Situasi Chelsea saat ini layak sekali mendapat julukan Kuda Hitam yang pincang
Memulai musim dengan menyandang predikat Kuda Hitam mendampingi Liverpool dan Manchester City sebagai dua kandidat utama juara Premier League, nyatanya The Blues tak mampu menunjukan performa yang sesuai dengan ekspektasi tersebut.
Ekspektasi selangit dari para pengamat sepak bola sekaligus True Blues sejatinya sangat masuk akal. Alasan utama yang mendasari keyakinan tersebut ialah dana belanja sebesar 250 Juta Euro yang dikucurkan taipan asal Rusia, Roman Abramovic kepada Frank Lampard guna membeli sejumlah nama bintang untuk memperkuat skuad Chelsea yang ada saat itu.
Dengan uang segudang tersebut, Lampard mendatangkan bintang Bundesliga Timo Werner dan Kai Havertz, bek senior Brazil Thiago Silva, lalu Ben Chilwell, Hakim Ziyech, hingga kiper utama mereka sekarang, Edouard Mendy.
Pemain bintang tersebut menambah kuat skuad Chelsea yang sebelumnya sudah diisi banyak pemain muda potensial seperti Mason Mount, Tammy Abraham, Reece James, Fikayo Tomori, hingga Callum Hudson-Odoi.
Nah, dengan kombinasi pemain bintang dan pemain muda potensial tersebut, serta didukung pemain berpengalaman seperti Azplicueta, Kante, Jorginho dan Giroud, sangat wajar apabila skuad Chelsea saat ini disebut cukup ideal untuk menjuarai Liga Primer Inggris.
Namun ekspektasi sungguh tak seindah realita. Hingga Pekan ke 17 Premier League, The Blues malah terkapar di peringkat 9 klasemen sementara. Peringkat tersebut didapat Chelsea setelah hanya menang sekali dalam 6 laga terakhir.
Ya, Werner dkk. harus kehilangan 3 poin saat berhadapan dengan Everton dan Wolves, lalu sempat menang 3-0 atas West Ham. Setelah itu, Chelsea kembali menelan pil pahit dengan kalah 3-1 dari Arsenal, bermain imbang 1-1 kontra Aston Villa, hingga yang terbaru mereka keok 3-1 dari Manchester City.
Siapa yang Harus Bertanggung Jawab Atas Performa Chelsea?
Bila diminta mencari kambing hitam dari rentetan hasil buruk yang didapat Chelsea tersebut, orang-orang dapat memberikan jawaban yang berbeda. Namun apabila ditarik benang merahnya, saya rasa hampir seluruhnya akan mengarah kepada pelatih mereka saat ini, Frank Lampard.
Tudingan tersebut sejatinya bukan tanpa alasan. Formasi 4-3-3 kesukaan Lampard dan keengganannya mengubah formasi tersebut agar cocok dengan style para pemain yang dimilikinya saat ini, saya sinyalir menjadi persoalan utama dibalik buruknya performa The Blues.