Salah satu klien yang merasa dirugikan adalah B**i, seorang konsumen yang membeli mesin dari perusahaan di mana W**an pernah bekerja. Awalnya, B**i merasa dirugikan dan merasa dikhianati setelah mengetahui bahwa pembayaran yang dilakukan ke rekening pribadi W**an tidak tercatat. "Kami sudah percaya pada W**an dan perusahaann ini. Kerugian kami tidak hanya berupa uang, tetapi juga rasa kepercayaan yang telah kami jalin dengan pihak perusahaan ," katanya.
"Ya, setelah dilakukan investigasi dan mengetahui masalahnya, perusahaan itu mau bertanggung jawab atas kerugian yang telah saya alami dan mereka berkomitmen untuk mengembalikan dana sebesar 150 juta rupiah," Tambahnya.
Adapun konsumen lain yang menjadi korban dari penipuan W**an, Korban yang lebih memilih untuk tetap anonim, menceritakan bahwa ia tertarik dengan penawaran harga bahan baku digital printing yang lebih murah dari perusahaan tersebut.
"Saya sedang mencari bahan baku untuk kebutuhan usaha percetakan saya, dan sales itu menawarkan harga jauh lebih rendah dibandingkan tempat lain. Mereka juga menjamin kualitas yang sangat baik," ungkapnya.
korban sepakat untuk membeli bahan baku digital printing dengan nilai total Rp 100 juta dan melakukan pembayaran di muka sesuai dengan kesepakatan. "Ya barang nya memang bagus, datang sesuai dengan kesepakatan, saya sudah membayar juga ke W**an setengah pembayaran sekitar 50 juta waktu itu, tapi ternyata transaksi yang saya lakukan tidak masuk ke pihak perusahaan, saya bingung juga harus gimana, akhirnya saya telefon ke pihak perusahaan, mereka berjanji untuk mencari tahu apa yang terjadi, karena ternyata hal ini terjadi bukan hanya dengan saya," tambahnya.
Perusahaan akhirnya menghubungi saya dan akan mengganti kerugian yang saya alami, pihak perusahaan mengganti persis sebesar 50juta, ya hal ini pastinya bakal jadi pelajaran ya bagi saya, transaksi apapun hrs mengatasnamakan perusahaan, walaupun sudah percaya dan meyakinkan orang nya, semuanya harus dijalankan secara resmi," ujarnya.
"Ya untung nya setelah sebulan mungkin ya?Setelah penipuan ini terbongkar, pihak perusahaan memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus ini secara hukum. Berbagai pertimbangan yang telah dilakukan alasannya adalah untuk menjaga reputasi perusahaan dan menghindari publisitas negatif yang akan merusak citra perusahaan. Dalam keputusan yang mengejutkan banyak pihak, Wawan dipecat secara tidak hormat dan diberikan hukuman untuk mengembalikan sejumlah uang yang telah Ia masukkan ke kantong pribadinya.
"Ya mungkin kejadian ini harus menjadi pengingat yang kuat bagi kami tentang pentingnya transparansi dalam setiap transaksi. Kami berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar hal ini tidak terulang lagi. Kami juga sedang berusaha untuk terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kontrol internal di perusahaan ini dan berusaha untuk meningkatkan audit dan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan bahwa setiap pembayaran tercatat dengan jelas dan akurat setiap harinya," Kata Kepala perusahaan tersebut.
"Kami tidak ingin reputasi perusahaan kami tercemar oleh tindakan satu individu. Selama masalahnya masih bisa diselesaikan ya kami berusaha untuk tidak memperpanjang hal tersebut. Ini adalah pelajaran berharga tentang betapa pentingnya memiliki prosedur yang ketat dan komunikasi yang jelas dalam tim kami," Tambahnya.
Kejadian ini menyorot betapa pentingnya transparansi dan integritas dalam dunia marketing. Masyarakat dan pelaku industri diingatkan untuk selalu waspada dan tidak terjebak dalam janji manis yang dapat menyebabkan kerugian besar. Dalam informasi yang cepat setiap individu harus lebih profesional dalam melakukan verifikasi dan melakukan pembayaran sesuai dengan aturan yang ada. Kejadian ini tentunya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.
Kepercayaan yang dibangun dalam bisnis harus dijaga, karena begitu hilang akan sulit untuk dipulihkan.