Oleh : Steven empindonta tarigan
Berbicara mengenai perkembangan Zaman sangat lah luas baik itu  hal yang positif  maupun hal yang negatif. Bisa dikatakan perkembangan zaman ini adalah hasil dari kemajuan teknologi. Semakin pesat nya teknologi semakin mudah muda-mudi bangsa ini mengakses bagaimana kehidupan di seluruh dunia ini. Oleh sebab itu muda-mudi Indonesia kerap sekali mencoba untuk meniru budaya, Bahasa,  dan bahkan kebiasaan orang orang di luar sana hanya untuk kepentingan gaya hidup dan hal tersebut umunya terjadi kepada generasi Gen-Z.
Sebelumnya kita terlebih dahulu mengetahui apa dan siapa itu generasi Z. Generasi Z adalah muda mudi yang terlahir di antara tahun 1995- 2010. Di sebut dengan Gen Z karena generasi sebelumnya itu di beri istilah generasi X dan Y. Di tahun 2023 ini pasti nya generasi Z ini di sebut masih muda. Seperti yang kita ketahui bahwa karakter seorang anak muda itu adalah suka menjelajah dan suka hal yang baru. Oleh sebab itu, generasi ini kerap ingin merasakan hal-hal yang tidak biasa mereka lihat dan rasakan sehingga mereka cepat sekali mengadopsi gaya hidup budaya luar untuk mereka Tiru.
Hal yang perlu kita waspadai di zaman yang semakin maju ini adalah kecintaan anak muda atau gen z terhadap negeri kita ini. Jangan sampai kemajuan zaman ini memudarkan rasa cinta tanah air masyarakat Indonesia terutama pemuda yang akan menjadi generasi bangsa ini. Karena hal tersebut baik kita sadari ataupun tidak, bisa saja terjadi karena nilai-nilai yang berasal dari luar budaya Indonesia perlahan menggantikan nilai-nilai budaya kita di hati dan pikiran putra-putri bangsa. Contoh nya seperti terjadinya adopsi budaya luar, memiliki idola dari negara luar terobsesi brand luar dll,  ini bisa memicu pudarnya cinta akan tanah air. Di tulisan ini  saya akan menguraikan keadaan gen-z saat ini dan kita akan belajar apakah hal tersebut dapat mempengaruhi kecintaan mereka akan bangsa ini.
A. Terjadinya adopsi budaya luar
Selain ingin mencari sesuatu anak muda juga selalu ingin terlihat keren oleh teman sebaya mereka. Menurut penilaian anak muda seseorang bisa di sebut keren jika bisa mengikuti apa yang trend baik di dunia nyata maupun di sosial media. Sayang nya trend tersebut cenderung datangnya dari kehidupan orang luar bukan dari dalam negri dan panutan yang mereka tiru adalah tokoh-tokoh mancanegara. Obsesi ini lah yang menyebabkan budaya luar sangat mudah mempengaruhi dan memudarkan budaya yang ada di Indonesia di kalangan generasi Z. Â Pengaruh tersebut dapat kita lihat dari gaya Bahasa, gaya berpakaian bahkan etika pemuda yang tidak menunjukkan jati negara bangsa Indonesia.
      1. Gaya bahasa
 Indonesia memiliki bahasa yang sangat sopan dan sangat ideal untuk budaya di Indonesia. Karena bahasa itulah salah satu cerminan dari budaya kita. Contoh nya seperti memanggil orang tua kita tidak boleh menyebut nama ataupun menyebut dengan kata kamu atau kau. Namun, kita harus menggunakan kata bapa, ibu, kakek, nenek, om, tante dan sebagainya. Begitu juga menyebut orang yang lebih tua dari kita harus menggunakan kata anda atau kamu.
Gaya bahasa Indonesia tersebut berbeda dengan bahasa  Berbeda dengan bahasa inggris yang bisa menggunakan kata YOU untuk semua orang. Ini adalah salah satu contoh bahwa bahasa Indonesia itu memiliki karakteristik tertentu. Namun terkadang generasi Z ini tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, apakah mereka tidak bangga dengan bahasa Indonesia kita tidak tahu. Pastinya mereka mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan istilah luar karena hanya ingin terlihat gaul atau keren.Â
Seperti yang saya perhatikan bahwa generasi Z di Jakarta selatan memiliki trend berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang di kombinasikan bahasa Inggris.Contoh istilah yang sering digunakan oleh generasi Z di sosial media seperti ; on the way, glow up, cancel culture, post a picture, dan masi banyak lagi. Saya tidak mempermasalahkan bahasa inggris atau bahasa apapun yang mereka gunakan namun yang saya heran adalah istilah istilah tersebut di satukan dalam kalimat bahasa Indonesia.
Jika seseorang fasih berbahasa inggris dan menggunakan bahasa inggris sebagai alat Pendidikan ataupun sarana untuk belajar dengan orang luar saya tidak akan mempersalahkan hal tersebut bahkan saya mendukungnya. Namun, mengapa bahasa Indonesia harus mereka campuradukkan dengan istilah-istilah luar tersebut?. Â Apakah mereka tidak bangga dengan bahasa Indonesia? Dengan kelakuan mereka tersebut apakah dapat di katakan mereka cinta akan tanah air?