Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ulah Suporter Bebal, Izin Liga 1 Terancam Tidak Dikeluarkan Pihak Kepolisian

27 April 2021   06:05 Diperbarui: 27 April 2021   06:11 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret selebrasi juara Persija Jakarta selaku juara Piala Menpora 2021/bola.kompas.com

Piala Menpora 2021 yang notabene adalah kompetisi pra musim sebelum dimulainya kompetisi sesungguhnya, yakni Liga 1 2021/2022, berakhir sukses. Adanya ketakutakan kalau adanya kompetisi Piala Menpora 2021 akan menjadi salah satu cluster baru Covid-19 pun tak terbukti, berkat penerapan protokol yang ketat serta kedisiplinan atlet dan panitia yang bertugas.

Final leg kedua Piala Menpora 2021 yang mempertemukan dua klub besar di Indonesia, Persija Jakarta dan Persib Bandung, berakhir dengan kemenangan Persija Jakarta dengan skor 2-1. Hasil ini membuat Persija keluar sebagai juara Piala Menpora 2021, setelah sebelumnya di leg pertama Andritany dkk berhasil melumat Persib 2 gol tanpa balas. Jadi, Persija juara dengan agregat skor 4-1.

Awalnya, saya ingin menganggit artikel mengenai persepsi para suporter di Indonesia, yang bisa dibilang salah mengartikan arti "Turnamen Pra Musim". Hal itu terlihat dari besarnya tuntutan suporter untuk tim yang sedang bertanding di Piala Menpora 2021 ini. Seingat saya, ada beberapa kelompok suporter yang protes karena hasil buruk yang tim mereka alami di Piala Menpora 2021 dan bahkan meminta pelatih mereka mundur.

Namun, artikel itu urung saya buat karena sepertinya para suporter ini pun tak akan mengerti apa yang coba saya bahas, jadi percuma. Hal itu dikarenakan mayoritas suporter di Indonesia masih belum bisa berpikir kearah sana. Bagaimana tidak, jangankan mau kearah sana, setelah pertandingan Persija vs Persib usai, bisa terlihat bagaimana mengecewakannya aksi dari kedua kubu suporter.

Pertama, dari kubu Jakmania, melakukan konvoi serta memenuhi jalan MH Thamrin kea rah Bundaran Hotel Indonesia. Tak hanya itu, ada beberapa dari mereka yang menyalakan flare di jalan raya. Kejadian ini pun langsung membuat polisi turun tangan membubarkan massa yang ada.

Hal ini sejatinya miris, sebab sebelumnya sudah ada imbauan dari Akhmad Hadian selaku Ketua OC Piala Menpora, agar suporter tidak melakukan aksi konvoi juara yang berpotensi besar menimbulkan kemacetan dan kerumunan.

Kedua, dari pihak Bobotoh, melakukan aksi yang sungguh tidak terpuji, dengan melakukan penyerangan ke kantor Graha Persib, sebagai aksi protes dari kegagalan Persib meraih gelar juara turnamen PRA MUSIM, tuh saya capslock biar jelas.

Tak sampai disitu, aksi anarkis mereka pun kian berlanjut hingga melakukan penyerangan terhadapa beberapa kendaraan bermotor plat B yang ada di Kota Bandung. Bahkan menurut Instagram @pengamatsepakbola, salah satu korban dari penyerangan ini adalah keluarga salah satu pemain Persib itu sendiri, yakni Aqil Savik.

Sejatinya, kedua hal yang dilakukan oleh kelompok suporter di atas benar-benar sangat mengecewakan. Selain karena kesalahan persepsi salah yang menganggap Piala Menpora 2021 ini setara dengan AFC Cup, mental pembangkang dan mental kriminal masih lengket kepada suporter di Indonesia. 

Diminta jangan konvoi malah konvoi, kalah di turnamen pra musim malah berujung tindakan kriminal. Bayangkan apabila tim yang bersangkutan kalah di final AFC Cup, apa yang akan dilakukan oleh suporternya?

Selain itu, problem utama yang menjadi buntut dari tindakan egois para suporter tersebut, adalah potensi izin Liga 1 2021/2022 yang kemungkinan menjadi sulit dikeluarkan oleh pihak kepolisian. Ya, meskipun hanya menyangkut dua kelompok suporter saja, namun ada kemungkinan kepolisian tak ingin ambil resiko dengan memberikan izin Liga 1 2021/2022 yang berpotensi ricuh dan melanggar protokol serta imbauan jaga jarak.

Hal ini tentu mencoreng kegiatan Piala Menpora 2021, yang meskipun ada beberapa kontroversi, namun masih dalam batas wajar dan masih dapat ditoleransi. Buah dari ulah suporter kedua tim tersebut, jelas menjadi kerugian bagi seluruh klub di Indonesia. Apalagi jika dalam beberapa hari kedepan angka positif Covid-19 di Indonesia kian bertambah, bisa-bisa Piala Menpora yang jadi sasaran dan mempersulit keluarnya izin Liga 1.

Paham akan betapa merugikannya tindakan ceroboh para suporter ini, PSSI turun tangan langsung untuk meminta maaf terkait hal kejadian ini. PSSI mengklaim sebelumnya sudah ada konfirmasi dan sosialisasi secara langsung kepada ketua suporter Persib dan Persija, namun kericuhan masih saja tak terelakkan dan tetap terjadi.

Saya mewakili seluruh penggemar sepak bola di Indonesia, tentunya tak berharap akan ada drama lagi antara pihak klub, PSSI, dan pihak kepolisian terkait permasalahan izin berjalannya liga. Cukuplah hal itu terjadi di tahun 2020, jangan terulang kembali di tahun 2021 ini.

Untuk itu, harusnya kejadian ini menjadi tamparan bagi pihak suporter sekaligus ajang berintrospeksi diri. Sampai kapan mau melanggar aturan yang telah ditetapkan? Sampai kapan suporter mau dikait-kaitkan dengan tindakan kriminalitas? Janganlah egois, jangan karena perbuatan segelintir oknum, seluruh suporter di Indonesia jadi kena getahnya.

Namun nasi telah menjadi bubur, tindakan-tindakan tersebut sudah terjadi dan tak dapat dicegah lagi, yang bisa adalah dijadikan pelajaran agar kedepannya tak terulang tindakan serupa, persis seperti apa yang dikatakan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.

Apabila memang izin Liga 1 tak dikeluarkan pihak kepolisian, saya tentu tak akan protes, dan suporter pun harusnya tak punya hak untuk protes. Namun apabila diberikan kesempatan kedua (Izin diterbitkan), ada baiknya jangan disia-siakan kepercayaan yang diberikan. Jangan sampai perubahan itu cuma sampai di mulut, buktikan dengan aksi nyata. Buktikan kalau suporter di Indonesia mampu dewasa.

Akhir kata, seluruh masyarakat Indonesia tak hanya suporter, merindukan atmosfer sepak bola yang indah, aman, dan tentram. Saya pun sampai saat ini belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di stadion sepak bola karena takut adanya ulah suporter yang tak diinginkan. Maka dari itu, jadilah suporter yang dewasa dan taat aturan, agar iklim sepak bola di Indonesia semakin sehat dan masyarakat awam yang ingin menikmati pertandingan di stadion, dapat datang tanpa perlu merasa cemas atau ragu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun