Poin selanjutnya untuk menaikkan views hingga ribuan, ialah dengan melahap semua topik/tema yang masih berada dalam kapasitas kita sebagai penulis. Mengapa harus demikian? Karena berita yang sedang viral dapat datang dari topik/tema mana saja, jadi penulis harus siap dengan kondisi itu.
Sebagai contoh, saya yang selama ini dikenal sebagai penulis kanal anime, juga tidak ragu menulis artikel tentang sepak bola, Public Relations, pendidikan, hingga drama korea sekalipun. Karena apa? Karena saya merasa capable dalam menulis topik tersebut.
Hasilnya? Yup, kebanyakan artikel tentang sepak bola saya views-nya ada di atas 1.000 karena memang timing publish-nya tepat. Artikel tentang Public Relations dimana saya mengulas perihal brand Eiger pun pernah sampai masuk Kompas.com dan meraup 20 ribu lebih pembaca.
Jadi, bila teman-teman Kompasianer ingin artikelnya dibanjiri banyak pembaca, maka jangan terpaku menulis di satu topik/tema saja. Namun bila kekeh ingin menulis di satu topik/tema saja, apakah tidak ada kesempatan views artikel untuk tembus ribuan?
Jawabannya tentu masih bisa, asalkan artikel tersebut mampu menembus kolom headline Kompasiana, seperti yang biasa dilakukan Kompasianer Adica Wirawan dan Tonny Syiariel. Namun tentu, menembus headline Kompasiana tidak semudah membalikkan telapak tangan.
3. Sharing Artikel Anda di Tempat yang Tepat
Langkah selanjutnya agar artikel kita dapat meraup ribuan pembaca, ialah dengan share artikel kita di tempat yang tepat. Yup, inilah yang seringkali salah dilakukan oleh penulis, terutama penulis pemula seperti saya.
Beberapa dari teman-teman mungkin ada yang alakadarnya saja share artikel di sosial media pribadi seperti Twitter, Facebook, ataupun Instagram. Namun bila dilihat dari engagement, paling yang meng-klik tak sampai 20 orang.
Begitu juga dengan langkah beberapa teman yang masuk ke grup komunitas penulis di Facebook ataupun Whatsapp, dengan niat meningkatkan jumlah pembaca. Itu juga menurut saya, langkah yang keliru.
Hal itu sebab teman atau followers kita pasti akan merasa bosan ketika sudah 2 atau 3 kali membaca artikel kita, itu pun sudah saya alami sendiri. Klik di sosial media yang awalnya bisa mencapai 15 atau 20, kini tak sampai 5.
Di grup penulis Facebook pun demikian, sedikit yang akan membaca tulisan kita, karena setiap penulis hanya akan fokus membagikan tulisannya sendiri.