Mohon tunggu...
Stevenson Christopher Hudiono
Stevenson Christopher Hudiono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMA

Murid Kolese Kanisius Kelas 11. Seorang yang ingin tahu banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karya Interdisipliner, Pandangan Holistik terhadap Ilmu

8 November 2024   23:43 Diperbarui: 9 November 2024   04:25 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggal 7-14 Oktober ini, kita disuguhkan dengan momen yang menggembirakan: pengumuman penghargaan Nobel bagi mereka yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peradaban manusia di berbagai bidang. Penghargaan ini bisa diberikan kepada individu atau organisasi yang telah menunjukkan dedikasi dan inovasi luar biasa. Awalnya, penghargaan Nobel sendiri dibagi menjadi lima kategori; perdamaian, literatur, kimia, fisika, dan kedokteran.

 Namun, seiring berjalannya waktu, bidang ekonomi ditambahkan oleh Bank Sentral Swedia sebagai bentuk penghormatan kepada Alfred Nobel, pencetus penghargaan ini.

Banyak orang penasaran mengenai pencapaian apa yang membuat para penerima penghargaan ini layak mendapatkan pengakuan tersebut. Jejak individu-individu yang menerima penghargaan Nobel ini pun sering kali ditelusuri, mulai dari almamater mereka hingga rekam jejak kehidupan mereka. 

Menariknya, terdapat satu hal yang mencolok yang sering diperhatikan oleh banyak orang: karya ilmiah para penerima penghargaan Nobel di bidang ilmu pengetahuan alam. Hal yang unik ini bukan hanya ada pada satu individu, tetapi pada banyak dari mereka. Fakta menarik tersebut adalah bahwa karya-karya ilmiah mereka sering kali bersifat interdisipliner.

Karya ilmiah interdisipliner merupakan hasil penelitian yang menggabungkan perspektif, metode, dan teori dari berbagai disiplin ilmu untuk menjawab permasalahan yang ada. Dalam karya ilmiah interdisipliner, penelitian dilakukan dengan melibatkan kolaborasi antar bidang, seperti sains, teknologi, sosial, dan humaniora. 

Kolaborasi ini bertujuan untuk menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efektif terhadap suatu masalah. Contohnya, pengembangan obat yang melibatkan disiplin ilmu biologi untuk memahami cara kerja sel dan ilmu kimia untuk mengetahui interaksi zat dengan sel.

Pemenang Nobel Kimia tahun ini melakukan riset mengenai penggunaan kecerdasan buatan dan komputasi untuk memprediksi struktur protein dari rantai asam amino. Sementara itu, pemenang Nobel Fisika meraih penghargaan berkat penelitian yang memanfaatkan ilmu fisika dalam pengembangan jaringan neural artifisial, yang menjadi fondasi bagi pembelajaran mesin di bidang kecerdasan buatan. 

Karya interdisipliner ini bukanlah hal baru; bahkan, sudah ada sejak lama. Contohnya, Marie Curie, wanita yang memenangkan penghargaan Nobel pada awal abad ke-20 di bidang fisika dan kimia, adalah seorang ilmuwan yang karyanya menjembatani berbagai disiplin ilmu.

Pentingnya pendekatan interdisipliner ini tidak hanya terlihat di kalangan penerima Nobel, tetapi juga dalam konteks pendidikan secara global. Di banyak negara, termasuk Indonesia, sistem pendidikan wajib cenderung bersifat terlalu luas, di mana siswa biasanya diarahkan untuk belajar bidang studi seluas mungkin. Mengulik riwayat-riwayat pendidikan para peneliti interdisipliner ini, suatu konklusi dapat didapatkan. 

Jika ingin sukses dalam suatu bidang, anda pertama-tama harus menjadi sebuah ahli dalam bidang tersebut lalu menginkorporasikan berbagai bidang ke dalam bidang spesifik tersebut. Frase yang terkenal untuk menggambarkan hal ini adalah "Jack of All Trades", dapat ditranslasikan menjadi serba bisa. 

Menurut World Economic Forum 2018),  kurikulum pendidikan Finlandia memungkinkan para siswa memilih pelajaran sesuai spesialisasi mereka. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa secara mendalam, menjadikan mereka "master of one thing". Hal ini membantu mereka memahami kompleksitas masalah dan mencari solusi yang lebih holistik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun