Yang merindukkan kisah indah di akhir cerita nanti.
Ini barulah langkah awal yang kujejali.
Serasa berat, namun kumenerimanya penuh berkat.
Aku tak mau dibilang manusia sempurna, tapi ingin disebut manusia berguna.
Masih ada ribuan tapak yang harus kulewati.
Ceria, letih, canda dan tawa menghiasi balutan langkah kuyuh kakiku,
Satu kata mendorongku dalam hati: semangat!
Sebab, aku adalah perempuan pertama yang ingin melukis indah warna-warni senyuman di bias kedua orangtuaku.
Sudut Penfui, 28/01/23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H