Mohon tunggu...
Stevenson Christopher Hudiono
Stevenson Christopher Hudiono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMA

Murid Kolese Kanisius Kelas 11. Seorang yang ingin tahu banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekskursi, Mencari Kesamaan sebagai Dasar Toleransi di Tengah Perbedaan

22 November 2024   23:57 Diperbarui: 23 November 2024   00:00 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memainkan Rebana. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pengalaman saya di Pondok Pesantren tersebut merupakan waktu yang singkat, 3 hari dan 2 malam namun itu tidak menghalangi saya dan teman-teman saya belajar apa yang dapat dipelajari di Pondok Pesantren. Kedatangan kami disambut oleh kepala Pondok Pesantren dengan upacara pembukaan yang hangat serta tarian yang indah.

 Penyambutan yang hangat itu sejujurnya melepaskan ketakutan bahwa pengalaman ekskursi ini akan menjadi pengalaman yang tidak nyaman bagi kedua pihak. Pada pembukaan ini, lagu Al-Mizan dan Mars Kolese Kanisius dikumandangkan. Kepala Pondok Pesantren, Gus Kg, mengatakan bagaimana nilai-nilai Al-Mizan dan Kolese Kanisius esensinya sama, yakni bagaimana kita diharapkan untuk bermanfaat kepada bangsa dan negara kita, Republik Indonesia. 

Di Pondok Pesantren ini, kami mengikuti dinamika sebagaimana penghuni pesantren agar kami dapat memahami kegiatan mereka sehari-hari dengan panduan dari beberapa santri. 

Pada subuh hari, kita semua dibangunkan oleh lonceng untuk segera mengikuti pengajian di rumah Kyai Maman Imanulhaq bersama para santri dan santriwati. Di tempat itu, dibacakan syair-syair yang berisi nilai-nilai mizani serta diberi ceramah tentang filosofi K.H. Abdurrahman Wahid tentang perbedaan. 

 Ketika dinamika pengajian pada pagi hari , saya sadar bahwa para santriwati tidak disegregasikan dengan para santri. Setelah sesi pengajian tersebut selesai, Kyai Maman mengajak kelompok kami berbincang dengan durasi 1 jam-an. Dalam perbincangan tersebut, dugaan saya terbukti, Kyai Maman mengatakan Pondok Pesantren Al-Mizan memang cenderung lebih progresif dibandingkan pondok pesantren lainnya. 

Kyai Maman tidak hanya menerangkan tentang sejarah internal Pondok Pesantren Al-Mizan, kami juga diajak berdiskusi mengenai teologi, terutama teologi agama Abrahamik. Ada teman saya yang secara frontal menentang fakta historis yang ada di Al-Quran, bagaimana Yesus bukanlah orang yang disalibkan, namun ia langsung diangkat di surga. 

Kyai Maman menjawab dengan sangat bijak menggunakan perkataan Gus Dur, ia mengatakan bahwa memang fakta historis dari kedua pihak memang berbeda, tetapi dari kedua pihak memang setuju bahwa Yesus/Nabi Isa adalah penyelamat yang akan datang pada akhir zaman. 

Menurutnya, kasus ini adalah sama dengan perdebatan Ishak atau Yakub yang akan dikorbankan. Pada saat itu, Gus Dur merespon perdebatan tersebut dengan mengatakan bahwa yang penting adalah keduanya pada akhirnya tidak dikorbankan. 

Kyai Maman mengajarkan secara personal ke diri saya bagaimana kesamaan esensi adalah penghubung hati ke hati diantara perbedaan yang ada. Secara pribadi, saya menganggap hal itu sebagai dasar rasa toleransi, yakni pemahaman esensi di antara perbedaan. Agama sendiri adalah sarana Tuhan mengajarkan kebaikan ke komunitas manusia dan itu menjadi fondasi toleransi keagamaan kita. 

Terlepas dari perbedaan ritual keagamaan, perbedaan fakta historis, semua itu menjadi minor dibandingkan nilai kebaikan universal yang ditanamkan. 

Setelah diskusi dengan Kyai Maman yang bermakna, kami melanjutkan kegiatan kami dengan mengikuti kegiatan bersekolah mereka seperti anak SMA biasa, kebetulan mereka sedang belajar pelajaran matematika saat itu. Setelah itu, kami mengikuti pelajaran fiqih mereka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun