Mohon tunggu...
Ahmad afif
Ahmad afif Mohon Tunggu... Dosen - Afif

fleksibel adalah kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pragmatisme Etika Pendidikan

17 Februari 2024   09:59 Diperbarui: 17 Februari 2024   10:04 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang benar adanya, salah satu tingkat kesuksesan seseorang ditentukan oleh prestasi pendidikannya, akan tetapi itu bukan menjadi hal yang mutlak. Kesuksesan seseorang justru banyak diraih dari kreatif dan inovasinya dalam mengarungi samudra kehidupan.

Sudah saatnya Republik ini menyadarkan para insan pendidikan dari fenomena mahalnya pendidikan yang dikaitkan dengan variabel tingkat pendidikan. Sudah saatnya para civitas akademika bangun dari tidurnya dan sadar bahwa pendidikan tidak harus mahal, namun yang mahal itu adalah fasilitas pendidikannya. Orang mencari pendidikan kadang yang dicari adalah fasilitas dibandingkan konten yang disajikan oleh lembaga tersebut, atau bahkan orang mencari nilai dari Pendidikan, tanpa melihat fasilitas. Hal ini merupakan dua perkara yang berbeda antara fasilitas pendidikan dan konten Pendidikan.

Sebut saja apabila orang ingin menjadi pilot atau dokter, otomatis biayanya juga mahal karena distribusi dari lulusan ini juga nantinya akan dipekerjakan kepada sektor-sektor yang nyaris eksklusif. Perbedaannya ada pada jurusan sosial humaniora, sebut saja pendidikan atau manajemen Pendidikan. Otomatis biaya untuk pendidikan perguruan tinggi seperti ini juga tergolong murah dibandingkan pilot ataupun dokter. Mengapa demikian? karena rata-rata gaji pendidik itu di bawah pilot dan dokter.

Ibnu Khaldun merupakan tokoh sekaligus pemikir yang banyak menemukan ide-ide realitas interdisipliner antara satu disiplin ilmu dengan yang lainnya. Beliau berhasil mengumpamakan sebuah paradigma ekonomi dengan politik. Keduanya itu ibarat dua mata koin yang beda sisi, namun dalam satu rangkaian koin. Ilmu ekonomi tanpa ilmu politik itu nonsene. Ataupun sebaliknya, politik tanpa ekonomi akan sulit tercapai tujuannya.

Begitu juga, kita harus mengasumsikan bahwa pendidikan dengan etika itu merupakan rangkaian mata koin yang beda sisi, namun satu bagian. Pendidikan tanpa etika itu tidak bisa berjalan, dan etika tanpa pendidikan tidak akan bisa hidup. Keduanya ibarat tubuh dengan rohnya, yang satu sebagai nyawa dan satunya jasad.

DR. Ahmad Afif, SPd, M.E.

Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun