. Kami berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar hal ini tidak terulang lagi. Kami juga sedang berusaha untuk terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kontrol internal di perusahaan ini dan berusaha untuk meningkatkan audit dan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan bahwa setiap pembayaran tercatat dengan jelas dan akurat setiap harinya," Kata Kepala perusahaan tersebut.

"Kami tidak ingin reputasi perusahaan kami tercemar oleh tindakan satu individu. Selama masalahnya masih bisa diselesaikan ya kami berusaha untuk tidak memperpanjang hal tersebut. Ini adalah pelajaran berharga tentang betapa pentingnya memiliki prosedur yang ketat dan komunikasi yang jelas dalam tim kami," Tambahnya.

Kejadian ini menyorot betapa pentingnya transparansi dan integritas dalam dunia marketing. Masyarakat dan pelaku industri diingatkan untuk selalu waspada dan tidak terjebak dalam janji manis yang dapat menyebabkan kerugian besar. Dalam informasi yang cepat setiap individu harus lebih profesional dalam melakukan verifikasi dan melakukan pembayaran sesuai dengan aturan yang ada. Kejadian ini tentunya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

Kepercayaan yang dibangun dalam bisnis harus dijaga, karena begitu hilang akan sulit untuk dipulihkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun