Tahun baru, baju baru, dan resolusi baru. Itu mungkin hal yang paling sering kita dengar saat masuk awal tahun. Di saat banyak ribut isu hoax dan hingar bingar dunia politik yang merambah sosial media, ada baiknya kita rehat sejenak. Mumpung masih awal tahun nih, kita punya banyak waktu buat bikin rencana atau membuat daftar pencapaian di tahun 2017. Saya yakin pasti banyak dari kita semua yang optimis tahun ini adalah tahun yang keren buat make a career, mencoba lakukan sesuatu yang berdampak bagi banyak orang, atau sekadar melatih skill baru yang menurutmu cool abis.
Orang bijak bilang pengalaman adalah guru yang berharga. Di artikel ini, saya akan mengajak kamu untuk melihat beberapa hal keren yang bisa jadi semacam pelajaran hidup. Ini semua diekstraksi dari lima bacaan favorit saya di tahun 2016.
Nah, kira-kira apa sih tool atau pelajaran yang semoga bisa membuat kamu selangkah lebih dekat dengan goal kamu itu?
Mari kita simak bersama.
1. The Power to Compete. An Economist and an Entrepreneur on Revitalizing Japan in the Global Economy oleh Hiroshi Mikitani & Ryoichi Mikitani. "Diskusi mengesankan perihal upaya membangkitkan Jepang dalam kancah dunia".
Buku ini adalah salah satu buku non fiksi berkesan bagi saya di tahun 2016. Selain buku-buku biografi tokoh lain seperti Mochtar Riyadi, Andy Noya, dan Ben Anderson. Saya merekomendasikan buku-buku tersebut masuk dalam koleksi perpustakaan pribadi Anda.
#1. Be open minded. CEO Rakuten ini dalam bukunya mengupas berbagai metode yang diyakininya untuk membawa Jepang kepada era kejayaannya. Salah satu sikap yang bisa dicontoh dari Hiroshi Sensei adalah punya pandangan yang terbuka. Termasuk diantaranya memakai kehebatan teknologi informasi sebagai sebuah leverage.
Menariknya. Sosok pria yang terkesan kalem dan humble ini, dalam perbincangannya dengan sang ayah, mengaku menghabiskan masa kuliahnya dengan main tenis. Sang ayah malah ketawa mendengar pengakuan tersebut. Bukannya marah atau sewot karena sang anak menghabiskan waktunya dengan hal yang remeh seperti main tenis. Jadi hal positif yang bisa diambil adalah "Lakukan sesuatu dan tekuni apa yang kamu nikmati."
2. Living Sacrifice. Oleh Alberthiene Endah. "Biografi Dato Sri Tahir ini memberi pandangan yang mendalam tentang arti kerja keras dan perjuangan hidup."
 Banyak nilai dan kritikan yang keras terhadap cara pandang kebanyakan orang dalam menilai seseorang.
3. Hidup di Luar Tempurung. Diterjemahkan dengan apik oleh Ronny Agustinus dari penerbit Marjin Kiri. "Memoar yang berkesan bagi saya."Â
Nama Benedict Anderson-seingat saya-pertama kali saya jumpai saat membaca Tempo edisi spesial. Setiap tahunnya dalam satu edisi Tempo akan mengangkat kembali peristiwa 1965. Kali itu tema besarnya tentang keterlibatan pihak asing dalam peristiwa 65. Di sana saya membaca reportase yang menyebut keterkaitan "Cornell Paper" dengan musabab meletusnya peristiwa yang secara praktis melahirkan masa orde baru.
Cornell Paper sendiri adalah sebuah kajian awal yang dibentuk oleh para akademisi kajian Asia Tenggara di Universitas Cornell, termasuk Ben sendiri. Sesuatu yang akhirnya membuat Ben tidak dapat kembali berkunjung ke negeri yang dicintainya ini. Boleh jadi ini salah satu sebab yang membuat sosok Ben melambung tinggi di mata dunia internasional. Otobiografi Ben Anderson yang bertajuk "Hidup di Luar Tempurung" menyajikan sekelumit kisah hidupnya secara lugas, serius, namun dibarengi dengan selera humor yang tak kalah menarik.
#3. Banyak membaca. Lebih bagus lagi bila menyenangi bacaan sejak kecil.
Ben kecil diasuh dengan cara yang unik, dikenalkan orangtuanya dengan berbagai bacaan yang menyenangkan. Ben akhirnya tertarik melihat dunia dan kelak menjadi salah seorang akademisi yang hasil pemikirannya menggugah banyak orang.
Mengenalkan bacaan sejak kecil adalah waktu terbaik untuk memulai kebiasaan positif membaca. Melatih rasa ingin tahu yang membara. Ada pernyataan menarik yang sering saya lihat di sosial media, "Today a reader. Tomorrow a leader."
4. Seri Tintin. oleh Herge. Sejak awal tahun 2016, saya ingin mencoba bacaan yang beda. Selain membeli buku berbahasa Inggris. Komik lokal dan luar coba saya beli. Mengingat seri Tintin yang cukup banyak untuk dikoleksi. Saya memilih mengikuti 10 judul. 5 diantaranya adalah 5 judul terbaik versi Erdiawan Putra. Sampai akhir tahun, saya masih menyisakan The Castafiore Emerald. Coba deh, baca lagi petualangan Tintin. Petualangannya seru dan lucu. Kabar terakhir akan ada cetak ulang dari penerbit.
#4 Bertualang. Sekali lagi bertualang seperti tokoh kesayang kita di komik ini. Bahkan ada yang kerap mengatakan, saat kita melakukan perjalanan ke luar kota atau luar negeri, melihat suasana baru, berinteraksi dengan orang yang berbeda dari biasanya, setidaknya kita akan meraup pemikiran yang beda. Get lost. Itu saran Prof Rhenald saat meminta mahasiswanya untuk ke luar negeri, demi sebuah pengalaman baru dan keseruan yang tak terkira. "Itu membuat saya percaya kalau semua orang yang berusia sebelum 14 tahun baiknya mencoba menghabiskan enam bulan atau setahun dalam budaya yang berbeda, karena itu membuatmu menyadari caramu melihat kehidupan bukan hanya itu satu-satunya. Hal itu membuat saya punya pandangan yang lebih terbuka." kata Arsene Wenger, pelatih Arsenal dalam "The Manager" (2013).
5. Bakuman.
Komik ini saya rekomendasikan untuk Anda ikuti. Harus ANDA BACA. Singkatnya Bakuman adalah komik tentang komik. Bagaimana penggarapan, jatuh bangun, dan perjuangan tak kenal lelah para mangaka untuk menembus majalah komik itu tergambar kuat di seri ini. Saya sampai bela-belain beli tuntas karena tak ingin lama-lama menunggu terbitan Elex. Rekor komik Jepang perdana yang dibeli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H