Namun bila sudah sedemikian banyak ide kita dicap gagal, bahkan mentok dan seolah awan gelap merundungi dunia kita. Di satu titik perjalanan. Mungkin saja semua tool sudah kita keluarkan. Namun tetap mentok juga. Bisa jadi di kala penolakan itu terus berulang, kita akan keluar. Adalah sebuah visi yang jelas, bahkan di putaran terakhir sekalipun, mampu menjadi kunci membuka kesempatan.
Visi yang jelas akan membuat kita tetap percaya akan ide bisnis yang kita miliki, pasti membuahkan sesuatu.
Ijinkan saya memberikan contoh kasus terakhir. William Tanuwijaya. Bukan lulusan luar iya. Ditolak saat menawarkan ide bisnisnya. Marketplace yang Indonesia banget. Waktu itu juga belum ada role model yang membuat bisnis online seperti dianggap sebelah mata banyak pihak. Persistensi memainkan perannya dalam hal ini. Namun jelas sekali William menyebut visi yang terus hidup dalam dirinya, yakin bahwa internet mampu mengubah hidup banyak orang. Itulah yang saya kira adalah salah satu keberhasilan Tokopedia meraih pendanaan dari pihak luar dan terus berupaya menjadi e-commerce yang memimpin di pasarnya.
Visi sang CEO yang terus mendorong tim Tokopedia terus maju melayani penjual dan pembeli di ranah daring, meski waktu itu belum ada perkembangan positif dari berbagai pihak pendukung. Layanan perbankan. Perusahaan logistik. Visi itu terus menyala hingga Tokopedia berhasil mendapat pendanaan dan tetap mampu mempetahankan layanannya hingga saat ini. Ini semua dia ceritakan waktu melawat ke San Fransisco, 2015 silam. Videonya bisa kamu tonton di Youtube.
Kegigihan dan visi yang terus membuat Tokopedia berlari meninggalkan pemain-pemain lainnya adalah modal utama Tokopedia sendiri. Dalam “The Everything Store”, Brad Stone yang menarasikan perjalanan raksasa Amazon.com, sempat menulis situasi yang sama dengan kondisi Tokopedia saat ini. Terus berlari untuk memimpin persaingan merebut pangsa pasar e-commerce Indonesia.
Konteksnya saat itu Amazon masih early running. Bezos terus mengungkapkan goal miliknya, yaitu Get Big Fast.
“Bezos berbicara tentang keterdesakan: perusahaan yang terdepan akan cenderung mempertahankan kedudukannya, dan selanjutnya dapat menggunakan keunggulannya itu untuk membangun pelayanan yang istimewa kepada pelanggan.”
Saya yakin William telah memahami kondisi yang disebut Bezos barusan. Dirinya mengaku senang membaca. Kisah perjalanan para pionir bisnis daring yang sebagian besar berasal dari US pasti sudah dilahapnya.
Menutup artikel ini, ada sebuah refleksi menarik bagi kita semua. Apakah kita sudah memiliki visi untuk dijalani. Kalau iya, apakah visi itu sudah kamu tekuni hari-hari ini? Adakah kamu terus menghidupkan visi tersebut? Kalau belum, saatnya merengkuh visi jangka panjangnmu, dimulai dari apa yang kamu miliki hari ini. Mulai sekarang. Terakhir. Saya ingin menuliskan kembali petuah orang bijak, “Where there is a vision, there is provision.“
Ambon, 2017.