Di kala seusia SD, aku mempunyai cita-cita menjadi anak yang bisa mengaji dan mondok di Pesantren. Entah mengapa, intuisi fatamorgana ala bocil itu hinggap. Deretan imaginasi terus muncul, mulai dari beberapa bayangan enaknya ketika mondok bersandar di pohon kelapa sambil melihat sawah yang hijau-maklum pesantren di daerah biasanya berada di area pedesaan- plus dengan beberapa sandiwara santri baru yang akan memulai pertarungan jiwa belajarnya untuk jadi orang sukses dan bermanfaat. Di tahun yang sama tepatnya 1998, saat aku lagi puber-pubernya anak lulusan TK ke SD, terdapat acara televisi yang ramah anak.Â
Judulnya "Selamat Pagi" kalau tidak salah, maklum saja sudah 26 tahun silam acara legend pemutaran musik dan lagu anak itu sudah ditayangkan di TVRI. Ada sebuah momen quiz di kala itu yang merajut kreativitas anak-anak SD dengan tajuk "Tunjukkan Kreativitasmu". Quiz tersebut mencoba melatih pemirsa bocil-bocil untuk selalu bisa mengeluarkan ide dan gagasan serta passion-nya dalam berbagai bidang. Aku tahu hal tersebut telah melatih jiwa kreativitasku hingga kini. Aku mengirimkan sebuah gambar yang terdiri dari hamparan sawah, pohon kelapa-sesuai dengan bayanganku ketika ingin mondok-, taman yang dipenuhi rerumputan hingga bentuk gambar menyerupai batu dan ada sedikit rumput disampingnya. Kalau diilustrasikan kira-kira seperti ini:
Kala itu, aku meminta tolong kepada Ibuk untuk mengirimkan naskah tersebut ke redaksi acara "Selamat Pagi" di TVRI.
Aku : Buk, saget nedi tulong ngirimke niki?(red;Bahasa Jawa)
Ibuk: Gawe opo iki le?
Aku: Niki damel quiz teng TVRI.
Ibuk: Oiyo, pinter sampeyan, gambare apik.
Intinya, Aku meminta tolong ibuk untuk mengirimkan paketan itu ke redaksi TVRI dalam tajuk quiz. Sontak saja, Ibuk langsung tidak berpikir panjang karena memandang hal positif dalam memacu adrenalin kreativitasku kala itu. Seingatku, ibuk mengirimkannya menggunakan jasa JNE untuk kirim. Waktu itu juga, aku masih ingat betul berujar kepada ibuk, ini jasa paket apa?kenapa tidak kantor pos?. Maklum saja bahwa bocil pada masanya sangat kental dengan nuansa pos oleh PT. Pos Indonesia sehingga ada julukan "kantor Pos".
Alhamdulillah, aku telah selesai menuntaskan studi di 3 Pesantren sekaligus yaitu; Pesantren Darussalam Blokagung-Banyuwangi, Pesantren Asshiddiqiyah 10 Cianjur, dan Pesantren Cendekia Amanah Depok. Setelahnya, melalui Pesantren Cendekia Amanah, aku ditunjuk sebagai nadzir-pengelola- atas rumah wakaf di daerah Pabuaran, Kab.Bogor. Rumah seorang pensiunan Telkom-Kini, telah pulang ke Rahmat ALLAH SWT. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di Sisi-Nya, Amin- seluas 123 M3 dengan size rumah tipe 54 sangat nyaman sebagai tempat persinggahan para umat pencari Tuhan. Konsep sederhana dengan visi yang tidak sederhana yaitu;memberantas buta membaca dan memahami Alquran telah aktif selama 3 tahun berjalan. Alhamdulillah, di kala awal pembukaannya, ada seorang hamba Allah SWT. yang mendermakan sebagian rejekinya untuk sarana Rumah Ngaji Cendekia Amanah, Kab.Bogor.