Buntut kasus viral bocah cilik (bocil) yang melakukan aksi freestyle di masjid ketika ibadah sedang berlangsung, kian berlarut-larut. Oknum yang mencoba memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan situasi pun kian bermunculan, terbukti dengan adanya petisi pemblokiran terhadap game Free Fire.
Penulis sendiri sudah memberikan tanggapan dan opini baik terhadap kasus bocil yang freestyle di masjid, maupun terhadap petisi pemblokiran game Free Fire. Bila berkenan membaca, linknya sudah saya cantumkan di akhir artikel ini.
Artikel ini sendiri penulis anggit sebagai tanggapan atas ramainya respon dan komentar netizen di laman Facebook Kompasiana, di mana artikel penulis dibagikan. Dilihat dari respon di kolom komentar, mayoritas terkesan kontra dengan opini penulis di artikel tersebut.
Posisi penulis dalam artikel sebelumnya jelas, penulis menolak pemblokiran game Free Fire, karena tidak menyelesaikan akar dari permasalahan yang sedang terjadi, yakni kesalahan pola pikir dari para bocah cilik itu sendiri.
Namun, beberapa komentar (yang kemungkinan tidak membaca artikelnya) mengatakan kalau anak mereka menjadi lupa waktu, susah diatur, berani melawan orangtua, dan banyak keluhan lainnya, dikarenakan memainkan game Free Fire ini.
Intinya, mereka sepakat bahwa game ini lebih banyak membawa dampak negatifnya dan hampir tidak ada dampak positifnya, jadi lebih baik diblokir saja.
Pertanyaan penulis, apakah dengan pemblokiran game Free Fire tersebut anak-anak Bapak/Ibu dapat secara ajaib menjadi penurut, anak yang patuh kepada orangtua, serta melakukan hal yang lebih berfaedah? Jelas, tidak!
Anggaplah penulis dapat meramal masa depan, bila game Free Fire ini diblokir, anak-anak tersebut akan lari ke game-game lain, entah itu Mobile Legends, PUBG, DOTA 2, Clash of Clans dan lainnya.
Kemudian, hal viral yang negatif akan terulang kembali, game online akan kembali disalahkan karena anak-anak yang lupa waktu, berani melawan orangtua, dan susah diatur. Itulah yang akan terjadi bila game Free Fire diblokir, istilah kerennya "Vicious Cycle" atau "Lingkaran Setan".
Lingkaran setan itu tak akan pernah hilang sebelum adanya proses "Break the Chain", yakni memutuskan rantai terjadinya lingkaran setan tersebut. Bagaimana caranya?Â