Matamu adalah matamu, saat bersanding terselip makna yang berbedah
Tak salah bila berada pada titik yang sama setidaknya melempar dua mata dadu
Bukanlah rumus yang tepat menentukan takdir.
Adanya aku sudah menjadi kabur pada setiap hitungan dadu. Apakah pantas menggantungkan dua manusia pada satu salib?
Harta dan takhta seakan berlimpah-ruah menarik pelatuk dan melepaskannya masih kupagut dalam
Kesenangan. Ahhhh,,,, aku bodoh. Sepenanggungan pun andalanku, berada pada siap dan laksanakan
Masih tetap aku yang menang
Dua dan empat terus bergulir, menahan dua hati atau empat nyawa menjadi habitus saat aku meledak
Iya meledak dari kekeliruanku, keliru bahwa aku keliru
Skenario masih di bawah kendaliku, siap dan laksanakan terus mempertajam ambisinya
Kehadiran mereka selalu dibarengi, apakah keliru masih menjadi bayangku?
Tak apalah setidaknya aku masih menang.
Sudut Penfui, 02/01/23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H