Mohon tunggu...
Ahmad afif
Ahmad afif Mohon Tunggu... Dosen - Afif

fleksibel adalah kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Petani Muda dan Pesantren

6 Februari 2024   11:07 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forum pelatihan Petani Muda Berkelanjutan oleh Kemenpora RI, Banten 16 Oktober 2023.  Dokumen Pribadi 

PETANI MUDA DAN PESANTREN

Oleh: 

DR. Ahmad Afif, S.Pd, M.E

DR. Ahmad Afif, S.Pd, M.E

Faktor regenerasi petani muda tidak bermasalah di dunia Pesantren. Hal ini dikarenakan Pesantren yang ada di Indonesia kurang lebih 30 ribuan dengan estimasi santri jutaan yang tersebar di seluruh Nusantara (Kemenag, 2022) menimba ilmu di usia produktif yaitu; mulai anak-anak sampai usia muda. Kondisi ini menimbulkan sebuah fenomena regenerasi di bidang pertanian yang nyaris tidak menemui kendala berarti.

Forum pelatihan Petani Muda Berkelanjutan oleh Kemenpora RI, Banten 16 Oktober 2023.  Dokumen Pribadi 
Forum pelatihan Petani Muda Berkelanjutan oleh Kemenpora RI, Banten 16 Oktober 2023.  Dokumen Pribadi 

Data dari Kementerian Agama 2022, menyatakan bahwa model Pondok Pesantren atau khususnya dalam bidang bisnis rata-rata mempunyai corak masing-masing sesuai dengan keadaan geografis Pesantren itu berada. Pertanian dan peternakan berada di ranking 3 dan 4, statistik ini membuktikan bahwasanya Pondok Pesantren masih eksis dan kedepannya harus terus digembleng perkembangannya, khususnya di sektor pertanian dan peternakan. Walaupun, kita tidak meng-eliminir bahwasanya Pondok Pesantren dan peternakan serta pertaniannya juga menggunakan tenaga outsourcing, artinya bahwa Pondok Pesantren tidak 100% menggunakan tenaga santri untuk menggarap pertanian dan peternakannya. Fenomena ini dipertegas oleh Dyah Anugrah Kuswardani, Kepala Badan Pusat Statitik, 20 Juni 2023, bahwa petani muda di Indonesia setiap tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Namun, yang menjadi catatan kita bersama bahwa di Pondok Pesantren adalah; sebuah tempat resources di mana santri yang berusia belia masih bisa mendapatkan pendidikan pertanian dan peternakan, minimal dalam ranah edukasi yang aktivitasnya tidak lepas dari pertanian dan peternakan. Beberapa Pesantren yang telah berhasil mengekspor produksi seperti hasil pertaniannya dan hasil peternakannya bahkan telah diagrobisniskan dan packaging menjadi produk yang secara instan untuk dikonsumsi. Rata-rata juga melibatkan santrinya dalam hal packaging, dalam hal manajemen, dan lain sebagainya. Salah satu contoh Pesantren yang eksis di dunia pertanian  yaitu Pesantren di Al-Ittifaq, Ciwidey, Jawa Barat. Di samping itu juga, ada Pesantren yang ada di daerah Jawa Timur Indonesia, oleh pemerintah provinsi Jawa Timur dengan programnya One Pesantren One Product (OPOP )telah berjalan dengan optimal. Elaborasi dari edukasi kebijakan pemerintah dan juga semangat mendidik Pondok Pesantren inilah yang membuat regenerasi petani muda itu akan terus mengalami penambahan dari tahun ke tahun.

Oleh karenanya, ada dua strategi penting yang harus dilakukan oleh Pondok Pesantren dalam mematangkan regenerasi petani muda selaras dengan kualitasnya. Pertama, membuat sistem pendidikan yang ramah dengan dunia pertanian dan peternakan. 

Kedua, memfasilitasi para santri dengan membuat inkubasi pertanian dan peternakan di Pesantrennya masing-masing. Melalui sistem yang ramah dengan pola pendidikan dengan tema pertanian dan peternakan ini harus dimulai oleh Pesantren sejak santri-santri di usia remaja atau bahkan di usia setingkat SLTP. 

Pola ini dimaksudkan untuk memupuk nilai fundamental pemahaman dan pembiasaan mereka untuk dibukakan wawasan cakrawala pertanian dan peternakan itu sangat penting. Anak-anak sudah harus mulai membuka wawasannya terhadap pemahaman menanam itu membutuhkan proses yang tidak sederhana, sedangkan mengkonsumsi makanan itu sangat sederhana prosesnya. Dari pemahaman tersebut, minimal para santri sejak usia setingkat SLTP tidak serta-merta semena-mena mempunyai pola konsumsi berlebihan terhadap makanan mereka setiap hari.

Pembelajaran bertani di usia muda dengan fun di Pesantren Cendekia Amanah, Depok. 13 Oktober 2023. Cendekiamanah.sch.id
Pembelajaran bertani di usia muda dengan fun di Pesantren Cendekia Amanah, Depok. 13 Oktober 2023. Cendekiamanah.sch.id

Di samping itu, di usia setingkat SLTA, anak-anak santri perlu berkecimpung dalam dunia pertanian dan peternakan tidak harus mereka kotor-kotoran setiap hari atau setiap waktu dalam artian seperti itu. Akan tetapi, bisa dibuat dan diintegrasikan dengan kurikulum pendidikan formal dengan tema ekstrakurikuler atau bisa dimasukkan ke materi muatan lokal seperti halnya Pramuka, kesenian, dan lain sebagainya. Dengan sistem yang terintegrasi dengan pendidikan yang selaras dengan Pondok  tersebut, akan bisa membuahkan harapan bahwa pertanian dan peternakan beserta regenerasinya akan dapat dicapai dengan maksimal.

Selanjutnya, Pesantren sebisa mungkin harus mempunyai laboratorium atau ruang praktik untuk sarana edukasi dan juga bisnis di bidang pertanian dan peternakan. Tidak harus membutuhkan tanah yang luas, akan tetapi bisa dengan konsep teknopreneur dengan sarana hidroponik, pola pertanian aquaponik, ataupun pada bidang peternakan bisa membuat pola kandang dengan closed house system, atau bisa juga membuat sarana yang sifatnya edu farming. Ke semua hal itu dimaksudkan sebagai langkah Pesantren memaksimalkan regenerasi petani muda di lingkungannya. Urgensi dari regenerasi petani muda di Pesantren itu sangat penting. Kasus krisis pangan dunia dibarengi dengan energi akan memaksa seluruh stakeholder untuk mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari secara optimal.

Pesantren harus memulainya dari sektor pertanian dan peternakan, yang mana akan menjadi lumbung  untuk mewujudkan swasembada pangan di Pondok Pesantren serta sirkulasi bisnis pesantren. Sebagaimana yang tertera pada alasan mengapa petani muda perlu digarap di Pesantren, seluruh stakeholder harus bekerja sama secara maksimal untuk mengejar swasembada energi pada kesempatan berikutnya, karena pangan dan energi itu adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. FAO, 2022 dan juga IEA, 2022 memprediksi bahwa dunia akan mengalami krisis yang sangat mengerikan di tahun 2040 ke atas di kedua sektor ini. Oleh sebab itu, Pesantren secara historis mempunyai latar belakang kemandirian sejak Indonesia meraih kemerdekaan sampai sekarang.

DR. Ahmad Afif, S.Pd, M.E.

Public Relation Gerakan Pengasuh Pesantren Indonesia (GAPI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun