Rama menyengir lebar, lalu menunjukkan sesuatu di tangannya. Ternyata, dia sedang memegang seekor kadal kecil yang tampak ketakutan.
"Lihat apa yang aku temukan di halaman belakang!" serunya dengan bangga.
"Ya ampun, Rama!" Bunda memekik kaget. "Lepaskan kadal itu sekarang juga!"
"Tapi, Bu... Aku mau memeliharanya sebagai hewan peliharaan baru," rengek Rama.
Ayah menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak bisa begitu, Nak. Kadal itu harus dilepaskan ke habitatnya yang alami."
"Ayolah, Yah... Aku berjanji akan merawatnya dengan baik," Rama masih membujuk dengan wajah memelas.
Namun, Bunda tidak dapat dibujuk. Dengan tegas, dia memerintahkan Rama untuk melepaskan kadal itu ke halaman belakang. Rama pun menurut dengan wajah masam.
Setelah insiden kecil itu, keluarga Pratama melanjutkan persiapan untuk piknik mereka. Mereka mengemas bekal makanan, tikar, dan perlengkapan lainnya ke dalam mobil.
Sesampainya di taman kota, mereka mencari tempat yang teduh untuk menggelar tikar. Saat sedang sibuk menata bekal, tiba-tiba terdengar suara jeritan yang memekakkan telinga.
"Kyaaaaa! Ada ular!"
Rupanya, Dina telah menemukan seekor ular kecil yang merayap di dekat tikar mereka. Dengan sigap, Ayah menangkap ular itu dan memindahkannya ke semak-semak terdekat.
