Gambar atau baliho yang tertera diatas menggunakan Teori Dramastisme yang dikemukakan oleh Kenneth Burke, yang merupakan sebuah pendekatan yang melihat kehidupan manusia sebagai sebuah drama, yang juga dapat dianalisis melalui lensa dramaturgi. Teori Dramastisme yang terletak di baliho di atas terdapat pada kata "Lengah Dikit Glowing!" yang didasarkan dengan glowing dalam 15 menit, kata - kata tersebut tidak akan mungkin terjadi dikarenakan tidak mungkin hanya dengan 15 menit, kulit muka akan menjadi putih bersih bersinar atau biasa disebut glowing. Baliho diatas menggunakan konsep persuasif melalui kata - kata "NEW! 10 STEPS KOREAN FACIAL", dengan kata - kata tersebut dapat meyakini pembaca dengan mengunakan hanya 10 langkah korean facial dapat membuat wajah kita menjad cerah.Â
Gambar atau baliho yang terletak diatas menggunakan Teori Integrasi Informasi yang merupakan penjelasan bagaimana individu memproses dan mengintegrasikan informasi untuk membentuk sikap dan membuat keputusan pada suatu objek atau yang mereka lihat. Baliho GrafFood diatas memberi pilihan kepada pembaca untuk dapat megambil kedua promo diskon yang berlaku, yang pertama promo diskon 60% dari aplikasi GoJek itu sendiri dan yang kedua promo diskon GoJek yang berkolaborasi dengan SuperBank yang mematok diskon sampai 75% dan kedua pr0mo diskon tersebut bisa digunakan oleh penguna Gojek tersebut. Dari kedua promo yang di berikan oleh Gojek tersebut memberikan pilihan - pilihan kepada pengguna, sehingga terbentuk Teori Integrasi Informasi yang memengaruhi pengguna untuk menentukan pilihan - pilihan tersebut.
Kedua paragraf di atas menyoroti dua perspektif yang berbeda dalam menganalisis pesan persuasif dalam sebuah iklan. Paragraf pertama menggunakan Teori Dramatisme untuk mengurai pesan iklan sebagai sebuah drama, dengan fokus pada kata-kata yang dipilih dan bagaimana kata-kata tersebut menciptakan kesan dramatis dan bahkan manipulatif. Sementara itu, paragraf kedua mengaplikasikan Teori Integrasi Informasi untuk melihat bagaimana iklan tersebut merancang pilihan-pilihan bagi konsumen, sehingga mendorong mereka untuk terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan. Singkatnya, jika paragraf pertama lebih menekankan pada aspek emosional dan manipulatif dari pesan, maka paragraf kedua lebih fokus pada aspek kognitif dan proses pengambilan keputusan yang rasional.
Dalam analisis pertama, iklan dianggap menggunakan drama untuk membujuk konsumen dengan janji yang tidak realistis. Sebaliknya, dalam analisis kedua, iklan dilihat sebagai alat untuk memberikan informasi dan pilihan kepada konsumen, sehingga konsumen merasa lebih terlibat dan berdaya dalam membuat keputusan. Dengan demikian, kedua teori ini memberikan lensa yang berbeda untuk melihat sebuah pesan persuasif. Teori Dramatisme membantu kita memahami bagaimana bahasa dan narasi digunakan untuk menciptakan efek emosional, sedangkan Teori Integrasi Informasi membantu kita memahami bagaimana informasi disusun dan disajikan untuk mempengaruhi keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JLMI/article/view/1676 (Teori Dramatisme)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/3829/3498 (Teori Integrasi Informasi)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI