SAJAK-SAJAK MENDUNG DI HARI SABTU
Mendung tak terbendung memblokir penghias awan
Sajak tak terbendung pun diciptakan untuk mengonfirmasi harapan.
Mendung tak mampu menang, jika matahari bersinar
Sajak tak mampu berisi, jika digunakan kata yang liar.
Sabtu yang cerah perlahan sayup termakan mendung
Harapan ini pun terasa sayup termakan janji kosong.
Jika mendung adalah pemenang hujan
Maka, ijinkalah petak-petak garis senyuman ini tertidur rapi menghiasi sayup matamu.
Jika sajak-sajak di hari sabtu menjadi pemenang atas paragraf kebencian
Maka, ijinkanlah nadi-nadi ini mengalirkan darah para perindu melintasi senyumanmu.
Agar problema kisah antara kita tak retak termakan mendung
Agar harapan yang diucapkan bersama tetap teguh di atas garis lintang.
Sampai di sini, tak ada lagi mendung
Sampai di sana pun, tak ada lagi sajak yang membangkang
Sebab, kita adalah satu kata setia dalam sajak-sajak mendung
Yang dibawa dalam doa "setia" yang panjang.
Sudut Mendung, 29/10/22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H