Mohon tunggu...
STEVIANI KEZIA MALEAKHI
STEVIANI KEZIA MALEAKHI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Happy reading everyone 😁

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengesahan Qris di Kalangan Tukang Parkir Tuai Banyak Kontra! Mengapa?

15 Oktober 2024   21:41 Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontra pembayaran parkir non tunai. (Foto: Steviani Kezia/Kompasiana)

[Bandung][15/10/2024]- Dinas Perhubungan Kota Bandung telah dengan resmi memulai uji coba sistem pembayaran parkir menggunakan Qris (Quick Response Code Indonesia Standard) (10/10/2024).

Uji coba dilakukan di tepi jalan Banceuy, jalan Pecinan dan Jalan ABC. Sebanyak 25 juru parkir telah menggunakan rompi yang di belakang nya tercantum barcode untuk melakukan sistem pembayaran non tunai.

Upaya pemerintah dilakukan untuk memudahkan para konsumen dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pada saat ini, tetapi tentunya hal ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk dapat diimplementasikan di lingkungan masyarakat, khusus nya untuk pembayaran parkir non tunai ini.

Hal ini banyak menuai kontra di kalangan petugas parkir di Kota Bandung.Nur (32) salah satunya yang menilai penggunaan Qris bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Sebagai kepala keluarga dengan empat orang anak yang masih berada di usia belia, Nur merasa khawatir dengan perubahan ini.

"Saya tidak mengerti teknologi dan merasa kesulitan untuk dapat beradaptasi dengan sistem yang baru, tidak mengerti cara pengoperasiannya, proses pengambilan uangnya pun ribet, anak saya masih kecil-kecil, kalau cash kan mau jajan atau perlu apa uangnya langsung ada, kalau harus ke bank dulu saya nya juga susah," Kata Nur, Senin (14/10/2024).

Qris disahkan dengan tujuan untuk mempermudah transaksi keuangan dan meningkatkan efisiensi pelayanan publik. Namun, Nur menghawatirkan bahwa tidak semua pelanggan familiar dengan teknologi. "Kami butuh cara sederhana dan langsung. Ini bukan hanya tentang saya, tapi juga rekan-rekan tukang parkir lainnya," tambahnya.

Pemerintah setempat sempat berusaha memberikan sosialisasi mengenai penggunaan Qris bagi para petugas parkir. Namun, bagi Nur perubahan ini tetap menjadi tantangan, "mending yang mudah aja neng, yang saya paham, takut resiko nya besar," tutupnya.

Dengan pro dan kontra yang muncul, para petugas parkir berharap dapat menemukan solusi yang memudahkan semua pihak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun